Dengan sesenyap mungkin, Akihiko memutar pegangan pintu kamarnya lalu mendorong pintu kayu tersebut dengan usaha maksimal untuk tak membuat sedikitpun suara. Ia menyelipkan tubuhnya keluar dari pintu yang hanya terbuka sedikit itu.
Dengan nafas yang tercekat dan langkah kaki yang terbilang lamban dan penuh keraguan; ia berjalan menuju ke arah tangga. Kini ia menyesal karena ia mematikan lampu seluruh rumah kecuali kamarnya.
"Sial, ini membuat situasi menjadi semakin baik saja..." pikirnya.
Tak butuh waktu lama sampai ia tiba di lantai satu, dan segera saja ia menodongkan senjata apinya itu lurus ke depan. Menurutnya ini posisi yang benar--setidaknya seperti itulah posisi yang ia lihat di video game dan juga film-film laga. Sementara itu, Eiichi bangkit dari posisi duduknya dan meraih pisau lipat yang ditinggalkan Akihiko.
"Kita tak bisa biarkan dia turun sendirian, Jirou..." ujarnya.
"Apa kau gila, Eiichi? Itu berbahaya tahu?", jawab Jirou sambil menarik lengan jaket Shimizu yang hendak pergi.
"Justru karena itu, bagaimana kalau sesuatu terjadi padanya, dasar bodoh..." geram Eiichi--ia sungguh tak habis pikir dengan temannya; Jirou ini.
"Itu paling hanya tikus atau apa, Eiichi?" jawab Jirou lagi.
Kini Eiichi benar-benar muak, "Teman kita di bawah sana, menghadapi sesuatu yang tidak ia--ataupun kita ketahui dan kau bisa-bisanya berbicara seperti ini?!" bisiknya dengan jengkel, ia tahu betul bahwa sejak Pulau Kinzokushima dibuat, tidak ada hama pengerat seperti tikus; yang ada hanyalah burung dan beberapa jenis serangga saja--yang berhasil bermigrasi melalui udara.
"Tidak ada apa-apa, Eiichi berhentilah paranoid seperti itu!" bahkan Jirou pun kini menjadi sangat emosional--berada di bawah situasi tertekan seperti ini bukanlah hal yang ia gemari.
Eiichi yang memang secara fisik kuat itu kemudian mendorong bahu Jirou hingga ia terduduk di pinggir kasur Akihiko, "Diamlah di situ... Aku tak ingin berkelahi, ataupun berdebat..." ujarnya dengan tegas dan penuh kewibawaan kemudian beranjak dari kamar itu, meninggalkan Jirou sendirian.
Setelah Eiichi memperlakukannya seperti itu, Jirou kembali berdiri kemudian perlahan-lahan duduk di atas meja belajar yang tepat berada di seberang tempat tidur itu, ia menatap ke arah pintu dengan penuh amarah dan kebencian.
"Hanya karena kau sabuk hitam judo dan karate tak berarti kau bisa memperlakukanku seperti itu, bajingan." geramnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Aku benar-benar tak habis pikir..." lanjutnya sambil memutar tubuh bagian atasnya untuk melihat ke luar jendela--yang menghadap ke arah Selatan, ke arah jalan yang menuju ke taman tempat mereka bermain skateboard sore sebelumnya, ia mendapati beberapa orang nampak berjalan terpincang.
"Mereka... Ini sebenarnya apa yang terjadi sih..." mereka persis seperti mayat hidup yang ia lihat di televisi dan juga video game, semua ini membuat mereka tak bisa berpikir lurus.
Saat ini, Eiichi telah berada di lantai satu--tak jauh dari Akihiko yang terlihat berdiri tanpa suara menatap ke arah ruang tamu.
"Ada apa..?" tanyanya dengan pelan--namun respon Akihiko adalah gestur tangan ke belakang--yang memberikan tanda bagi kawannya untuk diam atau berhenti.
Apapun itu, Eiichi dapat menerka bahwa sesuatu tengah terjadi di sini, maka ia berinisiatif untuk berjalan menyusul Akihiko.
Ketika ia telah berada di belakang Akihiko, kedua maniknya terbelalak lebar. Dari belakang bahu Akihiko, ia dapat melihat seseorang meletakkan kedua telapak tangannya pada pintu kaca di ruang tamu Akihiko--yang menghadap ke arah halaman samping rumahnya, apakah ia memanjat masuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Report : Kinzokushima
Action[Highest Ranking : #13 on Zombies (04.10.18)] Petaka menaungi seluruh langit pulau buatan manusia yang bernama Kinzokushima. Layaknya anjing yang menggigit tangan majikannya, serum yang dikembangkan para ilmuwan yang bekerja di bawah pemerintah Jepa...