Seven

562 38 7
                                    

Martin mengerjap-ngerjapkan mata, lalu ia duduk dan disuguhi hamparan rumput yang luas. Ia bangkit dari duduknya dan kini ia berdiri. Martin melihat ladang ilalang beberapa meter darinya, lalu ia berlari menuju ladang itu.

Ketika ia berada di tengah-tengah ilalang, ia melihat Kathryn dari kejauhan.

Kathryn dengan gaun bermotif bunga selutut dan rambutnya dikepang dengan hiasan bunga.

Kathryn yang cantik sedang menggenggam beberapa bunga sambil bernyanyi dengan suara yang merdu.

Martin tersenyum hingga memamerkan barisan giginya. Ia berlari menghampiri gadis cantik itu, tapi ketika sudah dekat, ia terjatuh ke dalam lubang yang tak kasat mata. Hingga ia mendarat di suatu tempat.

Kini, ia berada di sebuah hutan yang kelam. Daun-daun berguguran, beberapa burung gagak bertengger di pohon, dan hutan itu tidak mendapat sinar matahari sedikitpun. Seperti tidak ada kehidupan.

Martin berdiri dan melihat sekeliling, ia takut kalau ada bahaya.

"Jangan takut." Ucap seorang perempuan.

Martin mencari sumber suara itu, ternyata sumber suara itu berasal dari Angela yang berpakaian serba hitam.

Angela berjalan mendekat ke arah Martin. Ia mengelilingi Martin seraya berkata, "Kau ingin mencari siapa?"

Martin berusaha untuk bicara, tapi mulutnya terasa dilem oleh lem super kuat, bahkan untuk membuka mulut saja tidak bisa.

"Kau mencari dia?" Ucap Angela seraya menunjuk ke arah seorang gadis bergaun selutut dengan motif bunga dan rambut dikepang dengan hiasan bunga.

Gadis itu yang baru saja Martin temui, tapi gagal karena ia terjatuh ke dalam lubang yang membuatnya berada di sini.

Awalnya ia berada di tempat seperti surga, kini ia berada di tempat seperti neraka.

Angela memegang kedua pundak Martin dari belakang. "Untuk apa kau mencarinya? Kini ia membencimu." Ucap Angela.

Ketakutan melanda seorang Martin Garrix, ketika Angela berkata demikian.

"Kau tak percaya? Lihatlah dia." Ucap Angela.

Martin mengalihkan pandangan ke arah Kathryn, ia tampak pucat dan tak bersahabat. Tadinya Kathryn tampak ceria, kini ia dingin dan sepertinya membenci Martin.

Martin berjalan perlahan mendekati Kathryn. Ia memastikan bahwa Angela berkata salah dan Kathryn baik-baik saja.

"Pergi kau!" Ucap Kathryn.

Langkah Martin terhenti, tapi kemudian ia kembali berjalan mendekati Kathryn.

"Pergi kau! Ku bilang pergi!" Ucap Kathryn.

Martin masih berjalan, tak peduli apa yang Kathryn katakan.

"Pergi kau monster!" Ucap Kathryn hingga suaranya menggema.

Sontak Martin terkejut, ia menghentikan langkahnya. Baru kali ini Kathryn berbicara seperti itu padanya. Hingga kata-kata itu cukup untuk mengoyak hatinya.

"Kau berubah, aku benci padamu!" Ucap Kathryn.

Martin hanya bisa menggeleng. Jika saja mulutnya bisa terbuka, ia akan berkata yang sebenarnya.

"Kau berubah, aku benci padamu, Monster!" Ucap Kathryn.

Tiba-tiba burung-burung gagak yang semula bertengger santai di pohon, kini berterbangan mengelilingi Kathryn kemudian bergerak ke atas seperti pusaran angin di langit.

Kathryn tak panik, tapi Martin sangatlah panik. Martin berjalan mundur secara perlahan-lahan, tiba-tiba tubuhnya ditahan oleh ranting-ranting pohon yang kuat. Ia menoleh ke belakang, memastikan Angela ada. Tapi ternyata, Angela telah menghilang.

Red Lips [m.g]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang