Chapter 23: Cemburu (2)

76K 10.9K 315
                                    

Junaid turun dari motor. Pemuda itu melepas helm dan sambil memperbaiki letak ranselnya ia berjalan langsung menuju meja itu. Wajah dinginnya sudah ditata sebaik mungkin agar terlihat makin menakutkan.

Entah bisikan dari siapa, Rosi menolehkan kepala. Langsung menjatuhkan pandangan pada Junaid yang berjalan ke arahnya. Gadis itu langsung menegak dan membelalak.

Junaid berhenti tepat di depan Rosi, menatap gadis itu dingin. "Kenapa ninggalin gue?"

Jeffry yang masih duduk di tempatnya mengangkat wajah, agak terkejut tanpa salam atau sapa tiba-tiba pemuda jangkung ini datang.

Tak memedulikan keberadaan Jeffry, Junaid menoleh pada botol sprite dan sebungkus biskuat di depan Rosi.

Hati membara itu seakan meledak.

Junaid tahu dua hal ini dibelikan oleh Jeffry. Dia marah bukan hanya mantan pacar Rosi membelikan hal kesukaan Rosi. Tapi dua hal ini... adalah makanan ringan yang jadi 'saksi' keduanya pertama kali dekat.

Junaid berdehem, membuat Rosi agak menarik diri karena pemuda itu benar-benar menyeramkan.

"Bukannya perutnya lagi sakit? Kenapa minum soda?" omel Junaid menunjuk botol hijau itu dengan dagunya.

"A... anu... dibeliin Jeffry..." jawab gadis itu gagap dan makin menciut.

Jeffry yang namanya disebut mengangkat alis, "Eh, lo lagi sakit Ros? Sorry sorry-"

"Pulang sekarang."

Rosi jadi mengatupkan bibir dan merunduk.

Mendadak yang perannya PMS jadi si Junaid.

Jeffry jadi merasa tak enak. Apalagi cewek di depannya ini –yang dulu dia kenal bringas dan tak mau kalah- merunduk begitu saja seperti anak kucing.

"Sorry, emang lo siapa?" tanya Jeffry mendongak, memandang Junaid yang kali ini menoleh padanya.

"Gue? Junaid."

Tidak, Junaid menjawab begitu bukan karena dia bego. Tapi karena dia nggak tahu harus jawab apa. Pacar? Belum. Temen? Nggak rela jawabnya.

Garis wajah Jeffry berubah. Namun pemuda itu kembali memasang wajah tenang, melirik Rosi yang kali ini agak melirik juga padanya.

"Oh... yang punya sweater ini ya?" ucap Jeffry mengerti, menggerakkan pandangan pada sweater abu-abu kebesaran Rosi.

Mendengar itu Junaid jadi mengernyit, kurang paham. Tapi dia mengangguk saja membenarkan. 'Yang punya cewek ini juga'.

Jeffry memandangi Rosi yang nampak kembali salah tingkah. Pemuda itu agak meredupkan kelopak mata, tapi entah kenapa tersenyum tipis sambil mendesah panjang.

Jeffry berdiri, "gue duluan ya, Ros," pamitnya membuat Rosi mengangkat wajah. Pemuda itu tersenyum, yang mau tak mau dibalas Rosi dengan senyum juga.

Mungkin keduanya lupa ada manusia ketiga bernama Junaid disitu.

Kenapa mereka harus saling senyum di hadapan Junaid sih?

Sebelum benar-benar beranjak, Jeffry memandang Junaid. "Jagain Rosi ya," pesannya dengan serak.

Junaid makin mempertegas wajahnya, "tanpa lo kasih tahu gue juga ngerti harus apa."

Rosi membulatkan mata, tapi diam saja. Jeffry hanya mengangkat alis, kemudian beranjak dan melangkah pergi. Mengambil motor birunya.

Tak lagi memedulikan pemuda itu, Rosi menoleh pada Junaid. "Jutek bener sih," celetuknya tak tahan untuk tidak berkomentar.

Junaid mendelik. Ia mendengus dan langsung menarik kursi terdekat, merapat ke gadis itu.

"Sans aja kali," kata Rosi kini dengan santai mengambil botol hijaunya tapi tangan Junaid dengan cepat merampas botol itu membuat Rosi menoleh dan mengernyit.

"Elo tahu nggak, kalau lagi ngeluarin darah kotor itu nggak boleh minum soda," kata Junaid tegas.

Tapi Rosi malah mendengus, "yang nggak tahu pembalut itu bersayap nggak usah sok pinter deh."

"Di sekolah nggak pernah diajarin pembalut itu ada jenisnya," sahut Junaid tak mau kalah.

Rosi jadi mengerucutkan bibir mendengar itu. "Haus..." katanya memanyunkan bibir.

Junaid mau tak mau mendecak dan berdiri, "bentar," katanya jutek, langsung melangkah memasuki minimarket.

Meninggalkan Rosi yang refleks tersenyum.

"Kok pas banget ya?"





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2A3: Haughty-boy✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang