10. Pensi sekolah

391 5 0
                                    

"Oke guys! Lagu terakhir yang bakal gue nyanyiin ini khusus buat seseorang yang sering banget bikin gue ketawa dan senyum-senyum sendiri" ujar Tama diatas panggung.

"Pppiiiiwwwiiittt...."

"Siapa tuh????"

"Pasti gue"

"Enak aja, ini pasti buat gue"

Sorak sorai para murid yang menonton pun pecah. Tidak sedikit juga mereka yang saling bertanya tentang siapa gadis yang dimaksud Tama.

Tama pun memulai lagunya. Menyanyikan sebuah lagu yang dirasanya pas untuk mengungkapkan rasanya lewat lagu itu.

Mataku tak dapat terlepas darimu

Perhatikan setiap tingkahmu

Tertawa pada setiap candamu

Saat jumpa yang pertama

Could it be love, could it be love

Could it be, could it be, could it be love

Could it be love, could it be love

Could this be something that i never had

Could it be love, could it be love

Tama terus menyanyikan lagu itu dengan merdunya. Semua penonton ikut bernyanyi, melompat dan melambaikan tangan menikmati lagunya.

Tapi tidak dengan Kayla. Ia membatu sejak Tama memulai lagunya dan meluruskan tatapan padanya. Entah mengapa jantung Kayla berdegupan saat mata itu terus menatapnya.

"Apa Kak Tama nyanyiin lagunya buat gue? Ah, engga engga... ko gue jadi kege'eran gini sih. Jangan baper Kay, jangan..."

Could it be love?

Ya, Tama sendiri bertanya pada hatinya. Sejak bertemu Kayla, Tama memang jadi sering tertawa juga senyum-senyum sendiri jika mengingat tingkah Kayla. Juga belakangan ini, Tama jadi sering mencari Kayla jika ia tak nampak.

***

Pensi telah selesai. Kumpulan murid pun sudah mulai meninggalkan lapangan yang menjadi tempat tergelarnya acara pensi tadi.

Tapi Kayla masih tetap membatu hingga tepukan tangan Pita dibahunya menyadarkan lamunannya.

"Oy Kay, ko masih diem aja sih? Ayo kita cabut"

"Eh, iya iya ayo"

Kaylapun bergegas meninggalkan lapangan bersama Pita. Tama yg melihatnya segera berlari menghampiri Kayla.

"Mika! Tunggu" panggil Tama.

Yang dipanggilpun menoleh kesumber suara. "Eh, Kak Tama?"

"Mika, Kakak mau ngomong sama kamu"

"Mmm, ngomong apa Kak? Ngomong aja."

"Iya, Kakak mau ngomong, tapi... mmm..." jawab Tama sambil sesekali melirik Pita.

"Ehem, ehem... oke Kay, gue duluan deh. Lo ngomong aja dulu sama Kak Tama." Ujar Pita yang peka terhadap lingkungan.
"Kita ngomong dikantin aja gimana?" Tawar Tama.

"Boleh"

Ya, Tama sendiri sepertinya telah menemukan jawaban atas dirinya yang belakangan ini sering menginginkan untuk terus didekat Kayla. tentang dirinya yang selalu ingin melihat Kayla tersenyum. Dan tentang dirinya yang selalu nyaman didekat Kayla.

Tama pikir, ia mulai menyukainya. Dan Tama ingin mengungkapkannya kali ini. Tama memang tipe cowok yang tidak suka menunda-nunda.

"Jadi... Kak Tama mau ngomong apa Kak?" Kayla membuka pembicaraan.

"Mmm, Mik. Kaka sendiri bingung mau mulainya darimana. Tapi kamu harus tau kalo..."

I don't wanna take your precious time

'Cause you're such a pretty, pretty,
pretty, pretty face

But you turned into a pretty big waste of my time...

Belum selesai Tama berbicara, ucapannya itu terpaksa terputus karena ponsel disakunya berdering. Dilihatnya username yang menelponnya itu sekilas.

"Iya Ren? Ada apa?"

"....."

"Jadi lo udah nyampe?"

"....."

"Oke, lo tunggu di airport. 30 menit lagi gue nyampe" telpon pun ditutup.

"Mmm, Mik. Mungkin Kakak gabisa bilang sekarang. Kakak harus pergi. Gimana kalo nanti malem kita ketemu di Sweet Cafe jam 8?" Tawar Tama.

"Mmm, iya deh Kak."

"Maaf ya Mik, Kakak buru-buru nih, pai... sampe ketemu nanti malem." Ujar Tama seraya bergegas meninggalkan Kayla.

"Emangnya Kak Tama mau ngomong apaan sih? Harus banget berdua doang gitu ya ampe si Pita diusir segala. Heh, itu juga siapa sih yang telpon? Ganggu moment gue aja ih. Siapa tau kan tadi Kak Tama mau nembak gue. Hehe... ngarep banget gue."

"Dor!!!!" Pita mengagetkan.

"Kampret emang nih anak satu" rutuk Kayla.

"Uhuk, uhuk... ada yang seneng nih kayanya. Abis ngapain lo ama Kak Tama? Dia ngomong apa sama lo Kay? Mmm... biar gue tebak. Dia pasti abis... nagih utang lo ya? Ngaku!"

"Enak aja, gue ga pernah ngutang ya."

"Trus ngomong apa dong? Ngga mungkin ngajak lo pacaran kan? Secara masih banyak cewek-cewek diluar sana yang lebih cantik dan pastinya lebih waras dari lo Kay. Hahaha"

"Au ah zbl, heh" Kaylapun pergi meninggalkan Pita.

"Bener juga sih apa kata Pita. Mana mungkin sih seorang Tama Ramadhan suka sama gue? Jatuh cinta sama gue? Jadi pacar gue? Aish, siapa lo Kay? Upil doang dihidup dia. Pastilah banyak gadis yang lebih-lebih dari gue."

"Ngambek deh, marah deh... main tinggal-tinggal aja gue. Woy, bercanda keles. Baperan amat sih" teriak Pita sambil menyeruput habis minuman Kayla kemudian menyusulnya.

_________________________________________

Note: Tama nyanyiin lagu "could it be" nya pake suara khasnya yg maco ya bukan pake suara Raisa. Jadi jangan salah imajinasi... 😄

Tetep vote and voment, see you on the next part... 👋

Salam damai dan sejahtera
*J

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang