1. Terpesona

303 50 31
                                    

"Lo tuh ya, najisin banget tau ngga ih... urat malu lo udah putus ya Key? Ampun deh, gue aja yang cewek ilfeel banget liat kelakuan lo yang kaya gini." Pita, mulai memaki kayla yang bertingkah kaya orang gila (lagi) didepannya. Oh, bukan hanya didepannya, tapi didepan orang-orang yang sama sama berada dikantin sekolah.

Bagaimana tidak? Kayla menari nari ala tarian hawai yang disertai ekspresi konyolnya. Bukan tanpa alasan Kayla melakukan itu, itu semua adalah celebrasi atas kemenangannya pada taruhan sepak bola yang mereka buat semalam.

"Bodo, bodo. Yang penting gue menang, dan lo kalah. Dan juga, gue bakalan kenyang terus selama seminggu tanpa harus ngerogoh kantong gue. Haha... slalala~" jawab Kayla sambil tertawa dan melanjutkan tarian anehnya itu tanpa memperdulikan tatapan orang-orang sekitar.

Pita hanya mendengus sebal mendengar jawaban Kayla tadi.

Mikalya Fitri. Gadis alay nan dramatis yang gapernah bisa diem. Otak pas-pasan, dan hobbinya malu maluin. Gak ada yang bagus kecuali wajah manisnya yang bisa sedikit menolong. Ya, sedikit.

Orang yang baru pertama melihatnya bisa saja tertarik, terlebih lagi kaum lelaki. Tak sedikit yang naksir dan mencoba mendekati Kayla, tapi mereka akan mundur pelan pelan saat kelakuan aneh bin konyolnya mulai keliatan.

Jangankan lelaki, teman-teman perempuannya saja sering kali ilfeel dibuatnya, hanya seorang Pita Syakila lah yang mampu bertahan untuk tetap setia menemani Kayla.

Menurut Pita, walaupun sahabatnya itu alaynya minta ampun, dramatisnya ga ketulungan, dan konyolnya ga nahan, tapi Kayla punya sifat yang super duper baik dibalik semuanya.

Kayla orang yang mahir menghibur saat dia merasa sedih, dan penasehat yang hebat saat dia menceritakan semua masalahnya. Tidak seperti teman-temannya yang lain, yang jika dia bercerita hanya menanggapi dengan kata-kata yang tidak jauh dari "oh" atau "yang sabar ya".

Tapi ada satu fakta yang tak ada satu orangpun yang tau. Dia, Mikayla Fitri, adalah gadis pecinta puisi. Dan menulis puisi adalah kebiasaannya. Ya, berbeda dari yang lain, Kayla lebih memilih munulis puisi untuk mencurahkan isi hati daripada menulis diary.

Oke, off dulu bahas tentang Kaylanya. Karena sekarang Pita mulai keki dengannya dan pergi meninggalkan Kayla.

"Eh, hei! Pita! Ko gue ditinggal sih? Ah elah" Kayla teriak memanggil temannya itu, tapi Pita tidak menoleh sedikitpun dan terus berjalan dengan langkah yang besar-besar.

Kayla yang dihiraukan seperti itu mulai mengejar Pita. Langkahnya juga besar-besar agar bisa menyusul Pita. Tapi perlahan langkah Kayla mulai melambat saat didengarnya suara petikan gitar yang lembut. Kayla melihat sekitar, ah, pantas saja dia bisa mendengar suara musik, karena memang dia sedang berada di depan ruang ekskul musik.

Merasa penasaran Kayla melangkah lagi pelan sampai berhenti di depan jendela yang menyisakan celah karena gordennya tidak tertutup rapat.

Dari celah itu Kayla mulai mengintip. Seorang pria terduduk disana. Kepalanya agak menunduk dan jari-jarinya sibuk memetik gitar yang ada ditangannya itu.

'Lembut' alunan gitar yang tercipta dari petikannya itu begitu membelai telinga Kayla. Belum selesai memuji alunan gitarnya, Kayla dibuat takjub dengan suara lelaki itu yang kini mulai bernyanyi.

I drove by all the places we used to hang out getting wasted.

I thought about our last kiss, how it felt the way you tasted

And even though all your friends tell me you're doing fine

And you're somewhere feeling lonely even though he's right beside you

When he says those words that hurt you do you read the ones I wrote you?

Sometimes I start to wonder, was it just a lie?

If what we had was real, how could you be fine?

Cause I'm not fine at all...

Berhenti. Iya, lelaki itu menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah jendela. Lantas Kayla langsung jongkok agar tak terlihat oleh lelaki itu. Perlahan Kaylapun melangkah dengan keadaan berjongkok hingga akhirnya ia menabrak sesuatu.

"Aw" pekik Kayla sambil mengelus-elus keningnya. Dilihatnya sesuatu yang baru saja ditabraknya.

"Omg! Itu kaki kan? Cowok?" Batinnya. Kayla tau dihadapannya sudah ada seorang lelaki, ia tau hal itu karena kaki dihadapannya itu terbalutkan celana abu-abu seragam sekolahnya.

"Lo... ngapain?" Tanya lelaki itu keheranan.

"Ehehe... mmm... anu... itu..." jawab Kayla bingung sambil menggaruk kepalanya sedikit.

"Anu? Itu? Apa?" Tanya lelaki itu lagi yang semakin bingung.

"Gue... anu... itu... lagi cari anting gue. Iya anting gue... hehe..." jawab Kayla yang masih berjongkok itu kini mulai meraba raba sekitar seolah mencari sesuatu.

Tiba-tiba lelaki itu ikut berjongkok dan menyelipkan helaian rambut Kayla sebelah kanan kebelakang telinganya.
Tindakan tersebut jelas membuat Kayla yang menunduk itu langsung mengangkat kepalanya dan bersitatap dengan pria itu.

"Ya ampun, ya ampun, ya ampun!!! Sumpah ya ini gue bisa jantungan kalo begini caranya. Mana ganteng maksimal lagi nih cowok. Duh.." batinya.

"Tapi anting lo lengkap ko" Ucap lelaki itu sambil melihat-lihat telinga Kayla. Lantas buyar lah lamunan Kayla.

"Eh, iya... itu, maksudnya anting yang mau gue kasih ketemen gue yang ilang. Tapi kayanya ngga ada disini deh. Kalo gitu gue cari ketempat lain deh ya... hehe, bye~" Kayla langsung berdiri dan pergi meninggalkan lelaki itu.

Kayla berjalan kearah kelasnya yang tadi sempat tertunda itu. Sepanjang perjalanannya, Kayla tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Lelaki itu, lelaki yang baru saja ia lihat, kini telah memenuhi pikirannya. Sepertinya Kayla sudah terpesona dengan sekali tatap saja oleh lelaki itu.

Tanpa sadar Kayla sudah sampai didepan kelasnya yang pintunya tertutup.

Bruk

"Aw.." pekik Kayla yang menabrak pintu kelas saking tak fokusnya.

Tetapi Kayla malah mengelus-elus pintu nya sambil senyam-senyum lagi. Kemudian membuka pintunya dan masuk kedalam kelasnya masih dengan senyumannya dan tangannya yang mengelus-elus ujung rambutnya. Hingga akhirnya sampai ditempat duduknya yang telah diduduki Pita di bagian kirinya.

"Heh, kemana aja lo? Gue ngambek bukannya dikejar malah dibiarin." Gerutu Pita lengkap dengan tekukan dibibirnya.

Bukannya meminta maaf, Kayla malah tetap senyam-senyum dan tak menghiraukan ocehan Pita.

"Yeh, malah senyam-senyum gajelas lagi. Kan nyebelin" gerutu Pita lagi yang masih tak di gubris oleh Kayla.

"Ah, bodo ah" kesal Pita.

"Manis Pit, suaranya merdu" ceracau Kayla dengan tatapan kosongnya dan bibir yang masih saja senyam-senyum.

"Key, lo kesambet ya?" Tanya Pita kebingungan. Namun pertanyaannya kembali tak dihiraukan.

"Ah, bodo ah!" Kesal Pita yang akhirnya memilih untuk menyerah mengahadapi temannya yang satu itu.

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang