7. Lebih Dekat

93 16 0
                                    

Ini sudah pukul 5 sore. Matahari sudah berada diufuk barat. Menjadikan langit menjingga. Lingkungan sekolah pun sudah nampak sepi. Tapi Kayla belum pulang kerumah. Sepulang sekolah tadi ia harus membersihkan ruang UKS dulu. Karena hari ini adalah jadwalnya piket UKS.

Tapi setelah ia menyelesaikan tugas piketnya itu, Kayla mampir dulu ketaman belakang sekolah. Dia sangat tau, Tama pasti berada disana sedang berlatih sendiri.

Iya Kayla tau semuanya. Pulang sekolah Tama harus belajar tambahan sampai jam 3. Setelah itu Tama harus memimpin rapat ekskul musik sampai setengah jam. Kemudian Tama juga harus berlatih bersama bandnya sampai jam 5. Dan setelah semua temannya pulang, Tama biasanya masih akan berlatih sendiri.

Kayla memutuskan untuk menghampiri Tama. Tapi sebelumnya, ia menyempatkan diri untuk membeli sekaleng minuman. Setelahnya, barulah Kayla bergegas ke arah taman belakang sekolah.

Benar dugaannya. Kayla bisa menemukan Tama disana. Sedang terduduk di bangku permanen dari semen tepat dibawah bohon besar yang rindang. Dengan posisi membelakanginya.

Cess

Kayla menempelkan minuman kaleng dingin rasa moccacino ke pipi Tama. Membuat Tama sedikit kaget.

"Minum Kak, biar seger." Ucap Kayla seraya mengambil posisi duduk disamping Tama dan menaruh tasnya disampingnya.

"Mika? Ngagetin aja deh kamu." Tama mengambil minuman kaleng itu dari tangan Kayla.

"Eh, ko kamu tau Kakak suka minuman rasa moccacino?" sambung Tama.

'Ya iyalah Kak. Apasih yang aku ngga tau dari Kakak'

"Loh, Kakak suka moccacino? Wah, pas bgt dong ya aku milihnya" jawab Kayla.

Tama mengangguk.

"Oiya Kak, nanti Kakak nyanyi berapa lagu di acara Pensi?" Tanya Kayla.

"Rencananya sih empat lagu bareng band Kakak dan satu lagu kakak bawain secara solo" jawab tama.

"Woah! Aku harus jadi penonton paling depan nih"

"Haha"

"Hap! Nggak usah kelamaan Kak ketawanya" Kayla menutup mulut Tama yang sedang tertawa dengan tangannya.

Tama menghentikan tawanya dan melepaskan tangan Kayla dari mulutnya.
"Kenapa?" Tanya Tama.

"Bau Kak" Kayla menutup hidungnya kemudian tertawa.

"Oh... jadi gitu ya Mika. Ternyata nyebelin juga ya kamu." Tama tak terima dan membalas Kayla dengan menggelitik pinggang Kayla.

"Ahaha.... geli Kak" Kayla berlari menghindari gelitikan Tama.

"Eh, sini kamu jangan kabur!" Tama masih mengejar Kayla untuk menggelitiknya.

Sampai akhirnya Tama berhasil menangkap Kayla dengan posisi seperti memeluk Kayla dari belakang. Membuat keduanya berhenti beberapa detik.

"Eh, ehm..." Kayla bedeham menyadarkan Tama.

Tama melepaskan pelukannya perlahan. Kemudian menaruh tangannya dibahu Kayla dan memutar badan Kayla agar berhadapan dengannya. Membuat Kayla membulatkan matanya, kaget bukan main.

Dengan begini, mereka bisa saling bertatapan dengan jarak yang begitu dekat. Menjadikan jantung Kayla berdegup tak karuan.

'Duh. Ga sehat nih kalo keseringan deket-deket Kak Tama kaya gini'

Tama maju satu langkah, menjadikan mereka makin dekat. Membuat Kayla refleks mundur. Tapi Tama terus maju sampai Kayla bertubrukkan dengan pohon besar disana.

Tama masih terus mendekat. Bahkan sekarang wajahnya menunduk, menyeseimbangkan wajahnya dengan wajah Kayla.

Kayla yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menahan nafasnya. Jantungnya bukan lagi tak karuan, tapi lebih parah lagi.

Kini Tama memiringkan wajahnya dan terus mendekatkan wajahnya ke wajah Kayla. Membuat Kayla refleks memejamkan matanya. Dan....

"Ternyata kamu lucu juga ya kalo lagi tegang. Haha" ucap Tama memecahkan tawanya.

Kayla langsung membuka matanya, kemudian menajamkan pandangannya kearah Tama. Kayla merasa dipermainkan. Menyebalkan sekali.

Kayla meraih tangan Tama. Kemudian mengarahkan jari telunjuk Tama masuk kearah lubang hidung Tama.

"LUCU UPIL LO KAK!!" Ucap Kayla ketus. Kemudian pergi setelah meraih tasnya dibangku semen itu kemudian mengenakannya dengan asal di salah satu bahunya.

Buk!!

Akibat retsleting yang tidak tertutup rapat dan cara Kayla yang mengenakannya secara asal, sebuah buku terjatuh dari tasnya.

"Loh, Mika!!! Ko pergi sih? Tadi kan Kakak cuma..." Teriakkan dan langkah Tama terhenti saat ia mendapati buku yang tak sengaja ia injak.

Diraihnya buku itu. Kemudian ia bersihkan sebentar menggunakan tangannya.

"The Poem of My life?" Tama membaca judul buku itu heran.

"Ini... punya siapa ya? Apa punya Mika?" Tanya Tama sendiri. Kemudian ia memasukkan buku itu kedalam tasnya.

__________________________________________

Nah loh, jatoh kan bukunya. Kira-kira Tama sadar nggak ya kalo itu bukunya Kayla??

Tetep vote and voment guys!!! Dan nantikan kelanjutannya...

Salam Damai dan Sejahtera!

*J💋💋

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang