Kring!!!
Bel istirahat telah berbunyi. Tapi Kayla memilih untuk pergi ke Taman belakang sekolah untuk mencari buku puisinya yang hilang kemarin sore.
Kayla sudah mengitari sekeliling taman, mencari kesana-kemari, tapi bukunya itu tidak ditemukannya juga.
"Duh, dimana sih buku gue?" Tanyanya sendiri seraya duduk di bangku taman.
Sedang bingung-bingungnya, Kayla dikejutkan dengan benda dingin yg tiba tiba menyentuh kulit pipinya.
Cess
"Aaaak" pekik Kayla.
"Minum, biar seger!" Seru seseorang.
"Loh, Kak Tama? Ngapain coba disini? "
"Kamu yang ngapain disini? Biasanya kan ada dikantin sambil liatin Kakak dari jauh"
"Ih, kepedean banget sih"
"Hayo ngaku aja... " ujar Tama dengan nada meledek.
Ya, Tama tau tentang hal itu. Tama cukup peka dengan orang-orang disekitarnya. Termasuk Kayla yang sering memperhatikannya diam-diam.
"Yeeh... apaansih Kak Tama. Udah sana pergi, hush... hush..." sangkal Kayla.
"Loh Kakak kan mau ketemu kamu " ujar Tama sambil mengacak rambut Kayla.
"Huft! Calm down Kayla... jangan ge'er... plis jangan ampe ketauan kalo gue ge'er"
"Kalo aku ngga mau ketemu kaka gimana?" Jawab Kayla ketus seraya bangkit dari tempat duduknya.
"Tunggu Mik, maafin Kakak soal yang kemarin" Tama menahan lengan Kayla, menghentikan langkahnya.
"Hah? Soal apa?" Tanya Kayla yang pura-pura lupa.
"Soal Kakak yang hampir..."
"Stop! Soal itu ga perlu minta maaf" potong Kayla.
Mengingat hal itu sungguh memalukan menurut Kayla. Sebentar... memangnya sejak kapan Kayla jadi punya rasa malu? Aish~
"Jangan marah terus dong, nanti manisnya ilang loh" rayu Tama.
Mendengar gombalan Tama, semburat merah muncul dipipinya. Namun lagi-lagi Kayla harus menyembunyikannya.
"Apaan sih Kak Tama" ujar Kayla menyembunyikan senyumnya.
"Kita beli es krim gimana?" Tawar Tama sambil mengepalkan tangannya didepan Kayla.
"Deal!!" Jawab Kayla seraya meninju kepalan tangan Tama.
"Kak Tama ko baik banget ya sama gue, ampe minta maaf segala. Padahal kan itu bukan kesalahan dia juga. Lagian, siapa juga sih yang betah lama-lama marahan sama Kak Tama. Baper, baper deh gue... "
***
Tama melirik sekilas jam tangan yang bertengger di lengan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Setelah gladi bersih, Tama harus cepat-cepat pulang untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan besok.
Ya, besok adalah hari dimana acara Pensi akan di gelar. Hari yang sudah ditunggu-tunggu para murid SMA Garuda.
Karena dalam acara Pensi, para murid bisa bernyanyi, menari, berteriak, melompat, dan menumpahkan semua ekspresi untuk melupakan sejenak semua tekanan pelajaran dan tugas sekolah yang sering kali menumpuk.Setelah melewati hari yang melelahkan, Tama pun bergegas pulang. Langkah kakinya ia percepat. Tama perlu istirahat dan menjaga kondisi tubuhnya agar tetap vit.
"Bruk"
Karena tergesa-gesa, bahu Tama menabrak seorang gadis yang mengakibatkan buku-buku di tangan gadis itu jatuh berserakan.
"Aduh, maaf ya." Ujar Tama sambil membantu membereskan buku yang berserakan itu.
"Iya gapapa ko Kak Tama" jawab gadis itu.
"Eh, kamu tau nama Kakak?" Tanya Tama heran.
"Siapa sih yang gatau Kakak?"
Tama hanya menggaruk tengkuknya, tersipu. Kemudian matanya terarah pada buku-buku yang dirapihkan.
Semuanya adalah buku puisi karya Chairil Anwar, Kahlil Gibran, Tere Liye dan penyair lainnya.
"Kamu suka puisi?" Tanya Tama seraya menyerahkan buku-buku yang ia rapihkan pada gadis itu.
"Ah, iya aku suka Kak" Jawabnya.
"Keca!! Ayo buruan, lama banget sih lo?" Seru seorang gadis bermotor matic di depan gerbang sekolah sana.
"Ah, iya Kak. Aku buru-buru nih. Duluan ya Kak" pamit gadis itu kemudian berlari meninggalkan Tama.
Yang ditinggalkan hanya diam ditempat. Otaknya menyusun satu persatu fakta dari gadis yang baru saja ia temui itu.
Buku-buku puisi,
Suka puisi,
Keca? Itu namanya kan?
K?
Gadis berinisial K, apa dia?
________________________________________
Hai hai!!!! Aku dateng!!!!
Oke, masa hibernasi aku udah berakhir nih. Jadi bisa on wattpad dan update cerita ini lagi... yeyyy!!!! 😄😄Btw, masih ada yang nungguin ga ya? 😓
Terus vote and voment guys!!
Salam damai dan sejahtera!
*J💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI KAYLA
Teen FictionMikalya Fitri. Gadis alay nan dramatis yang gapernah bisa diem. Otak pas-pasan, dan hobbinya malu maluin. Gak ada yang bagus kecuali wajah manisnya yang bisa sedikit menolong. Siapa yang sangka kalau Kayla suka menulis puisi? Semuanya tak ada yang m...