Blam! Pintu belakang mini-market itu tumbang setelah Goro; teman Saburou menendangnya dengan keras. Setelah jalan terbuka, mereka yang berjumlah lima orang satu-per-satu memasuki gedung kecil itu, dipimpin oleh Saburou, diikuti oleh Eiichi dan Akihiko, sementara Jirou menetap di mansion.
"Aku merasa bersalah melakukan ini", ujar Akihiko sambil terkekeh pelan.
"Jangan naif, Akihiko... Di saat seperti ini hukum tidak lagi berlaku", sahut Saburou seraya membuka tas ranselnya dan mulai memasukkan barang-barang yang mereka butuhkan.
Teman-teman Saburou juga dengan cekatan langsung saja melakukan apa yang Saburou lakukan, hanya Eiichi dan Akihiko yang ragu melakukannya.
"Aku tahu, tapi aku masih merasa tidak enak", Akihiko terkekeh pelan sambil mulai memasukkan barang-barang ke dalam tasnya.
"Dengan pikiran seperti itu kau akan terinjak dan mati dengan cepat, Akihiko", Saburou terkekeh dingin.
Eiichi dan Akihiko saling memandang dengan tak nyaman.
"Hei, aku cuma bercanda, jangan seperti itu, kalian", ujar Saburou ringan.
"Heh... Tentu saja", jawab Akihiko seraya melirik ke arah Eiichi sambil mengangkat bahunya.
"Aku sudah memasukkan snack-snack, makanan, minuman, dan... Beberapa perban... Apalagi yang kita butuhkan, Saburou-san?", ujar teman Saburou yang bernama Arima.
"Bir?", Saburou menaikkan sebelah alisnya.
"Apa-apaan?", ujar Goro terkekeh pelan.
"Yah, aku hanya bilang kita bisa saja bersenang-senang sedikit? Terlalu stres tidak baik...", jawab Saburou.
"Di akhir dunia kau masih saja memikirkan hal-hal seperti itu...", Eiichi menggelengkan kepalanya sambil tertawa pelan.
"Justru itu maksudku", timpal Saburou lagi, "Kalau akhir dunia mana ada psikiater yang buka?".
Mereka hanya tertawa mendengar gurauan Saburou, namun Goro terlihat benar-benar sedang mengambil beberapa kaleng bir dari lemari pendingin, membuat mereka semakin geli.
"Sekalian ambil kond*m juga untuk jaga-jaga!", ujar Saburou.
"Astaga, Saburou-kun... Kamu ini kenapa sih", Akihiko menggaruk kepalanya sambil tertawa.
Tiba-tiba saja seekor zombie melesat keluar ketika Arima membuka pintu menuju kantor mini market itu. Dan gigitan pun tak terelakkan lagi.
"Aaaaahhhh!!!!", jerit pemuda itu kesakitan, zombie itu sangat kuat hingga mendorongnya hingga jatuh, "Tolong! Lepaskan! Lepaskan!!".
"Shit!", umpat Goro seraya menendang zombie tersebut dengan keras hingga tersingkir dari atas temannya yang ialang itu. Dilanjutkan oleh ayunan baseball bat yang amat keras dari Akihiko, yang nyaris terlihat jelas meremukkan dan meratakan tulang hidung dan mulut si mayat hidup.
"Grrraaahh!", Akihiko kembali memukul kepala zombie yang terbaring di lantai itu, membuat darah terciprat kemana-mana, mengakhiri zombie itu dengan pasti.
"Sialan...", geram Goro seraya memegang temannya itu di kedua tangannya, "Oi, bertahanlah kau akan baik-baik saja!".
Tak lama, terdengar suara erangan dan rintihan ngeri dari luar minimarket itu, dapat dipastikan kebisingan tadi menarik perhatian mayat-mayat hidup di luar sana.
"Oi, kita harus cepat", ujar Eiichi seraya berusaha untuk membantu Goro mengangkat temannya itu.
"Tidak ada waktu", ujar Saburou sambil menyiapkan senjata apinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Report : Kinzokushima
Action[Highest Ranking : #13 on Zombies (04.10.18)] Petaka menaungi seluruh langit pulau buatan manusia yang bernama Kinzokushima. Layaknya anjing yang menggigit tangan majikannya, serum yang dikembangkan para ilmuwan yang bekerja di bawah pemerintah Jepa...