Chapter 06: Gamon?
Rosi menopang dagu di atas meja pagi itu. Matanya melamun dengan wajah menyendu. Keributan kelas tak digubris sama sekali. Sampai ia merasa tendangan pelan di kursinya dari belakang membuat Rosi tersadar dan tersentak kaget. Gadis itu menoleh, melihat Jevon yang duduk di belakangnya. Lisa yang duduk di samping Rosi sedari tadi sudah membalikkan tubuh sibuk menyalin PR milik Jay yang kali ini ngeluyur ke meja Hanbin.
"Tumben lo nggak join Bobi," kata Jevon menggerakkan dagu ke meja tengah yang sudah diinjak Bobi dan sibuk melakukan konser dengan sapu ijuk sebagai gitar, sementara yang lain seperti biasa jadi penggembira bersorak sorai.
"Katanya dah move on, tapi dikasih salam aja dah goyah," kata Lisa setengah meledek, masih menggerakkan tangan cepat menyalin tugas. Rosi mencibir saja ke arahnya.
"Pernah nggak lo lagi nyusun kembali kepingan hati lo yang patah terus pelaku yang ngerusak hati lo tiba-tiba nongol?" tanya Rosi sengit membuat Lisa mendelik. "PERNAH NGGAK!?"
"Sabar, nyai astaga," kata Jevon memundurkan diri.
Rosi mendecih, merengek sesaat. Mengingat lagi chat dari Jane kemarin.
Jefry tuh luka paling indah, itu kata Rosi. Jadi kalau tiba-tiba tu cowok balik, Rosi pasti tak akan siap. Tak akan pernah siap.
Dan tahu-tahu, Jefry mengirim salam lewat Jane.
"Gue nggak ngerti," kata Jevon dengan nada bingung membuat Rosi menoleh. "Dia udah bohongin lo dulu, katanya pindah kota pada nyatanya alasan buat putus. Terus sekarang juga dia udah punya pacar baru. Apa alasannya lo galau lagi?"
"Nah itu, Jev!" seru Lisa langsung menyahuti. "Cewek itu emang suka lebay."
Rosi mendelik dan masih sempat mencubit lengan Lisa kesal, "ya orang yang nggak pernah pacaran mana ngerti," katanya menggerutu kesal, lalu menoleh pada Jevon. "Dan elo cowok, lo mana ngerti perasaan cewek yang diputusin. Sembuhnya nggak akan total tahu!"
Jevon merapatkan bibir, kemudian memandang Rosi serius. "Kan lo udah nggak ada harapan lagi sama dia. Terus lo mikirin apa sih? Nikmatin luka yang dia kasih?"
Rosi langsung terdiam mendengar itu. Gadis itu jadi tak bisa menjawabi lagi.
"Elo cantik, Ros. Ngapain mikirin hal yang nggak bakal buat elo seneng," kata Jevon santai, "lagian lo deket sama Yogi, kan? Udah pepet aja," katanya menyebutkan si tinggi IPS yang merupakan anggota basket.
Mendengar itu, Lisa terkekeh masih sambil menyalin. Sementara Rosi melirik Jevon dengan mata menyipit, tak setuju.
"Elo salah tangkap, Jev. Bukan si Yogi mah," kata Lisa dengan nada mengejek. Rosi dengan segera memukul lengannya menyuruh diam.
"Loh? Ada yang lo taksir?" Jevon melebarkan mata, memandang Rosi jadi bersemangat ingin tahu.
Wajah Rosi jadi kecut dengan pipi mulai merona. Gadis itu mengibaskan tangan ke depan wajah dengan salah tingkah. Ia langsung beranjak pergi, kabur tak ingin menjawab pertanyaan Jevon. Gadis itu langsung ikut berdiri ke kursi belakang Bobi, tiba-tiba bergabung saja ikut menyanyikan lagu Bang Jono dari Zaskia Gotik.
"Kau pikir hidup ini cuma makan batu, kau pikir anakmu tak butuh susu!" teriak Bobi seperti kesetanan –maksudnya menyanyi-.
Rosi langsung menimpali, "susu yang inilah, susu yang itulah, susah susi, susi susaaaaaahhhhh!!!"
Hanbin, seperti biasa, meramaikan dengan berjoget gila ditambah dab tak penting. Yoyo dan Jay bersorak-sorak ramai mengikuti bernyanyi. Bobi melanjutkan, lalu menyodorkan sapu ijuk ke depan mulut Rosi sebagai standing mik. Gadis itu langsung menyambut dan bernyanyi keras sambil mengibas-ngibaskan rambut panjangnya.
"Bob, Ros, ada yang nyariin!" Suara nyaring Haylie membuat mereka menoleh. Walau Rosi tak dengar dan sibuk bernyanyi ribut dengan Yoyo yang goyang itik di sebelahnya.
Bobi yang berdiri di atas meja, melompat ke bawah ke kursi yang diinjak Rosi. "Ros, Ros, tuh dipanggil!" katanya menepuk lengan gadis itu menyadarkan.
"Apasih ah ganggu aja!" sahut Rosi sebal, berhenti berteriak begitu saja. Gadis itu dengan sebal menolehkan kepala ke pintu, "lo nggak liat gue lagi kons-"
Gadis itu langsung kicep begitu saja. Matanya membelalak maksimal. Dan rasanya ingin terjun ke jurang saat ini juga. Batinnya mengumpat dan merutuk setengah mati.
Melihat seorang pemuda jangkung sudah berdiri di muka pintu dengan senyum geli menahan tawa memandang gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Haughty-boy✔ ✔
Teen FictionSeries Kedua #2A3Series Tentang gadis receh yang harus berhadapan dengan si ketua ekskul judesnya. "Dari jutaan manusia di dunia kenapa gue naksirnya sama elo sih dasar gigi dugong" [CERITA SUDAH PERNAH DIPUBLIKASIKAN 6 JUNI 2016 - 20 JULI 2016] [...