12. Tangis

53 8 0
                                    


"Bete amat ya dirumah. Mending keluar deh cari angin bentar." Pikir Randy.

Akhirnya ia pun keluar rumah. Berkeliling mengendarai motor ninja kesayangannya itu. Menikmati belaian angin malam yang dingin. Hingga ia berhenti di sebuah taman.

"Woah... kota ini banyak berubah ternyata." Pikirnya setelah ia berkeliling tadi.

Randy pun membaringkan tubuhnya dibangku taman setelah memasang earphone ditelinganya.

Tuk

tiba-tiba sebuah kaleng minuman menubruk kepalanya itu. Mengejutkan Randy dan membuatnya bangkit untuk melihat siapa pelakunya.

Tak jauh dari sana seorang gadis berkaos oblong dan bercelana jeans pendek terlihat membelalakan matanya dan hendak kabur karena perbuatan isengnya memakan korban (?) 😄.

"Eh, jangan lari woy!!" Teriak Randy bergegas untuk mengejar gadis itu.

"Haduh, mampus gue." Racau gadis itu sambil mempercepat langkahnya.

"Eiitts, mau kemana lo?" Tanya Randy sambil merentangkan tangannya dihadapan gadis itu.

"Permisi, saya buru-buru." Gadis itu menepis lengan kiri Randy dan meneruskan langkahnya. Randy pun mengejarnya hingga berada didepan gadis itu sambil berjalan mundur.

"Seburu-buru itukah sampe ngga sempet untuk setidaknya bilang maaf gitu ke gue?" Ujar Randy.

"....."

"Heh, liat nih. Jidat gue benjol gara-gara lo."

"......"

"Ini sakit loh."

"......"

"Gue gak minta ganti rugi sih. Tapi setidaknya lo minta maaf lah sama gue. Lo itu ga pernah diajarin sop---"

"Maaf." Ujar gadis itu singkat, kemudian mempercepat langkahnya meninggalkan Randy yang terhenti.

"Wooah!! Hebat! Aish~" Randy mendecih kesal.

"Hei! Cewek tengil! Liat aja kalo ampe gue ketemu lagi sama lo." Teriaknya.

Eh males juga sih kalo harus ketemu makhluk kaya begitu lagi.   😒

***

Cklek

Niki membuka pintu kamar Kayla. Berniat untuk meminjam sepatu Kakaknya itu untuk pergi main bersama temannya minggu besok. Ya, postur tubuh Niki dan Kayla memang tidak beda jauh. Maka dari itu mereka seringkali bertukar pakaian, sepatu, tas, dan yang lain lain.

Niki tadinya berniat untuk memilih-milih dulu sepatu yang akan ia pinjam dari Kakaknya itu. Tapi saat membuka pintu kamar Kakaknya, ternyata Kakaknya itu sudah berada dikamarnya dengan tubuh yang tertutup sempurna oleh selimutnya.

"Loh, Kak Kayla udah pulang?" Tanya Niki.

"....."

"Udah tidur Kak?"

"....."

"Gak biasanya Kak Kayla udah tidur jam segini. Kecapean abis dinner sama gebetannya itu kali ya? Hihihi. Dasar Kak Key ini."

Dibalik selimutnya, Kayla sudah benar-benar tak tahan mendengar celotehan adiknya itu. Ledekan adiknya itu makin membuat sakitnya bertambah berkali-kali lipat. Ingin sekali rasanya menyumpal mulut adik kesayangannya itu.

"Berisik Nik, kamu mau apa ke kamar Kakak?" Kayla bangkit dari tidurnya dan menanyakan niat adiknya itu kekamarnya. Agar adiknya itu bisa cepat-cepat pergi dari kamarnya.

"Loh, Kak Key belom tidur? Aku kira udah molor. Eh eh, btw gimana Kak dinnernya? Pasti dia terpesona kan sama Kakak? Hmm, siapa dulu dong periasnya?" tanya Niki yang bermaksud menggoda Kakaknya itu.

Adiknya yang satu ini memang bawel sekali. Dan Kayla merutuki fakta itu. Rasanya ingin menenggelamkan diri disamudra artartika saja.

"Kamu pasti mau pinjem barang Kakak kan?" Tanya Kayla yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Hehehe. Kakak ko hafal banget sih? Ah, jadi malu aku tuh. Ini loh, aku mau pinjem sepatu Kakak yang warna tosca itu." Jawab Niki sambil memperlihatkan cengirannya.

"Yaudah, ambil aja. Kalo udah selesai lampunya matiin lagi trus tutup pintunya yang bener." Kayla memberi intrupsi, sebelum ia menenggelamkan diri di balik selimutnya lagi.

"Iya. Ah elah. Udah ngantuk beud ya Kak? Abis dinner apa abis jogging Kak? Gak mau cerita dulu gitu? Huh, payah!" Niki malah berceloteh lagi, meledek Kakaknya yang tenggelam dibalik selimut itu.

Kali ini Kayla sudah tidak tahan lagi mendengar celotehan Niki. Akhirnya ia bangkit lagi dan menampilkan matanya yang mulai memerah itu.

"GAK ADA DINNER NIK! GAK ADA!" Teriakan Kayla terdengar begitu lirih. Komplit dengan isakan yang pecah setelahnya.

Fakta bahwa acara dinner Kakaknya itu gagal, membuat Niki terkejut dan membuatnya merasa bersalah sudah menggoda Kakaknya terus-menerus.

"K-kok bi sa?" Niki bertanya dengan hati-hati.

Namun Kayla hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan adiknya itu. Dan kemudian, tangisnya semakin menjadi.

Niki benar-benar tak tahan melihat Kakaknya menangis. Ia pun akhirnya mendekat dan memeluk tubuh Kakaknya yang terlihat sangat rapuh itu. Setidaknya, dia bisa menenangkan Kakaknya saat ini.

Niki juga ingin Kakaknya tau bahwa dia punya Niki, yang bisa jadi tempatnya bersandar dan menumpahkan keluh kesah. Begitu kan fungsi saudara?

"Nggapapa kalo Kakak belum mau cerita. Kakak cuma perlu tau, kalo aku bisa dengerin Kakak kapan aja. Bisa jadi tempat curhat Kakak. Kakak juga kan yang bilang, kalo kita ini lebih dari sekedar Kakak-Adik." Niki berucap pelan sambil mengelus punggung Kakaknya itu.

Dan setelah itu. Kayla menangis sejadi-jadinya dipelukan Niki--Adik sekaligus Bestfriendnya yang sangat ia sayang itu.

___________________________________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUISI KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang