3. Siapa Sebenarnya?

153 34 6
                                    

"Mik, kamu tenang aja, aku bakal selalu ada buat kamu"

"Cuma kamu gadis yang ada dihatiku Mika"

"Tara! Happy Birthday Mika"

"I will always love you Mika"

"Aaaaarrggghhhhh!!!!!" Teriak Kayla di tepi danau tempat biasa ia menyendiri untuk menenangkan pikirannya atau sekedar menulis puisi.

Danau ini memang jarang diketahui keberadaannya, sedikit saja orang yang tau, bahkan jarang sekali dikunjungi, kadang juga sepi. Maka dari itu danau ini menjadi tempat favorit Kayla saat penat terasa.

Seperti saat ini, Kayla lagi-lagi dihantui bayang-bayang lelaki masalalu itu, semua ucapan omong kosongnya terus terngiang di kepala Kayla.

Tama, kenapa juga dia harus memanggil Kayla dengan panggilan 'Mika'? Panggilan yang cuma lelaki masalalunya itu saja yang menggunakan. Membuat Kayla mengingatnya lagi setelah Kayla bersusah payah untuk mencoba melupakannya.

Tapi bagaimanapun juga ini bukan salah Tama, dia bahkan tak tau apapun tentang Kayla.

"Aaaaaaaaaa!!!!!" teriak Kayla yang disusul dengan isakkan lirihnya. Teringat akan serpihan masalalunya itu memang menyesakkan dada.

Ia mencoba menghilangkan pikiran kacaunya dengan berteriak. Metode ini memang sering digunakan Kayla untuk menghilangkan sedikit bebannya.

Dipandangnya air danau yang jernih itu, dan pepohonan hijau yang rindang mengelilinginya. Pemandangan sekitarnya seolah ikut membantu menenangkannya.

Merasa lebih lega dan tenang dari sebelumnya, Kayla terduduk dibawah pohon rindang didekatnya berdiri. Dikeluarkannya buku yang biasa ia tuliskan puisi-puisi karangannya. Kemudian, dalam kesunyian ia mulai menulis.

Aku sudah mulai berdiri.
Dengan susah payah ku tegakkan kaki.
Sejak kau lumpuhkan aku,
Aku hanya bisa diam dan terpaku.

Tapi aku harus bergerak
Maka kucoba untuk merangkak.
Berdiri ku setengah mati,
Hingga ku jalan dengan tertatih.

Jangan kembali,
Apalagi datang lagi.
Hilang saja,
Jangan buat usahaku sia-sia.

Tertulis lagi satu puisi, ungkapan emosi yang tertuang lewat kata-kata yang tak bisa terucap oleh mulutnya.

Selain berteriak seperti tadi, menulis puisi juga menjadi obat ampuh bagi Kayla untuk mengurangi bebannya. Lewat puisi, Kayla bisa marah, ataupun tertawa. Lewat puisi, terungkap semua gumpalan emosi.

Diliriknya jam tangan yang iya kenakan, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dihirupnya udara segar dalam-dalam sebelum ia beranjak pergi. Kayla tak mau pulang terlalu sore, apalagi menembus malam.

Kalau kata Bunda, "Ga baik gadis-gadis pulang malem, apalagi sendirian. Nanti bisa jadi kaya 'gadis cangkul' loh." Sumpah, itu scary banget.

***

"Huft!"

Hari yang melelahkan buat Kayla, setelah seharian ia harus latihan PMR dan juga harus pulang sore karena mampir ke danau dulu.

Direbahkannya tubuh kurusnya itu. Kemudian Kayla pejamkan pula kedua matanya, mengistirahatkan semua anggota tubuhnya dan pikirannya.

Teringat lagi kejadian tadi diparkiran sekolah. Bertemu lagi dengan Tama dan bisa bertukar suara walaupun sebentar seperti tadi, membuat Kayla mulai senyum-senyum sendiri lagi.

Dibuka lagi matanya, terpintas pikiran tentang Tama.

"Stalking instagramnya Ka Tama seru kayanya" pikirnya dan mulai meraih ponselnya di atas nakas.

Dibukanya aplikasi sosmed yang satu itu. Kemudian diketiknya nama 'Tama Ramadhan' di pencariannya.

"Ah, ini dia" ucapnya sendiri saat berhasil menemukan akun instagram milik Tama.

Tertampang deretan foto yang telah Tama posting sebelumnya. Tak banyak foto yang diunggah. Kebanyakan foto candid dirinya saat bermain gitar atau saat perform. Tapi yang paling melegakan adalah, tak ada foto bersama gadis selain ibunya. Itu membuat Kayla makin melebarkan senyumannya.

Kayla masih terus memandangi foto-foto Tama. Hingga iya menemukan foto lamanya yang berseragamkan putih-biru dengan cengiran khas anak SMP.
Diamatinya dengan seksama foto itu.

"Kaya familiar deh." Pikirnya. Kemudian ia amati lagi lebih lama.

" Iya, gak asing. Kaya mirip seseorang yang aku kenal. Siapa sih sebenernya? " Kayla masih bertanya-tanya dalam hati, hingga rasa kantuk datang yang akhirnya ia tertidur.

________________________________________

Hai hai!! Aku nongol lagi nih buat update chapter yang pendek ini... 😄

Sampe sini masih banyak teka-tekinya ya walaupun sejujurnya aku ngga handal bikin penggalan cerita yang bikin keppo readers. Tapi ya di bisa-bisain lah walaupun begitu jadinya... 😥😄

Satu lagi, aku mau banyak-banyak terimakasih buat readers yang udah vote and voment cerita ini. Itu bikin aku semangat buat terus nulis walaupun tulisanku ngga seberapa.

Salam damai dan sejahtera!

*J 💋💋

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang