Kristal..Aku duduk manis di boncengan motor sport Jhon. Tanganku mencengkeram erat sisi kiri dan kanan jacketnya. Sebenarnya aku sangat takut, namun untuk berpegangan dengan memeluk pinggangnya aku masih malu dan risih.
Dadaku masih berdesir mengingat pernyataan hatinya semalam. Kami makan malam di sebuah cave dengan beberapa gazebo.
Saat kulihat kejujuran dimatanya, aku menyadari jika rasaku selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Aku belum menjawab iya atau tidak, namun aku tak menolak saat dia menciumku di bibir. Kupu-kupu yang beterbangan di perutku masih kurasakan hingga kini.
Tiba-tiba dia menepikan motornya dan berhenti.
" Pegangan yang benar Kris, aku tidak mau kamu jatuh."
Tanganku ditariknya untuk memeluk pinggangnya. Aku terkejut, namun tak mampu menolak. Dan membiarkan tanganku memeluk pinggangnya. Tidak ada jarak lagi antara tubuh kami, dan aku merasa nyaman. Dapat kulihat senyum tipisnya dari kaca spion.
Jhon melajukan lagi motornya. Entah kemana tujuan kami, aku tidak tahu. Yang kuingat adalah janjinya kemarin malam untuk membawaku mengunjungi Mbak Dyah.
Masih kuingat jelas jawabannya tadi malam saat aku menanyakan tentang wanita itu. Ada kesedihan tersorot dari matanya.
"Kami tidak pernah pacaran Kris. Tidak kemarin atau selamanya. Aku hanya menyayanginya. Dia sahabatku. Dan dia sangat setuju denganku saat aku bercerita tentang perasaanku kepadamu. Dia mendukungku, tapi aku tidak punya waktu untuk mengungkapkan hatiku padamu saat itu."
"..."
"Sudahlah, Dyah sudah bahagia. Besok aku akan membawamu mengunjunginya"
Sungguhkah dia sudah mencintaiku sejak SMU? Ada rasa bahagia menyelip di hatiku. Dan apa yang kutakuti selama ini tentang hubungannya dengan cewek manis berjilbab itu ternyata tidak benar. Mereka bersahabat. Iya, hanya sahabat. Mendapati kenyataan itu, tak dapat kutahan senyum bahagia di bibirku.
Walau tanpa mengatakan kata 'iya' kurasa dengan sikapku Jhon sudah dapat menebaknya. Kueratkan pelukanku dan kurebahkan kepalaku di punggungnya. Ternyata aku masih sangat mencintai lelaki ini.
Sekitar satu jam, kami sampai di daerah yang sangat asri dan agak terpencil.Oh..my God, ini sebuah pemakaman. Aku tak dapat berpikir lagi saat Jhon menuntunku masuk area itu.
Kami tiba di sebuah makam dengan batu nisan putih, yang membuatku terkejut adalah nama yang tertera disitu. Rest In Peace ' Dyah Agoestien' 17 September 2010.
Aku tak dapat menahan air mata yang menggenang. Beribu pikiran berkecamuk hebat di kepalaku. Jhon menuntunku untuk berjongkok dan mendekat.
" Hai De.. Apa kabar? Lihat siapa yang kuajak berkunjung. Akhirnya aku bisa mengungkapkan cintaku padanya."
Aku terisak mendapat kenyataan ini. Betapa dosanya aku yang selama ini sudah salah paham dan memelihara benci kepada orang yang sudah meninggal.
Jhon menggenggam erat tanganku." De, kamu benar. Dia ternyata cewek yang manis, yang sampai saat ini tidak bisa kulupakan. Tapi sekarang aku lega, dia sudah menjadi milikku"
Tangan Jhon terulur menghapus air mata yang tak henti turun di pipiku.
"Shh..sudah Kris. De pasti sedih liat kamu nangis gitu. Ayolah, dia sudah tenang disana. Hei..bukannya kemarin kamu yang menanyakan tentang dia?"
Disela isakku terbayang wajah manis berjilbab yang selalu tersenyum kepadaku.
" Iya..but, why?"
" Kanker payudara stadium akhir"
"Sejak kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All about Love
RandomJhounief adalah cinta pertama Kristal.Namun cinta monyet 'putih abu-abu' Kristal pada Jhounief bertepuk sebelah tangan,karena ada Dyah diantara mereka. Mereka di pertemukan kembali saat dewasa.