BAB 10

27 0 0
                                    

Jhounief

Mataku bertemu dengan sepasang mata bening yang membulat sempurna karena terkejut. Oh my !!! Itu adalah mata yang selama ini kurindukan. Walau beberapa hari lalu kami sudah bertemu di rumah sakit dalam situasi yang canggung.

Suara gadis berambut cepak di seberang tempat dudukku tak begitu terdengar. Hanya sedikit yang kutangkap, yaitu kata "Bu Kris.."
Aku terlalu sibuk menahan debar jantungku demi melihatnya lagi. Gadis putih abu-abu ku.

" Kristal..."

Dia mendekat dan menjabat tanganku, kemudian duduk bersebelahan dengan gadis berambut cepak di depanku.

"Pak Jhon, ini Bu Kris... Saya mohon undur diri dulu, karena ada beberapa berkas yang belum saya bereskan "
Gadis berambut cepak sekilas melihat jam tangannya untuk selanjutnya pergi meninggalkan kami.

" Aku tak mengira, jika manager di tempat ini adalah kamu Kris. Atau Bu Kris...hehehehe jika ku tahu lebih awal, pasti..."

Sengaja kugantung kalimatku untuk menunggu reaksinya.

Ternyata dia tetap diam menunggu aku melanjutkan kata-kataku.

" Ah..sudahlah. Kembali ke tujuanku kesini. Selain penasaran dengan Bu Kris yang seminggu lalu membatalkan janji makan siang denganku, aku juga ingin menanyakan tentang surat-surat kendaraan yang kubeli 2 minggu lalu."

Sedikit pias merah di wajah membuatnya semakin manis. Dahinya mengernyit mendengar alasannku.

" Maaf, bukan saya yang membatalkan. Tapi anda yang datang terlambat, sedangkan saya harus segera ke rumah sakit karena ibu saya harus masuk ICU, jadi saya kira itu bukan salah saya."

" Berhenti ber-saya dan anda Kris. Aneh rasanya. Kita bicara seperti biasanya saja. "

Kristal mengedikkan bahu dengan sedikit melipat mukanya. Ekspresinya membuatku gemas  ingin meraihnya dalam pelukanku segera.

Sabar Jhon, masih ada kesempatan lain, hiburku dalam hati.

" Saya hanya ingin bersikap sopan karena kita ada di lingkungan kantor dan tentu saja karena anda adalah klien kami.."

" Stop Kris !! Sekali lagi kamu panggil aku dengan ANDA, aku akan berbuat sesuatu padamu yang dapat mempermalukan kita di tempat ini."

Sengaja kutekankan kata anda dengan sedikit seringai untuk menakutinya. Dan aku berhasil, karena kulihat dia sedikit panik.

" Ah..baiklah..aku minta maaf. Aku hanya ingin bersikap profesional."

Dia berhenti sejenak dan mengambil napas pelan sebelum melanjutkan bicara. Aku masih setia menunggu dan mengamati mimik wajahnya yang menarik itu.

"Untuk surat kendaraan sekitar 3 atau 4 hari lagi. Nanti kakak akan kuhubungi. Atau biar diantar asistenku ke kantor kakak saja. Karena berkasnya masih di proses di kantor Samsat."

Aku diam mengamatinya dan menikmati cara bicaranya yang halus. Mimik muka yang tak dapat kujabarkan apa atau mengapa aku menyukainya.

" Kakak ! Apa kau masih mendengar aku?
...haloo!!!"

Aku tersentak ketika tangannya melambai di depanku. Ups ! Aku spontan mengagguk.

" Loh kok cuma ngangguk saja kak? Ngerti nggak sama yang aku bicarakan tadi? Kakak sih asyik melamun sendiri.."

Kristal sewot, tambah cantik dia. Sedangkan aku hanya nyengir kuda, agak malu juga ketahuan sedang bengong.

" Iya, aku ngerti. Terserah kamu saja bagaimana. Aku nurut, dikerjakan sesuai prosedur saja."

"Baiklah. Terima kasih atas pengertiannya."

Kulihat jam ditanganku, sudah jam 5 sore. Bukankah dia waktunya pulang kantor. Akan kugunakan kesempatan ini.

" Sudah jam 5, bukankah showroom mestinya harus tutup?"

" Iya..tadi sebenarnya aku sudah berkemas untuk pulang. Tapi urung, karena ada tamu tak di undang."
 
Dia tersenyum jenaka menunjukkan deretan rapi gigi putihnya. Wow..silau men! Sekejap aku tersihir tak dapat memalingkan muka darinya. Kurasa aku semakin jatuh cinta pada Kristalku.

" Bagaimana kalau aku antar pulang"
Setelah sadar, aku menawarinya tumpangan seperti rencanaku sebelumnya. Dia mengernyit dan mengedik bahu.

" Maaf kak, aku pulang sendiri saja. Aku bawa mobil hari  ini."

" Baiklah..tidak masalah, aku bisa mengikuti mobilmu dari belakang. Aku akan mengawalmu sampai dirumah."
Aku bersikeras menanggapi penolakannya.

" Hei..aku bukan pejabat yang harus di kawal segala.. Jangan kak! Aku tidak mau merepotkan."
Aku berdiri, dia ikut berdiri.

" Ayolah Kris.. Aku tidak repot. Setelah membawa pulang mobilmu, aku mau mengajak kamu makan mungkin atau sekedar ke kedai kopi. Ada sesuatu yang mau kubicarakan denganmu. Bersiaplah."

Sejenak ia tampak berpikir, untuk kemudian mengedik bahu menyerah.

" Baiklah..tunggu sebentar aku akan mengambil tas dulu."

Yes!!!
Aku berteriak girang sepeninggal Ktistal keruangannya. Akhirnya aku dapat menjalankan rencanaku sejak seminggu lalu. Dan yang membuatku bahagia adalah kecanggungan diantara kami yang sebelumnya kurasakan, kini mulai terkikis.

Aku merindukan kedekatan kami seperti saat SMA. Harus ku urai kesalahpahaman yang pernah terjadi dulu.
Dan sudah bulat tekadku untuk kembali memilikinya. Bukan cinta monyet putih abu-abu lagi, namun cinta dewasa yang sebenarnya.

I love u Kristal.

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang