Kristalia POV
Huft !!! Aku benar-benar terkejut... Tanpa sengaja pandanganku tertumbuk pada sosok tinggi di seberang lapangan. Saat kusadari mata di balik kacamata hitam itu menatap balik ke arahku. Jantungku berdetak semakin cepat, ternyata hatiku masih peka dan merasakan reaksi yang sama.
Segera kupercepat langkahku meninggalkan lapangan berumput menuju tempat parkir. Iya sebelum ia menyadari keberadaanku, aku harus segera pergi meninggalkan stadion ini.
Kutarik napas lega saat vw kuningku telah melaju di jalan raya. Tapi debaran itu tak kunjung berhenti. Aku butuh sesuatu untuk mendinginkan kepalaku yang kurasa mulai berdenyut. Kuarahkan kendaraan ke food court yang letaknya jauh dari stadion.
Apakah dia sudah sempat melihatku tadi? Ah.. Kukira begitu, sekilas saat kulirik sebelum aku berbelok ke tempat parkir, pandangannya masih terarah kepadaku. Kurasa panas di pipiku mulai menjalar. Apa yang di lakukannya di sana? Hei, tentu saja dia berolah raga. Tolol!! Ku koreksi otakku, memang apalagi yang akan di lakukan orang yang memakai pakaian olah raga di stadion.
Sejak kapan dia kembali ke kota ini? Aku baru melihatnya tadi. Kuteguk air mineral di depanku, mengisi kerongkonganku dan menyejukkan otakku yang mulai panas lagi.
Aku sedang joging yang kulakukan setiap sabtu pagi karena pada hari itu aku libur kerja. Aku sangat menyukai berlari, karena aku menemukan ketenangan saat melakukannya. Dan berpikir dengan berlari seolah aku bisa meninggalkan kenangan- kenangan burukku dan segala masalahku. Aku merasa segar kembali setelah melakukannya. Biasanya aku mampu berlari 5 kali putaran, tapi tadi aku baru melakukan 2 kali putaran saat menyadari dia ada di sana.
Seseorang di masa lalu ku yang ku coba untuk melupakannya. Namun yang sering terjadi adalah hatiku yang berkhianat dengan merindukannya. Dan aku tak mampu mengendalikan debar jantungku saat berada di sekitarnya. Efek itulah yang membuatku terbirit-birit pergi saat menyadari dia ada di sana.
Wajahku kembali memanas mengingat kejadian saat pertemuan terakhirku dengannya. Ternyata rasa sakit dan malu itu masih ada diantara rindu yang menggunung untuknya. Aku penasaran apa yang di pikirkannya tentang aku saat ini ?
Jhounief POV
Akhirnya aku berada di sini juga lengkap dengan kostum olah raga dan sepatu bola. Kalau tidak karena desakan Yanu sahabatku, aku pasti masih bergelung di balik selimut ku yang hangat hingga matahari diatas kepala. Memang apalagi yang akan kulakukan di hari liburku.
Dan aku lebih suka berolah raga di gym daripada berpanas-panas di lapangan seperti ini. Namun adakalanya aku juga rindu bermain sepak bola dengan teman-temanku, seperti yang biasa aku lakukan saat SMU . Dulu kami sering melakukannya di tempat ini. Anggap saja ini reuni kecil dengan beberapa teman main bola ku.
Baru awal minggu kemarin aku pindah kembali di kota ini. Karena aku diangkat menjadi kepala cabang perusahaanku di kota ini. Kota ini adalah kota masa ABG ku yang penuh kenangan. Karena ayahku yang anggota TNI, maka kami sekeluarga sering berpindah kota tempat tinggal.
"Jhon !! Apa yang sedang kau pikirkan? Ayo kita mulai!!" teguran Yanu membuyarkan lamunanku. Dan segera kurenggangkan tangan dan kakiku, berlari kecil di tempat, ritual yg biasa dilakukan sebelum berlari mengelilingi lapangan. Kulihat Yanu sudah melesat meninggalkanku.
Sejenak kuhirup udara segar, kuamati sekelilingku di sisi kanan dan kiri lapangan tempat ini tidak banyak berubah, hanya mungkin pohon cemara dan akasia yang sudah tumbuh menjulang rindang hingga membuat udara sejuk. Di tengah lapangan sudah ramai dengan orang-orang yanng berolahraga disaat weekend.
Tiba2 pandanganku tertumbuk pada sosok kecil yang berlari kecil di litasan lapangan menuju ke arahku. Rambut hitam lebat yang di kuncir ekor kuda, wajah bulat telur kemerahan karena sinar matahari , bibir mugil berwarna pink yang terbuka dengan teratur mengambil nafas saat berlari. Dan yang mebuatku terkesiap adalah mata belok hitam dan sebening kristal ....
Aku terpana tak mampu beranjak ketika ia telah berlari menjauh. Tak salah lagi, aku sangat mengenalinya. Mata dan rasa bibir itu adalah sumber imajinasi liar ku selama ini yang tidak pernah dapat ku lupakan. Dan aku sangat merindukannya.Kristal....
Ketika berada di seberang, tiba2 dia menoleh kearahku dan nampak terkejut, untuk kemudian berbalik arah dan bergegas meninggalkan lapangan. Sempat kulihat dia melirik kearahkku sebelum menghilang di tempat parkir.
Kubuka kacamata hitamku, dan ku usap kembali mataku tidak percaya. Kurasakan tangan Yanu menyentuh ringan pundakku "Jhon,apa yang kau lihat? kenapa dari tadi kamu masih berada disitu,npadahal aku sudah menyelesaikan 1 kali putaran." Hey !! Apa yang terjadi" tanyanya heran melihatku dengan mulut terbukan " Yan,kurasa aku baru melihat Kristal di sini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
All about Love
De TodoJhounief adalah cinta pertama Kristal.Namun cinta monyet 'putih abu-abu' Kristal pada Jhounief bertepuk sebelah tangan,karena ada Dyah diantara mereka. Mereka di pertemukan kembali saat dewasa.