3 Desember 2017, sepuluh hari setelah hari-Z.
Akihiko, Eiichi, Hayami, Jirou, Emi, dan Keita, berada di mobil yang Eiichi jarah sehari sebelumnya. Melintasi distrik perbelanjaan dengan laju mobil yang agak lambat.
Jalan ini seharusnya sudah mulai ramai oleh euforia natal, seperti tahun-tahun sebelumnya. Hiasan natal seharusnya sudah terpasang dimana-mana, begitu juga dengan beberapa gadis pembagi brosur yang mengenakan pakaian bernuansa natal.
Namun tidak dengan tahun ini, musibah ini mengubah segalanya. Sejauh mata memandang, sama sekali tidak ada orang di sini. Yang tersisa hanyalah bekas kerusuhan atau pergumulan hebat yang terjadi di sana beberapa waktu sebelumnya.
"Rasanya menyedihkan sekali," gumam Jirou sambil menghela nafasnya panjang.
"Hmm? Kau mengatakan sesuatu?" hanya Akihiko yang mendengar dan merespons pemuda itu, wajar saja, hanya mereka berdua yang berada di belakang mobil.
"Tidak," Jirou terkekeh pelan, terdengar jelas penuh akan keterpaksaan, "Aku hanya sedang berpikir."
"Kupikir menyedihkan sekali, kita harus mengalami semua ini, sendirian. Kita terisolasi dari dunia, kita sudah seperti mati di mata mereka," lanjut Jirou, "Padahal sebentar lagi natal."
"Aku setuju," Akihiko kemudian menunduk sambil mendesah panjang, perasaan pasrah dan lelah bercampur dengan semangat yang membara untuk bertahan hidup di tengah situasi menyedihkan ini.
"Oh ya, kalau tidak salah..." ujar Akihiko, tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Sebentar lagi kau berulang tahun bukan?" lanjutnya.
"Ah, kau ingat rupanya!" Jirou; pemuda yang berulang tahun pada tanggal tujuh belas Desember itu terkekeh pelan, tentu merasa senang karena temannya mengingat tanggal kelahirannya.
"Tapi, aku punya perasaan ulang tahunku bakal buruk tahun ini, karena... Yah, kau lihat sendiri karena apa," ia tertawa kecil.
"Jangan konyol," Akihiko merangkul Jirou sambil tertawa, "Kita cari cara untuk membuat hari ulang tahunmu tidak terlalu buruk oke?"
"Seperti melakukan hal yang menyenangkan, seperti... Hmmm, kau suka membantai zombie?"
Dua teman itu tersenyum, nyaris terkekeh, hanya saja situasinya sangat tidak memungkinkan bagi mereka untuk tertawa.
Tiba-tiba saja Eiichi menginjak rem mobil itu, membuat mobil itu berhenti mendadak dan membuat semua penumpang di dalamnya tersentak terkejut, termasuk Akihiko dan Jirou yang berada di bagian belakang mobil.
"Sialan, apa-apaan sih Eiichi?" umpat Jirou, yang langsung saja mendapatkan jawabannya secara visual.
Sekelompok orang, yang tepatnya berjumlah delapan orang, berdiri di tengah-tengah jalan, menghalangi laju mobil yang Akihiko dan kawan-kawannya tumpangi. Semuanya pria, empat dari mereka membawa pemukul baseball, tiga lainnya membawa pipa tembaga, dan satu orang membawa pistol.
"Kami kelaparan, kesulitan, dan butuh... Bantuan dari kalian. Tidak lebih kok~" ujar salah seorang dari mereka yang mewarnai rambutnya menjadi pirang, ia lah yang memegang sebuah pistol.
Ia lalu mendekati mobil itu sambil menyipitkan matanya, seperti berusaha untuk melihat dengan jelas menembus kaca depan mobil itu, ke dalam bangku penumpang. Teman-temannya pun mengikuti ia.
"Wah, kalian bawa gadis? Bagus juga, kita butuh juga itu," ujar pria itu sambil berjalan dengan lebih semangat ke sisi kiri mobil itu, ke arah dimana Emi duduk.
Ketegangan menyelimuti semua yang berada di dalam mobil itu, juga Akihiko dan Jirou yang bersembunyi di belakang mobil itu, bersiasat untuk melancarkan serangan dadakan jika memang diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Report : Kinzokushima
Aksi[Highest Ranking : #13 on Zombies (04.10.18)] Petaka menaungi seluruh langit pulau buatan manusia yang bernama Kinzokushima. Layaknya anjing yang menggigit tangan majikannya, serum yang dikembangkan para ilmuwan yang bekerja di bawah pemerintah Jepa...