Prologue

5.8K 230 35
                                    

July 2009

"Kak Melodyyy!!

Seorang perempuan cantik berambut panjang yang sudah mengenakan gaun pengantin berwarna putih menoleh ke arah pintu. Dia langsung memberikan senyum termanisnya saat mendapati orang yang baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya itu.

"Verandaaa....!" Perempuan yang dipanggil 'Melody' itu menyapa balik. Sebenarnya ia ingin sekali bangkit berdiri dan memeluk teman baiknya itu, rambutnya yang sedang ditata oleh hairstylist membuatnya tidak bisa bergerak dari meja rias.

Veranda, gadis cantik yang mengenakan blazer dan celana kain hitam itu menghampiri Melody dan memeluknya dari samping. Mereka juga bertukar cium dengan pipi kiri dan kanan.

"Yaampun, Kak Mel cantik bangeeeettt...!! " kata Veranda setelah pelukannya terlepas. " Abang Farish emang gak salah pilih deh..."

"Makasih ya, Ve, bisa aja kamu mujinya." Melody tersenyum sekaligus tersipu malu. "Oh ya, Ve. Makasih juga loh udah mau jadi Event Organiser pernikahan aku sama Farish."

"Hahaha... justru aku yang seneng kali, Kak, bisa jadi Event Organiser­ pernikahan kakak..."

Melody tersenyum bahagia. " Kalau gitu pastiin malam pernikahan aku ini jadi malam yang aku dan Farish akan selalu kenang sampai kakek-nenek." Ucapnya.

"Ooh...Siap!" Veranda membuat gaya hormat menggunakan tangannya. "Kak, aku ke bawah dulu ya. Masih ada beberapa yang harus aku urus nih."

"Okey, Vee...! See you soon yah!"

"See you soon, Kak Mel!"

Gadis bernama Veranda itu keluar dari kamar Melody dan menutup pintu rapat-rapat.

AUTHOR POV END

***

VERANDA POV

Hola, perkenalkan namaku Jessica Veranda. Kalau kalian melihat diriku 7 tahun yang lalu, mungkin kalian tidak akan percaya dengan keberadaan diriku yang sekarang. Kenapa aku bisa bilang begitu? Well, tujuh tahun yang lalu, aku terkena musibah yang sangat berat. Mobil yang ditumpangi oleh aku dan keluargaku mengalami kecelakaan hebat. Papa dan mamaku tewas dalam kecelakaan maut itu. Ya, hanya akulah satu-satunya yang selamat dari kecelakaan itu.

Mengenaskan bukan? Dan, sialnya, kisah sedihku belum berakhir sampai di sana. Kecelakaan malam itu seolah mengambil bukan hanya keluargaku tapi juga semua kenangan indah yang aku punya bersama mereka. Aku hilang ingatan. Aku tak ingat apapun mengenai diriku. Nama, alamat, dan siapa sebenarnya diriku aku tidak pernah tahu. Wajah orang tuaku juga tetap tidak teringat meskipun aku melihat foto-foto lamaku.

Dokter mengatakan aku koma selama 3 minggu. Begitu aku sadar aku berteriak-teriak histeris seperti orang gila sampai dokter harus menyuntikkan obat penenang. Saat itu aku kira aku benar-benar akan menjadi gila. Mungkin ada selama tiga hari aku meratap dan hanyut dalam kesedihan. Sampai tiba-tiba salah seorang yang mengaku sahabatku muncul menghampiriku. Namanya Devi Kinal Putri.

Tentu saja awalnya aku tidak percaya kalau dia adalah sahabatku. Aku menolaknya bahkan ketakutan seperti hantu saat dia mencoba merangkulku. Tapi dia tidak menyerah. Kinal datang setiap hari ke rumah sakit untuk menjengukku. Dia membawa foto-foto yang menunjukkan persahabatanku dengannya. Dari foto-foto itu aku menyadari rupanya Kinal adalah sahabatku dari kecil. Bahkan dari kami belum mengenakan seragam sekolah sampai kami mengenakan seragam putih abu kami selalu bersama. Tidak mudah, tapi kegigihan Kinal ini lama-lama membuatku yakin kalau aku memang sahabatnya.

Kira-kira 3 bulan kemudian, emosiku mulai stabil. Perlahan-lahan aku mulai bisa menerima kenyataan. Aku menerima kalau identitasku adalah Jessica Veranda dan aku adalah satu-satunya survivor dari kecelakaan mengenaskan itu. Dengan tubuhku yang masih lemah, Kinal bersedia menampungku di rumahnya. Orang tua Kinal juga menyambutku seperti anak mereka sendiri, membuat aku semakin yakin bahwa Kinal memang sahabatku dari kecil.

The Tale Of Two AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang