delapan

2.1K 82 3
                                    

Sepulang sekolah ku bersama dengan ketiga teman konyolku pergi ke mall.
Setelah puas berkeliling untuk cuci mata, akhirnya kami berhenti di salah satu restauran untuk makan siang tentunya.

Saat asyik menikmati makanan, tiba - tiba iPhone pemberian dari kak Andre Bergetar menunjukkan nama al di layar. Gawat. Aku memejamkan mata sebentar lalu mengangkat teleponnya. Sial. Bagaimana bisa lupa.

Ku dekatkan  ponsel ke telingaku.

"Senang jalan-jalannya baby?" Potongnya santai sebelum aku mengeluarkan suara.

Sekali lagi kupejamkan mataku mendengar nada bicaranya yang amat santai itu. Karna apa?
Sejujurnya dia lebih mengerikan saat mengucapkan hal itu.

"Apa kau menikmati makanmu sayang?"

"Im sorry al." Ucapku menyesal.

"tunggu disana." Mati.
dia mematikan teleponnya.

Aku menghela nafas kasar.
Dia selalu saja seenaknya.
Menyebalkan.

"Hohohoo halo princess. Kami  mencarimu kemana mana. Kau tau? Saat al menghubungiku dan mengatakan bahwa kau menghilang hampir membuat jantung kami lepas. Bahkan kami hampir saja mencarimu ke seluruh belahan dunia ini." Ucap seseorang lalu memelukku.

"Oh will. Sudah kau lakukan itu." Ucapku kesal.

Will hanya terkekeh mendengarnya lalu mengacak-acak rambutku.

"Hosh... hosh.. princess where are you go?" Uvap richard sesampainya ditempat kami.

"Im fine rich. Kalian terlalu berlebihan." Umpatku.

"Ya setidaknya kau harus ijin kepada kami baby." 

Ucap seseorang merangkul pinggangku secara tiba-tiba.

"Huft setidaknya kau tidak babak belur sekarang al, jangan pernah mengagetkanku." Menyebalkan.

Al tertawa lalu menciumi seluruh wajahku.

"Hentikan itu al. Ini tempat umum." Peringatku.

Setidaknya dia tak boleh melakukan di depan umum bukan? Ya meskipun dalam hatiku senang tapi malunya itu. Hahaha.

"Wow poor you honey kau dikelilingi para manusia possesive ini." Komentar jessie. Aku mencebikkan bibir melihat mereka. Bayangkan! Mereka semua.  Ehem. Maksudku para sahabatku yang gila ini berkumpul disini dan membuat tempat ini seperti pasar(?) Oh whatever yang jelas para kaum hawa melotot melihat al, richard, will, levi, aron, lio, justin, dan steven disini.

"Sweety!" Aku memejamkan mataku lagi.

God.
Cobaan berat.

Shit.
"Kenapa kalian semua kesini?" Tanyaku geram.

"Kau yang menghilang sweety kau tidak tau bagaimana paniknya kami saat mengetahui kau menghilang? Bahkan al sampai mengamuk." Ucap kak max. Leon, sean, kak alex, kak axel, kak Andre, kak vando menganggukkan kepala menyetujuinya.

Tenggelamkan aku sekarang.
"Kalian berlebihan." Komentarku pada mereka. Mereka semua terkekeh membuat kaum hawa semakin histeris.

Aku beranjak dari tempat dudukku lalu berlalu dari restaurant itu dengan pengawalan bodyguard tentunya. Al melingkarkan tangannya di pinggangku membuatku merasa nyaman.

Aku melihat seluruh wanita disini berteriak histeris melihat al. Ayolah aku tau dia tampan, tapi tak bisakah mereka tak berteriak histeris? Teliingaku jadi korban. Menyedihkan sekali.

Aku langsung memotong kerumunan bersama al dikawal oleh bodyguard. Tak kupedulikan mereka yang masih berada di restaurant, toh bisa pulang sendiri kan.

Valerie (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang