Cahaya terang menyilaukan yang pertama kali ia lihat ketika sang pemilik membuka matanya. Ditelusurinya ruangan ia berada sekarang.
"hey, are you okay?" Al yang pertama kali menyadari Valerie telah sadar pun segera mendekat.
semua orangpun sontak mendekat ke bed valerie.
"minum dulu dek." max mengulurkan gelas.
setelah minum, val kembali membaringkan dirinya ke bed sambil memijat perlahan kepalanya karna sejujurnya ia masih sedikit pusing.
"need something? atau kakak panggilin dokter dulu?" leon mulai sedikit panik melihat gelagat adiknya itu.
"no. i'm okay." jawab val mencoba menenangkan yang lain. yang lain pun menghembuskan nafas lega.
"kamu kenapa sih bandel banget udah tau nggak boleh kecapekan malah lari-larian di lapangan. siapa yang ngehukum kamu?" valerie yang mendengar gerutuan al hanya mendengus.
"kakak tuh pada nggak bangunin val sih kan jadinya telat kan valnya. Dihukum deh val." valerie mencoba membela dirinya.
Yang lain pun dibuat terkekeh dengan jawaban valerie itu. Lalu satu persatu meninggalkan ruangan.
"Kamu nggak masuk kelas?" Valerie bingung karna al masih stay di ruangan itu.
"Jangan bikin aku khawatir lagi okay? Siapa yang berani hukum kamu sampai kaya gini? Dia keterlaluan banget."
"Hey, hey, don't be panic. You see it right? I'm okay now so don't worry. Lagian kan emang udah peraturan di sekolah ini kalau telat ya dihukum."
"But not like this."
"Udahlah al, lagian aku baik-baik aja kan?" al menghampiri valerie lalu memeluknya.
"Jangan bikin aku panik lagi." al mencium kening valerie yang mengangguk di depan dadanya.
------
Keesokan harinya.
Tapi dia mengerutkan kening ketika sampai dikelas hampir semua anak menatapnya sinis terutama anak perempuan di kelasnya.
"Buset ini napa dah pada natep gue gini amat? Heh nat, lo liat ada yang salah ya emang sama penampilan gue?" tanya valerie ketika sampai di bangkunya.
Nata memutar bola mata malas. "Ya apalagi kalo bukan masalah lo digendong max ke uks sama para most wanted yang nungguin lo di depan pintu uks."
"Ohh gue kira apaan. Pantesan aja mereka tatapannya kaya mau jambak gue."
"Lah lo ga panik, takut, atau apa gitu val?"
"Ya ngapain gue takut ogeb, la kan emang sodara gue ama temen-temen gue itu." valerie memutar bola mata malas.
Nata mendekat ke bangku valerie dan menatapnya tajam. "Tapi lo ati-ati ya val, secara anak-anak itu udah mulai curiga sama hubungan lo sama mereka. Gue sih khawatirnya kalo lo sampe kena bully sama tuh anak-anak pansos."
"Udah tenang aja gini-gini gue juara nasional olimpiade karate tau jangan salah." valerie membanggakan dirinya sendiri.
"Serah lo nyet. Btw ini kan ekskul di sekolah juga digabung kan nah lo ikut ekskul apa aja di sekolah lo yang dulu?" tanya nata penasaran
"Karate sama basket sih gue dulu ikutnya." jawab val sambil mengingat-ingat.
"Serius? Gue juga ikut basket yaudah ntar lo bareng gue ja balik sekolah langsung latihan di lapbas indoor." nata semangat ketika tau bahwa mereka akan satu ekskul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie (Slow Update)
Teen FictionValerie dengan sejuta rahasia yang ia simpan.