Chapter 01: 11 MIPA 3

136K 15.1K 711
                                    


Chapter 01: 11 MIPA 3



         Kelas 11 MIPA 3 ramai pagi itu.

Walau memang bukan hal baru karena sejak awal semester saja kelas ini sudah rusuh tak karuan.

Rosi kembali memegangi sapu ijuk, menyanyi dengan menjiwai dan nada tinggi. Bobi si gigi kelinci kali ini jadi backsound, maksudnya ingin jadi beatbox walau yang ada ludahnya muncrat kemana-mana. Sementara Yoyo, Hanbin, dan Juan di posisi seperti biasa, jadi penari latar Rosi.

"SUSU YANG INILAH!" teriak Rosi menyanyi.

"JOS!" balas Hanbin, Yoyo, dan Juan kompak.

"SUSU YANG ITULAH!"

"JOS!" Mereka kembali mengulang.

"SUSA SUSI SUSAAAAHHHHH....." pekik Rosi menyanyikan lagu kesukaannya itu. Bang Jono dari Zaskia Gotik.

Rosi menggoyang-goyangkan rambut panjangnya dengan brutal. Bobi dan Hanbin berteriak-teriak rusuh. Dengan Yoyo dan Juan berjoget tak jelas. Para murid lain tak menegur, sudah biasa. Kini si cantik Jesya malah menertawakan dengan ngakak, Lisa si teman sebangku Rosi sudah sibuk menyalin PR dengan Jevon di meja Jay, Miya ada di meja belakang Bobi yang rusuh tapi sibuk bergosip dengan Jane dan Jiyo membahas trik make up baru dari seorang youtuber, sementara Theo si ketua kelas juga sibuk sendiri bermain games bersama Eno, Jaebi, juga Hanin di pojok depan.

Kelas ini memang punya julukan kelas ajaib yang bobrok. Isinya cowok-cowok ganteng dan cewek-cewek cantik yang hits. Tapi kalau sudah berkumpul mereka bisa ramainya tak karuan tertawa-tawa tanpa henti.


Dan kini, Roseanne Dehandar sukses dinobatkan sebagai 'ikon' 2A3.

Cewek tinggi dengan garis wajah lembut seperti bayi itu memang berbanding terbalik dengan rupanya yang bak model ternama. Ia tak punya malu, bisa menyanyi dimana saja. Oke, suaranya memang bagus. Hanya saja lagu pilihannya selalu dangdut koplo.


Ketika MOS dulupun, Rosi yang ditunjuk memimpin kelas menyanyikan yel-yel di aula. Tubuhnya yang langsing tinggi sepantaran dengan Jevon si temannya sejak kecil. Entah Jevon yang memang notaben cowok-tak-tinggi atau Rosi yang jangkung. Oh, Lisa juga sebenarnya. Jadi, ketiganya itu sejajar.

Mereka bertiga bertetangga, bersekolah yang sama sejak SD. Beberapa kali pisah kelas, kini akhirnya di kelas sebelas mereka kembali bertemu lengkap. Sampai punya grup chat khusus. Yang dinamai 'Maung'. Karena dulu sering dijuluki Trio Macan. Akhirnya Rosi yang mengubah nama grup jadi Maung. Jevon tak bisa membantah. Cowok tengil itu mau tak mau iya-iya saja daripada kena amukan Rosi yang kalau sudah emosi bisa jadi harimau PMS.

Rosi tipekal gadis ceria bersemangat yang punya batre 300%. Dia dijuluki macan karena kesukaannya pada biskuit yang mengiklankan diri mengandung kekuatan sekuat macan. Walau berjiwa cheerleader, cewek itu nyatanya bergabung di ekskul basket.


Sebenarnya dulu, Rosi hanya asal memilih ekskul karena diwajibkan memiliki kegiatan di hari Jumat. Padahal ia hanya datang dua kali sebulan.

Sisanya? Makan bakso Kang Ipul di kantin bareng Lisa.

Karena itu, Rosi masih malas-malasan untuk hadir di basket.


"Ros, lo kenapa kemaren nggak basket?" tanya Bobi saat 'pertunjukan' mereka selesai karena bel berbunyi dan tinggal menunggu guru datang.

Rosi duduk di depan Bobi, menyisir rambut panjangnya yang tadi berantakan karena dikibas-kibas. "Ada urusan," jawabnya enteng.

"Kata Juned lo sakit," kata Bobi membuat Rosi melirik.

Rosi mencibir, teringat lagi chat kemarin. Saat ia ijin ke Junaid dengan alasan sakit (padahal sibuk panen mangga di rumah Jevon) dan Junaid hanya jawab dua huruf, "ok".

"Eh temen lu kan tuh?" tanya Rosi menunjuk Bobi. "Si Junedi kulkas."

Bobi mengangguk santai.

"Dia kenapa deh? Mukanya emang gitu ya? Serem," kata Rosi sungguh-sungguh membuat Bobi tertawa dengan suara serak beratnya itu.

"Siapa Ci?" Seseorang tiba-tiba nimbrung, yang sebenarnya ada di belakang Bobi. Gadis berwajah pulat dengan kulit putih jadi mendekat. Hanna namanya.

"Ketua basket," jawab Rosi malas-malasan. "Kan basket tuh ada kapten tim putri tim putra, nah yang ketua itu ketua ekskul. Ketua utama. Ehhh Pak Raji masa milih yang diem gitu. Harusnya kan yang kenal semua anak tim ya?"

"Juned kenal kok, senior sampe adek kelas," kata Bobi membela.

"Ya tapi gue nggak," balas Rosi jutek.

"Ya kenalan lah Ros," sahut Bobi enteng.

"Ohhh June?" kata Hanna membuat Rosi menoleh padanya.

Rosi mengerjap, lalu tersadar. "Oh ya. Lo dulu juga sekelas ya?" tanyanya menunjuk. "Siapa aja deh, elo, Bobi, Lisa...?"

"Juan," lanjut Hanna menunjuk kecil Juan. "June emang gitu Ci. Kaku kalau baru kenal."

"Nggak tau ya gue tuh awalnya mau biasa aja tapi kenapa tiap berhadapan sama dia kesel gitu," kata Rosi mengomel. "Kayaknya karena emang gue nggak sealiran deh. Tu anak dingin amat kayak es batu kalau guekan kembang api meledak-ledak."

Bobi dan Hanna berpandangan sesaat, sebelum Bobi kembali menoleh pada Rosi dan tertawa renyah.

"Awas jadian," goda Bobi membuat wajah Rosi langsung berubah mengeruh.

"Dihhhh," seru gadis itu bergidik. "Elu aja sono."

"Tuh, lo aja sono," kata Hanna mendorong kecil Bobi mendukung Rosi.

"Nggak ah, bukan tipe gue," balas Bobi mendengus sombong.

"Sama, bukan tipe gue juga," kata Rosi juga mendengus menyamai.

Hanna memandangi gadis itu. Tersenyum samar dan diam-diam berpandangan dengan Bobi penuh arti.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



2A3: Haughty-boy✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang