2. Senyum jenis apa itu ?

257 40 23
                                    

Senyum jenis apa itu?
Degupan jantungku jadi tak menentu.
Entah sihir apa yang kau punya,
Dalam sekejap kau buat ku terpana.

Jangan mendekat!
Hatiku bisa terpahat,
Terukirkan wajahmu yang menjadikan wajahku merah merah semu.

Detik pertama, aku terpesona.
Detik kedua, aku terlena.
Detik ketiga, jatuh hati ku dibuatnya.
Sekarang coba jelaskan padaku,
Senyum jenis apa itu?

*K

***
Ini adalah minggu pagi. Mentari lumayan cerah jika dibandingkan hari-hari kemarin. Langit biru dengan awan-awan putih yang menggantung cukup memberikan semangat tersendiri untuk Kayla.

Jam dinding kamar Kayla menunjukkan pukul 09.00 pagi. Tapi lihatlah Kayla, dia sudah rapih dengan kaos dan celana training dengan logo palang merah dibelakang kaosnya. Yaps, meski ini adalah hari libur, tapi Kayla dan teman-teman satu ekskulnya harus tetap kesekolah untuk latihan rutin.

Tak ada niatan untuk jadi dokter, perawat, atau semacamnya di pikiran Kayla. Tapi Kayla memilih ekskul ini karena tentunya Pita, teman dekatnya itu memilih ekskul ini. Tapi setelah masuk ekskul yang disebut PMR ini, ternyata menyenangkan juga, ia bisa bertemu dengan orang-orang yang akan tertawa atau mungkin ilfeel karena kelakuanya.

Memang bukan tanpa sebab Kayla bertingkah alay dan konyol. Menurutnya, bisa melihat orang lain tertawa karenanya adalah hal yang menyenangkan. Terlebih lagi, bisa menghibur diri sendiri saat tak ada yang bisa menghiburnya.

Ini terjadi sejak dua tahun yang lalu, saat Kayla dengan usia yang masih belia, tapi sudah mendapati kenyataan berat yang bertubi-tubi. Tak ada yang bisa menghiburnya, kecuali dirinya sendiri. Hidup Kayla saat itu memang terpuruk, tapi ia tak mau terjerumus untuk lebih menjadikannya terpuruk.

Stop! Sampai sini saja mengingat-ngingatnya. Kayla bahkan sudah bangkit dari keterpurukannya. Percuma saja di ingat-ingat.

***
"Yap, tertempel" gumam Kayla sendiri setelah menempel puisi buatannya di mading sekolah.

Setiap minggu pagi Kayla memang rutin memasang puisi-puisi buatannya di mading sekolah. Seperti saat ini, dia rela datang lebih awal dari jadwal latihannya. Tentu alasannya agar tak ada orang yang tau kalau ternyata yang selama ini menempel puisi di mading sekolah adalah Kayla.

Mungkin, jika ia menuliskan nama 'Mikayla' dibagian bawah puisi pun tak ada yang percaya akan hal itu. Teringat bahwa Kayla adalah orang terkonyol satu sekolah. Mana mungkin bisa sepuitis itu.

Dibacanya lagi sekilas puisi buatannya yang baru saja ia tempel. Mulai terbentuklah lengkungan senyum dibibirnya. Puisi kali ini berbeda dari puisi-puisi sebelumnya yang biasanya berisi tentang kepahitan hidup.

Ya, ya, benar. Kali ini puisi ini ditujukan untuk seseorang yang baru saja masuk kedalam hidupnya. Sejak kejadian beberapa waktu lalu di depan ruang musik, lelaki itu seperti tak kenal lelah untuk tidak berputar-putar dipikiran Kayla. Lelaki itu, bisa-bisanya membuat Kayla terlihat makin tak waras saja.

Bagaimana tidak? Sejak kejadian itu Kayla sering senyum-senyum sendiri. Bayangan kejadian itu terputar terus-menerus. Sampai-sampai ia penasaran dan tak henti-hentinya mencari tahu tentang lelaki itu. Bertanya kesana-kemari mengumpulkan beberapa informasi tentang lelaki itu yang akhirnya Kayla ketahui.

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang