Chapter 19: 'Tembus'

78K 11.4K 800
                                    



Chapter 19: 'Tembus'



          Rosi tak tahu sudah berapa lama ia berguling kanan dan kiri di atas tempat tidur UKS. Gadis itu merasa nafasnya sesak dengan wajah memanas. Tak lama akhirnya Rosi mengubah posisi tidur terlentang, menatap langit UKS. Gadis itu mencoba menenangkan diri.

Bel pergantian pelajaran terakhir membuat ia tersadar.

Rosi mengubah posisi jadi duduk. Gadis itu memutuskan kembali ke perpustakaan saja.

Baru saja pamit dari Mbak Indah dan ingin membuka pintu, pekikan heboh Mbak Indah membuatnya terkejut.

"Eh, eh, Rosi!" tahan Mbah Indah segera berdiri, ia lalu memandang belakang Rosi membuat gadis itu langsung mengerti.

"Eh? Kenapa Mbak? Tembus ya?" tanyanya panik dan langsung memucat.

Mbak Indah meneguk ludah, menoleh dan mengangguk dengan wajah kasihan. Rosi tenganga, langsung merutuk dan merengek tak jelas.

"Bentar ya," pamit Mbak Indah berlari ke arah lemari UKS. Ia membuka tiap laci dan mencari. Makin lama makin panik membuat perasaan Rosi tak nyaman.

"Duh, Rosi... pembalutnya abis," kata Mbak Indah berbalik dan makin merasa tak enak. Rosi makin merengek, sudah hampir menangis sekarang.

"Duduk dulu duduk dulu, aku beliin ya," kata Mbak Indah meraih lengan Rosi membawa gadis itu kembali ke ranjang terdekat.

Pintu UKS terbuka, membuat mereka menoleh. Ada si tampan Jeka memunculkan diri.

"Mbak Indah, dipanggil Bu Rida," katanya membuat mata Rosi langsung membelalak.

"Ih, mbak, jangan pergi," rengek Rosi menarik ujung baju putih Mbak Indah.

"Sabar, Ros. Bentar aja kok," kata Mbak Indah menenangkan. "Kelas kamu lagi di sebelah, kan? Mbak panggilin temen ya," katanya lembut mengusap lengan Rosi.

Rosi ingin menahan tapi Mbak Indah dengan gesit segera beranjak pergi. Rosi jadi memajukan bibir bawah dengan mata sudah basah. Membuat Jeka tak beranjak dan memandangi gadis itu heran.

"Lo sakit apa?"

Rosi menoleh, langsung memasang wajah galak. "Urusan lo!? Pergi sana!"

Jeka agak terloncat ke belakang mendapat semburan begitu. Tapi pemuda itu malah jadi iseng menyeletuk, "Ros, kelas gue lagi free class loh, elo nggak mau gue panggilin-"

"Gue nggak peduli! Ngapain sih lo lama-lama disini? Pergi sana!" usir Rosi sudah ingin melempar benda terdekat pada Jeka yang jadi menciut dan segera menutup pintu berlari kabur dengan kilat.

Rosi mendecak sebal. Gadis itu mendengus dan merutuk tak membawa handphonenya. Ia menggoyangkan kakinya yang menggantung, berpikir pergi ke perpustakaan atau tidak. Rosi melirik ke arah meja Mbak Indah, berharap menemukan jaket, kain, atau apapun sebagai penutup. Tapi hasilnya nihil. Membuat gadis itu merengek begitu saja dan sudah hampir menangis lagi.

Tak lama, pintu UKS terbuka membuat Rosi segera menoleh dan merekah, berharap Mbak Indah pulang dengan cepat.

Tapi seperti ada balon khayalan meledak di atas kepalanya.



Loh?

Junaid?

2A3: Haughty-boy✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang