(Last) Chapter 25: Pipi Merah

90.4K 11.5K 1.2K
                                    


(Last) Chapter 25 : Pipi Merah



       Rosi memain-mainkan tangan menggantung sweater abu-abunya sambil menunggu Junaid. Tak perlu lama, cowok itu sudah keluar membawa sebotol air mineral dan sebuah es krim.

Iya, es krim.

Junaid juga nggak tahu kenapa tiba-tiba dia ingat kebiasaan Janet kalau lagi halangan: beli es krim cokelat. Walau Junaid masih nggak ngerti apa hubungannya es krim cokelat sama cewek yang lagi datang bulan.

Pemuda itu duduk di samping Rosi dengan kursi merapatnya. Ia menyodorkan es krim choco cookie tersebut, kemudian membukakan tutup botol.

"Ih, es krim!" pekik Rosi kegirangan dengan riang. Tapi sebelum membukanya ia menerima uluran air mineral dari Junaid dan meneguknya.

Melihat riangnya gadis ini, Junaid tak tahan untuk tak menyindir tajam. "Seneng banget abis reuni sama mantan?"

Rosi tersedak. Gadis itu terbatuk sesaat dan kembali meminum air menenangkan diri. Ia berdehem, kemudian memandang Junaid.

Kembali lagi teringat percakapannya dengan Jeffry tadi.

Gadis itu tak bisa menahan kedua pipinya merona, jadi malu sendiri.

Dan Junaid mengartikan itu disebabkan oleh Jeffry.

Junaid menghela nafas, menelan emosinya. "Ayo pulang," katanya ingin beranjak.

"Ih belum dimakan es krimnya," kata Rosi polos, mengacungkan es krim yang masih tertutup. Membuat Junaid mau tak mau duduk kembali.

Rosi mengangkat alis, namun kemudian dengan cuek membuka kertas pembungkus cone es krim. "Tadi lo ngomong apa sama Joy?" tanya Rosi dengan tenang, mulai menjilat es krimnya.

Junaid agak tersentak mendengar itu, "apa maksud lo?" tanyanya belagak tenang.

"Si Joy nyebut-nyebut nama gue kemana-mana," kata Rosi memancing, menikmati es krimnya sambil melirik Junaid yang mulai terlihat gelisah.

"Tadi ketemu pas beli pembalut," jawab Junaid memalingkan wajah, menjauhi pandangan Rosi. Junaid berusaha tak salah tingkah walau jantungnya berdebar cepat tak karuan. "Dia berisik banget. Jadi ya... gue bilang gitu," kata Junaid menggaruk kecil tengkuknya, ".... Gue bilang beli buat cewek gua."

Rosi mengangkat alis. Di balik es krim cokelatnya, bibirnya tersenyum. Tapi Rosi memakan es krim sambil mengangguk-angguk kalem.

Junaid melirik gadis itu, lalu mengalihkan wajah lagi. Dengan jari yang mengetuk meja pelan.

"Kita ini lucu ya."

Celetukan gadis itu membuat Junaid mengangkat sebelah alis melirik Rosi yang sibuk melahap es krim dan tak menatapnya.

"Tadi... Jeffry nanya kenapa gue pake' sweater kegedean gini," kata Rosi memandangi es krim cokelatnya. Belagak ingin menikmati es krim. Pada nyatanya ia tak bisa menatap Junaid tepat.

Junaid memandangi gadis itu. Dengan jantung makin berdebar menunggu lanjutannya. Rosi diam-diam menarik nafas dalam, lalu perlahan melirik Junaid. Gadis itu berusaha terlihat tenang.



"Gue jawab...... Ini baju pacar gue."


Junaid mengangkat alis, memandang lurus gadis itu yang menghabiskan es krimnya dan kali ini tak balas tatapan Junaid, belagak memerhatikan jalanan. Ujung bibir Junaid tertarik ke atas sesaat, sebelum berdehem dan agak mengubah posisi duduk.

2A3: Haughty-boy✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang