Bab 6 : Kekacauan di Suaka

50 13 4
                                    

Dengan sirine yang melambung tinggi, para kelompok bersenjata segera bergegas ke gerbang depan. Derap langkah cepat mereka terdengar jelas walau suara rintik hujan yang deras mendominasi suara-suara yang ada di sana.

"Mereka menjadi lebih gila, Hideaki!" ujar salah seorang pria yang baru saja bergegas dari arah gerbang gedung apartemen itu.

"Tahan mkereka dengan cara apapun!!" seru Hideaki seraya mempercepat langkah kakinya, tak hanya dirinya, orang-orang yang bergegas bersamanya juga melakukan hal yang sama.

'Blam! Blam!', pintu besar itu terhentak-hentak dengan suara yang sangat nyaring.

Pipa logam yang menahan genggaman pintu tersebut perlahan-lahan melengkung dan membengkok seiring dengan setiap hantaman yang diberikan oleh zombie yang berada di balik pintu itu. Mereka mendobrak dengan kekuatan yang sangat abnormal, hingga para penjaga yang sejak semula berada di sana menahan pintu tersebut dengan sekuat tenaga mereka.

Jantung berdegub dengan kencang ketika mereka mendengar erang-erangan zombie dari dekat--hanya sebatas sebuah pintu saja.

Perlahan-lahan pintu itu mulai terbuka, dan dari sela-sela antara kedua pintu itu mulai terlihat gerombolan mayat hidup yang berusaha untuk masuk.

Melihat pipa logam yang semakin lama semakin bengkok Hideaki mulai berpikir bahwa ini adalah usaha yang sia-sia, "Cepat!!! Kumpulkan meja dan kursi di sini!!"

Dengan cekatan, sebagian dari mereka bergegas untuk mengambil meja-meja dan kursi-kursi yang Hideaki minta, sementara sebagian lainnya berjaga di pintu yang perlahan-lahan terbuka itu.

Tanpa perlu dijelaskan lebih detil lagi, mereka mulai menumpuk meja-meja dan kursi itu di belakang pintu tersebut, dengan harapan bebannya mampu menahan zombie-zombie yang mencoba untuk masuk itu.

Tak butuh waktu lama hingga segunung kecil tumpukan kursi, meja, bahkan terlihat sebuah lemari terkumpul di belakang pintu itu. Namun sia-sia saja karena perlahan-lahan pintu itu terbuka semakin lebar. Mereka mulai memegang senjata mereka masing-masing dengan erat, raut cemas dan takut tak dapat mereka singkirkan dari wajah mereka.

"Bersiaplah!!" seru Hideaki sambil mengokang senapannya itu lalu mengarahkannya pada sela-sela pintu dan mulai menembaki zombie-zombie yang dapat ia lihat dan jangkau dengan tembakannya.

Walaupun beberapa zombie tumbang, jumlah keseluruhan mereka masih sangat banyak--sehingga pintu itu pun tak henti-hentinya terhentak oleh dobrakan demi dobrakan yang diberikan makhluk yang tak lagi memiliki pikiran itu. Tiba-tiba saja sebuah hantaman kuat membuat celah pintu itu terbuka semakin lebar.

"Sialan!!" ucap Jirou menyumpah seraya menembaki zombie yang mencoba masuk melalui celah-celah pintu itu dengan membabi-buta. Memang pada akhirnya zombie yang ia targetkan itu mati, namun peluru yang dimuntahkan sangat banyak. Ketika zombie lain mencoba untuk memasukkan tubuhnya, sebuah peluru menyambutnya tepat di dahinya--kemudian disusul oleh ayunan pedang kayu Eiichi yang telak menghantam wajah mayat hidup itu hingga hancur.

'Buagh!', suara nyaring terdengar ketika pedang kayu Eiichi beradu sangat keras dengan tengkorak zombie yang lainnya lagi, "Mereka terlalu banyak!!", geram Eiichi. Sementara itu beberapa zombie akhirnya berhasil masuk dengan melalui tumpukan perabot dan celah pintu yang cukup sempit. "Sial! Sial! Sial! Sial! Sial!", umpat Akihiko seraya menembaki mereka dengan pistolnya, dibantu oleh Jirou dengan senapan berburunya. Zombie-zombie yang berhasil masuk itu membuat orang-orang yang berada di dalam sana cukup panik hingga situasi pun dengan mudah lepas kendali.

Mereka yang semula menahan pintu kini meninggalkan posisinya, sebagian dengan gencar berusaha untuk menyerang zombie yang masuk, sebagian bahkan mencoba untuk kabur. Akhirnya pintu itu tak kuasa menahan serangan zombie-zombie itu dan pada akhirnya terbuka lebar setelah pipa logam yang menahannya patah menjadi dua. Situasinya sangat buruk.

Mission Report : KinzokushimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang