*Masih Flashback Kinal*
AUTHOR POV
"Kak, kami sudah ketemu keluarga yang akan merawat EsGe. Suami-istri itu kelihatannya baik, tapi aku dan Ci Elaine tidak diijinkan berkenalan karena kata Pak Kusnadi demi kebaikan kami sendiri lebih baik kami juga tidak tahu ke mana EsGe akan dibawa. Sekarang aku dan Ci Elaine lagi cari taksi untuk pulang."
Aku bersyukur pada Tuhan saat menerima telpon tersebut dari Sofia. Tak lama setelah Sofia telpon, Detektif Kusnadi juga menelponku untuk segera bersiap. Beliau sudah mengaturkan keberangkatan pesawat sampai Jakarta pagi itu juga.
Saat aku tiba di bandara, aku juga sama sekali tidak menemukan kesulitan meski aku harus membawa Jessica dengan kursi roda. Detektif Kusnadi sudah mengaturkan tempat duduk di First Class, sehingga aku dan Jessica bisa mendapatkan privasi. Sebelum kami menaiki pesawat itu, sekali lagi aku berterimakasih pada Detektif Kusnadi. Beliau berjanji akan terus mengusut kasus ini sampai selesai agar Jessica dan EsGe bisa bersatu kembali.
Di dalam pesawat barulah aku bisa tidur dengan tenang. Setelah hampir semalaman aku tak tidur, rasanya tidur di pesawat cukup untuk melepas sedikit lelahku, meski jarak penerbangan Manado-Jakarta hanya 4 jam saja. Untunglah selama itu juga Jessica tetap dalam keadaan tidak sadar. Kalau dia histeris seperti yang Elaine ceritakan padaku, aku bisa kerepotan.
Begitu kami tiba, pramuragi dan petugas bandara membantu aku menurunkan kemudian membawa Jessica melalui jalur khusus sampai tempat parkir. Di sanalah kedua orangtuaku sudah menjemputku dengan mobil. Sebelum berangkat, aku memang sudah menceritakan kalau aku akan pulang bersama Jessica, tapi aku belum menceritakan secara detail apa yang terjadi.
Mata papa dan mamaku sudah melotot bulat saat melihat aku mendorong kursi roda Jessica, tapi cepat-cepat kubantah.
"Nanti Kinal jelasin di rumah! Sekarang kita pulang dulu ya? Ya? Ya?" kata Kinal.
Untungnya, papa-mamaku kenal Jessica dengan sangat baik. Malah dulu waktu kami tetanggan, mamaku sering membanding-bandingkan aku dengan Jessica. Katanya aku harus lembut dan 'elegan' seperti Jessica. Haha...setelah sekarang semuanya jadi berantakan, aku jadi merindukan saat-saat itu.
Setibanya kami di rumah, kami langsung disibukkan dengan kondisi fisik Jessica. Rumahku memang memiliki kamar tamu, tapi aku sengaja meminta Jessica dibaringkan di kamarku agar aku bisa lebih mudah menjaganya. Papaku juga berinisiatif memanggil dokter kenalannya untuk memeriksa Jessica. Setelah dokter mengganti perban Jessica dan mengatakan luka Jessica tidak perlu perawatan intense rumah sakit, barulah kedua orangtuaku meminta penjelasan dariku.
Aku tidak berani berbohong pada papa-mamaku. Kujelaskan semuanya secara rinci dimulai dari pertemuanku dengan Elaine dan Sofia, lalu bantuan Detektif Polisi Christo Kusnadi, berikut juga dugaan-dugaan mengenai Jessica dan EsGe.
"Ma...Pa... Mama dan Papa kenal Jessica dari kecil. Sekarang Jessica hilang ingatan dan memerlukan bantuan. Apakah mama dan papa tega membiarkannya begitu saja?"
Sebenarnya tak perlu kutanya pun aku sudah tahu sifat papa dan mamaku yang mau menolong orang lain dalam kesulitan. Apalagi orang ini adalah Jessica, sahabatku sendiri.
"Tentu saja kita akan menolong Jessica, Kinal." Kata papaku setelah mereka berdua bertukar pandang sekilas.
Akhirnya aku bisa merenggangkan otot-ototku dengan santai. Selesai sudah masalah utamaku, dan sekarang aku bisa merawat sahabatku dengan tenang. Aku segera kembali ke kamarku, lalu aku duduk di tepi ranjang di mana Jessica dibaringkan.
"Jangan khawatir, Jes...kamu sudah aman di sini dan aku berjanji aku akan merawatmu sampai kamu pulih kembali..." ucapku.
Aku yang kebetulan memang sudah lelah, segera membaringkan diriku di sisinya. Aku pun memejamkan mata untuk mengistirahatkan pikiranku sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale Of Two Angels
Fanfiction"Di dalam benakku yang terdalam aku sudah menyadari, bahwa ini adalah pertemuan yang berbahaya" Shania Gracia adalah seorang anak adopsi di Keluarga Laksani. Masa lalunya yang kelam membuat ia terjebak di keluarga lain yang membuatnya tidak nyaman...
