empat

2.5K 89 0
                                    

"Well i think enough.. valerie, ku jelaskan sedikit. Vando adalah kembaranku. Max, alex dan axel mereka kembar. Dan sean, leon dan kamu juga kembar. Dan mulai sekarang ini adalah rumahmu." Aku menyimak penjelasan pak andre.

"Lalu dimana kamarku pak?" Tanyaku. Dan kalian tau? Mereka semua malah tertawa. Maksudku saudara pak andre. Oh tuhan adakah yang salah denganku? kenapa mereka selalu tertawa? Kulihat pak andre mendengus kesal. Apalagi salahku?

"God, valerie dont call me like that anymore. Im still 19 years old."
Aku mengernyitkan dahi mencerna ucapannya. 19 tahun? Udah jadi guru?

"Salah sendiri jadi guru di sekolahku." Gerutuku. Yang lain tambah ketawa.

"Baiklah pa... eee... kak andre." Aneh rasanya, tapi agar pak.. eh kak andre senang tak apa.

"Good. Kamarmu dilantai atas istirahatlah dulu ayo kuantar." Ajaknya.

Aku mengangguk.

"Sleep well sweety. Good night." Ucap kakak-kakakku lalu memeluk dan mencium keningku satu persatu. Aku mengangguk lagi.
"Good night too." Ucapku.

Wow surga dunia. Sekali lagi aku terkagum melihatnya. Besarnya 3 kali lipat bahkan lebih dari kamar lamaku. Tapi aku terlalu lelah, akhirnya memasuki dunia mimpi.

------

Tengah malam aku bangun karna perutku keroncongan.
Aku celingukan di depan kamar. Dimanakah letak dapur? Kurasa aku harus tanya salah satu kakakku.

Tapi yang mana kamarnya?

Kurasa aku harus mencarinya satu persatu diantara puluhan kamar-kamar ini.

Srettt....

"Aaaaaaaa" teriakku. Dan akhirnya berakhir dengan pantatku menyentuh lantai. Damn.

Kudengar suara berisik. Aku menengok. Kakak-kakakku keluar dari kamar mereka masing-masing lalu berlari menghampiriku.

"God, valerie ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?" Tanya alex khawatir. Kulihat mereka semua juga khawatir.

"Tak apa, hanya terpeleset." Ucapku menenangkan.

"Shit kenapa disini ada air? Pasti mereka teledor." Vando mengumpat.

"Mereka?"

"para pembantu valerie, seharusnya mereka tak membiarkan ada air disini. Lihatkan kau jadi terpeleset." Jawab max.

Aku ber oh ria.

"Tak apa mungkin aku yang kurang hati-hati. Lagipula aku tak mempermasalahkannya."

Mereka menghela nafas lalu mengeluarkannya kasar.

"Hhh baiklah sweety. Kenapa kamu keluar tengah malam begini?" Tanya andre menengahi.

"Aku lapar." Ucapku.
Mereka terkekeh mendengarnya.

"Malam-malam begini?" Koreksi andre.

"Kau lupa, aku bahkan belum makan karna kakak langsung membawaku kemari seenaknya." Jawabku kesal.

"Ughh.. baiklah baiklah... my fault. Oke kamu mau makan apa sweety?"

"Apa saja. Aku tak masalah dengan makanan apapun yang masuk ke perutku."

"Baiklah ayo makan." Ajak leon merangkulku lalu turun ke lantai bawah.

--------

Aku turun ke meja makan dengan buru-buru. Aku telattt.
Aku langsung memakan roti dihadapanku dengan semrawutan lagu meneguk susu di depanku dengan cepat.

"Hati-hati sayang kamu akan tersedak bila seperti itu."
Aku langsung tersedak. Menatap wanita dihadapanku yang tengah berdiri anggun sambil menepuk pundakku.

 Menatap wanita dihadapanku yang tengah berdiri anggun sambil menepuk pundakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengernyitkan dahi. Siapa dia? Lalu kulihat ada seorang lelaki yang sepertinya seumuran dengan wanita itu. Siapa mereka?

"Ughh sweetheart kamu sama persis dengan mamamu dulu saat muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ughh sweetheart kamu sama persis dengan mamamu dulu saat muda." Kata lelaki itu sambil terkekeh.wanita itu menatapnya tajam.

"Sabar sayang.. oke maafkan aku."
Jawabnya menyerah.

"Kami papa dan mamamu valerie sayang.. namaku james simpson dan mamamu itu bernama venada collins simpson." Aku membelalakkan mata.

"Papa?mama?" Ucapku.

"Sudah lama kami mencarimu sayang." Ucap wanita itu lalu memelukku erat. Dia menangis dipelukanku. Kutepuk pundaknya untuk menenangkan.

"aku sudah disini mam.. stop crying. You look terrible." Ucapku semua orang terkekeh. Mama melepaskan pelukanku. Giliran daddy yang memelukku.

"Ugh aku hampir lupa kalau aku terlambat." Ucapku panik.aku lalu berlari keluar dari rumah. Tunggu dulu. Aku kan baru kemarin pindah kesini. Lau bagaimana aku hafal jalan? Shit. Aku berlari kembali ke rumah. Mereka menatapku lalu tertawa bersama. Double shit.

"Bisakah kalian diam dan memberitahu ku jalan ke sekolah?" Tanyaku panik.

"Kamu bareng kakak. Lagipula jam pertama adalah jam pelajaranku." Kata kak andre. Aku mendengus kesal. Kenapa ga daritadi coba? Sia sia aku lari. Aku berjalan ke salah satu kursi dan duduk diam.

-----

Valerie (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang