Zahra pulang ke rumahnya dengan langkah lusuh. Beruntung tadi Alvin sempat membawanya ke kantin untuk sarapan. Terdengar langkah seseorang di belakangnya. Merasa tidak enak, ia langsung berbalik ke arah seseorang itu.
"Elo? Ngapain lo ngikutin gue?"
"Ge-er banget sih jadi cewek." Alvin menoyor kepala Zahra.
"Ngga sopan banget lo!!" decak Zahra kesal.
"Rumah gue tuh ke arah sini."
"Pantesan. Gue kira lo mau culik gue terus jadiin gue budak lo."
"Yaa bisa jadi."
Mendengar jawaban Alvin, Zahra langsung mundur satu langkah.
"Biasa aja kali. Maksud gue bisa aja kan gue culik hati lo?"
"Ng- apaan sih lo ngga lucu!" Zahra yang merasa dipermainkan mempercepat langkahnya.
"Ehh tungguin dong!" Alvin dengan cepat menyeimbangkan langkahnya dengan Zahra. "By the way, selamat ulang tahun."
Tiba-tiba langkah Zahra terhenti. "Lo tau darimana?"
"Dasar kepo, taulah gue gituu..." Alvin mengangkat tangannya mengacak-acak poni Zahra. Tapi Zahra malah diam tak berkutik. "Aishh cewek ini, udah tau orang ngucapin selamat ulang tahun lo malah diem aja."
"Lo orang pertama yang ngucapin itu ke gue. Bahkan orang tua gue dan Kak Iel aja lupa. Thank."
"Ngga usah segitunya kalii. Kata-kata lo lebay." Alvin menjitak jidat cewek yang berada tepat di depannya.
"ALVINN!!" Zahra mengelak.
Keduanya tertawa dan melanjutkan langkah mereka.
Ternyata dari kejauhan Gabriel memperhatikan tingkah kedua makhluk itu. Sebelumnya Zahra tidak pernah tertawa sekeras, seceria itu di hadapannya. Satu hal lagi. Tahun lalu Gabriel jadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Zahra. Ia bahkan berjanji akan melakukan hal yang sama di tahun depan. Tapi kini? Malah seseorang yang baru saja Zahra kenal mengambil alih posisi itu. Ada rasa sakit yang mengganjal di dadanya. Padahal biasanya ia selalu cuek dengan kelakuan-kelakuan Zahra. Ya rasa itu! CEMBURU!
***
Seluruh ruangan Giggle Box penuh dengan hiasan ala Sofia, Sindy, Bi Surti, dan OH MY GOD! Gabriel? Suasana ini sengaja dibuat untuk menyambut hari jadi Zahra.
"Gue ngga sabar pingin liat gimana reaksi Zahra." bisik Sindy sambil mematikan lampu.
"Padahal tadi di kelas gue gatel banget pengen ngucapin selamat ke Zahra." celetuk Sofia.
"Sama gue juga. Malah ada kejadian tak terduga yang gilaaaa bikin gempar sekolah. Besok pasti anak-anak pada nanya-nanya ke Zahra deh."
"Apa lo bilang? Jadi ini semua ulah lo?"
"Ehh...ng buk-bukan gitu Kak." buru-buru Sindy membungkam mulut Sofia.
KLIK. Pintu Giggle Box terbuka.
"Ehh loh kok lampunya mati?" Zahra terkejut mencari saklar supaya lampu bisa menyala. Baru disentuhnya saklar itu, tiba-tiba lengan Zahra seperti ada yang menarik. "Aaaa...." teriaknya keras.
"Selamat ulang tahun Zahra...!!!"
Semua orang yang ada di ruangan ternganga melihat Zahra sedang berada dalam pelukan Alvin. Spontan Zahra melepaskan pelukannya dan mundur dari hadapan Alvin begitu melihat Gabriel ada di sampingnya.
"Dasar bajingan!!" Gabriel mengambil keputusan menghajar Alvin hingga tersungkur ke lantai. Merasa belum puas, Gabriel langsung memukul wajah Alvin. Terlihat ujung bibirnya mengeluarkan darah segar. "Lo mengambil kesempatan dalam kesempitan! Iya, kan? Ngaku lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Cerita Cinta
Teen FictionIni dia! Pangeran kegelapan dan sang pahlawan kesiangan. Siapakah diantara mereka yang akan mendapatkan hati sang putri? Akankah mereka bisa berjuang melawan masalah dan masalalu yang terus menghantui dan mengelilingi seluruh ruang otaknya? Gabriel...