Three

752 46 13
                                    

"What the...hell?!" Mulut Martin terbuka lebar setelah mengeluarkan kata tersebut. Ia tidak pernah berpikir kalau hal ini terjadi dan termuat dalam koran harian terkemuka di Miami. Di koran tersebut tertera sebuah judul 'Kedekatan seorang Martin Garrix dengan Angela, apakah mereka akan melanjutkan ke hubungan yang lebih serius seperti seks?'. dengan foto Angela yang sedang mencium pipi Martin dan memeluknya.

"Are you kidding me, Martin?! Apakah ini benar?!" Ucap Julian meninggi.

"Tidak Julian! Judul sangat tidak nyambung dengan fotonya, ini tidak mungkin!" ucap Martin.

Julian menghela napas berat. "Pasti ada seseorang yang sengaja melakukan ini."

Martin duduk dikasur dan mengacak-acak rambutnya. "Ini gawat sekali, bisa-bisa jadi trending topic di media sosial dan stasiun tv." Ucap Martin lemah.

Julian duduk disampingnya. "Tenang, Martin. Kau bisa mengatakan yang sebenarnya pada semua orang. Aku yakin masalah ini akan selesai."

"Tapi, bagaimana kalau orang-orang tidak percaya?" Ucap Martin.

"Kau harus mencobanya, dan kita harus mencari siapa dibalik semua ini." Ucap Julian.

"Thanks, Julian. Mungkin tanpa adanya kau, aku akan frustasi karena hal ini." Ucap Martin.

Julian tersenyum. "Ayo, kita check out dulu." Ujar Julian.

Mereka keluar dari kamar lalu turun ke lantai bawah untuk check out. Disana sudah ada Kathryn yang sedari tadi menunggu mereka. Terlihat ia sedang duduk dan membaca koran dengan seksama. Menurut Martin, sepertinya Kathryn sedang membaca sebuah topik tentang Martin dan Angela.

Kathryn berdiri lalu menarik lengan Martin. "Apa maksud koran ini, Martin?!"

Yup, dugaan Martin benar.

"Itu tidak benar, Kathryn. Lagipula judulnya sangat tidak nyambung dengan fotonya." Ucap Martin.

"Kita harus membantu Martin dan mengatakan bahwa berita itu fake." ucap Julian.

"Iya aku juga tahu itu, Julian! Maksudku, untuk apa Angela mencium pipi Martin seperti bitch di luar sana?!" ucap Kathryn.

"Memangnya kenapa? Kau tidak ingat kalau pipiku sering dicium oleh para wanita? Terutama para fansku" ucap Martin.

Kathryn terdiam masih dengan ekspresi marahnya. Ia sadar kalau ia terlihat cemburu dengan Angela.

"Y-ya sudah! K-kan aku tidak suka dengannya. Kalau para fansmu, aku masih menganggap itu wajar." ucap Kathryn.

"Sudahlah jangan bertengkar saat keadaan kita seperti ini! Lebih baik sekarang kita ke bandara dan pulang ke Amsterdam. Masalah Martin kita bicarakan di rumah." ucap Julian. Lalu ia menenteng tas ranselnya dan keluar hotel dikawali para bodyguard nya.

Diantara mereka bertiga, Julian menjadi pemecah masalah. Berbagai ide untuk memecahkan suatu masalah selalu ia dapatkan. Beruntung Martin dan Kathryn memiliki sahabat seperti Julian. Jika tidak, mungkin persahabatan diantara mereka telah pecah.

Mereka telah berada di perjalanan menuju bandara. Jalanan Miami tidaklah terlalu ramai maupun sepi. Sehingga, mereka bisa cepat sampai ke bandara.

Akhirnya mereka sampai. Mereka turun dari mobil dan para asisten mereka menurunkan koper dan tas. Martin terlihat gelisah. Ia memainkan hapenya lalu menelpon seseorang. Kathryn penasaran, siapa yang Martin telpon?

"Hey, kau menelpon siapa?" Tanya Kathryn.

"Aku menelpon---itu dia!" Seru Martin. Ia menunjuk ke arah Angela yang sedang menelpon juga.

Red Lips [m.g]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang