Chapter 15: Curhat
Rosi melangkah menuju kelasnya pagi ini. Entah kenapa matanya melirik, langsung menangkap sosok jangkung tinggi yang bersandar di belokan koridor sambil memantulkan-mantulkan pelan bola basket di tangannya. Pundaknya masih tersampir ransel hitam. Beberapa kali para siswi yang lewat menyempatkan menyapanya dengan manis, yang hanya dibalas dengan senyum miring ataupun hanya alis terangkat tak banyak balasan.
Rosi mengernyit, tak mengerti kenapa pagi ini melihat Junaid di belokan menuju kelasnya bukan berada di kelas seharusnya.
Junaid mengangkat wajah ketika Rosi mendekat. Garis wajahnya langsung berubah dan segera memegang bola basket yang tadi ia pantulkan.
Rosi hanya memberi lirikan sesaat, tapi tak peduli dan melangkah begitu saja melewati Junaid yang mendesah pelan. Tangan Junaid dengan cepat meraih lengan Rosi dan menahan gadis itu.
"Apa."
Busett, galak bener.
Junaid merapatkan bibir, mencoba sabar. "Ada yang harus kita omongin."
Rosi menyipitkan mata, lalu memutar tubuh agar menghadap pemuda itu dan menepis pelan pegangan Junaid di lengannya. "Apa." Ulangnya masih dengan nada ketus yang sama.
Junaid mendesah pelan menatap gadis ini, "elo tuh kenapa sih Ros?"
Rosi melebarkan mata. Hatinya terpana begitu saja mendengar suara berat serak itu. Dengan tatapan teduh yang dalam membuat tungkainya lemas begitu saja.
Rosi agak memajukan bibir bawah, ia menciut begitu saja. Rasanya ingin merengek pada pemuda ini dan meluapkan semuanya. Gadis itu agak merunduk, mulai melunak.
Di depannya, Junaid menatapi Rosi dalam sambil menunggu. Ia tak bisa menahan tangannya maju, mengelus kepala Rosi melihat gadis itu yang menjadi imut begitu saja.
"Gue buat salah sama lo ya?"
Ah, sial.
Rosi mana tahan kalau cowok ini mendadak manis begini. Pake' elus-elus kepala segala. Hal yang memang Rosi butuhin dari kemarin.
Tapi...
"Yaelah, Junaid kan emang gitu Ros. Kayaknya udah biasa deh. Bukan cuma gue ah. Sama Jeje atau Shasha juga kok."
Sialan.
Rosi kembali teringat kalimat itu.
Rosi langsung mengangkat wajah dan menatap Junaid sangar, membuat Junaid terkejut dan refleks memundurkan diri gadis ini tiba-tiba berubah jadi menyeramkan.
"Nggak usah sok perhatian sama gue deh," ketus Rosi menjauhkan diri dari pemuda jangkung itu.
Rosi mencibir sinis, langsung berbalik dan melangkah pergi dengan cepat begitu saja. Meninggalkan Junaid yang terbengong-bengong tak mengerti.
Sumpah ya. Si Rosi itu cara berpikirnya gimana sih?
***
Bu Aida keluar lima menit lebih dulu sebelum bel berbunyi. Membuat para murid 11MIPA3 langsung bersorak dan keluar kelas menuju kantin segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Haughty-boy✔ ✔
Teen FictionSeries Kedua #2A3Series Tentang gadis receh yang harus berhadapan dengan si ketua ekskul judesnya. "Dari jutaan manusia di dunia kenapa gue naksirnya sama elo sih dasar gigi dugong" [CERITA SUDAH PERNAH DIPUBLIKASIKAN 6 JUNI 2016 - 20 JULI 2016] [...