Chapter 16: Kiranti
Rosi mengerjap, mengatupkan mulut dan menoleh kanan kiri,melihat kelasnya sudah kosong sepi dan hanya ada ia bersama pemuda jangkung di depannya ini yang malah memandanginya tanpa merasa bersalah seakan tak ada apapun yang terjadi.
Rosi merutuk sendiri, lalu melotot pada Junaid, "sejak kapan lo disini!?"
"Eum... sejak bel?" jawab Junaid mencoba setenang mungkin.
Rosi tenganga, "Lisa? Lisa mana?!"
"Lagi makan kali di kantin," jawab Junaid tenang, membuat Rosi kembali mendelik kesal.
Junaid memandangi Rosi, kemudian mengacungkan plastik putih yang tadi ia bawa. "Nih, gue beliin," katanya menaruh plastik putih itu ke atas meja.
Rosi memandangnya dengan tajam, sebelum tangannya mulai membuka plastik tersebut. Matanya melebar melihat sebungkus merah besar Biskuat kesukaannya. Tapi ia makin terperangah melihat sebotol kuning obat pereda nyeri haid di sana.
"Katanya perut lo sakit?" tanya Junaid memandangi ekspresi Rosi yang tertegun menatap botol jamu itu. "Ini... tadi gue tanya ke penjualnya, katanya buat pereda sakit yang ini... bener nggak?"
Rosi terbungkam begitu saja. Gadis itu menatap raut wajah polos Junaid yang memandangnya nampak takut salah, lalu kembali merunduk memandangi botol minuman itu. Ia tak bisa membayangkan pemuda dingin ini membeli minuman pereda sakit haid, bahkan bertanya pada si penjual.....
"Salah ya Ros?"
Rosi jadi makin merunduk. Perasaannya kini jadi campur aduk. Gadis itu menggigiti bibir bawah, merasa sesak juga melayang. Iya, ini memang aneh bagaimana bisa ia merasa tak enak tapi hatinya juga meringan. Karena itu perasaannya benar-benar campur aduk sekarang.
Rosi menghela nafas berat, kemudian mendongak menatap pemuda itu. "Elo tuh ngapain sih kayak gini?" tanyanya dengan nada memerotes lemah, membuat Junaid mengernyit. "Cheesy banget tahu nggak."
Junaid mendengar itu menipiskan bibir. Tak ingin berlanjut, pemuda itu tak menjawab sambil meraih botol minuman itu, "minum dulu nih, biar nggak sakit lagi."
Rosi memajukan bibir bawah, lalu mengalihkan wajah menolak. Membuat Junaid mencoba sabar.
Dia lagi PMS, Jun. Batinnya mengingatkan diri sendiri.
Junaid menghela nafas, kemudian menaruh lengan ke meja depan Rosi sambil merapatkan diri, memandangi gadis itu. "Chat gue ke Erin cuma ngomongin tentang tugas, kita satu kelas," katanya dengan nada kalem, walau Rosi agak melirik tapi tak menjawab. "Dan kalau Hanna, gue emang sahabatan sama dia dari kelas satu. Bareng Bobi juga."
Rosi melirik malas Junaid seperti tak minat mendengarkan. Walau dalam hati ia merespon itu dengan omelan panjang.
"Gue ramah ke Hanna, Yera, Erin, atau siapapun... karena mereka temen gue. Gue nganggap mereka teman."
Rosi mendengus kecil, "hn. Guekan bukan temen lo," ambeknya mengalihkan wajah.
"Emang bukan."
Mendengar itu Rosi langsung menoleh kembali dengan delikan.
Junaid memandangi wajah gadis itu, kemudian menatapnya tepat dengan ekspresi serius.
"Buat gue, elo lebih dari itu..."
a/n:
aku masih ingat puasa 2016 saat semua readers yourkidlee mupeng mau dibeliin kiranti sama doinya gara gara junaidi hhhhhhhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Haughty-boy✔ ✔
Teen FictionSeries Kedua #2A3Series Tentang gadis receh yang harus berhadapan dengan si ketua ekskul judesnya. "Dari jutaan manusia di dunia kenapa gue naksirnya sama elo sih dasar gigi dugong" [CERITA SUDAH PERNAH DIPUBLIKASIKAN 6 JUNI 2016 - 20 JULI 2016] [...