03. Something's Not Right

2.5K 179 24
                                    

Author POV


Gracia menutup pintu rumahnya rapat-rapat namun dia belum bergerak dari sebelah pintu. Lebih tepatnya Gracia sedang mengintip keluar dari jendela, seolah mengantar kepergian mobil Veranda menggunakan pandangannya. Senyum belum hilang sedikitpun dari bibirnya. Gracia merasakan kehangatan dan kenyamanan dalam hati yang telah lama dia tidak rasakan.

Apa ini keajaiban? Di saat Kak Mel menghilang dari hidupku, Kak Ve bagaikan malaikat yang turun dari surga. Aneh juga ya, padahal aku baru kenal dengannya tadi, tapi aku seperti sudah lama sekali mengenalnya. Apa aku memang merindukan sosok kakak separah ini? Yah...apapun alasannya mudah-mudahan Kak Ve gak balik ke Jakarta cepat-cepat.

Baru saja Gracia membalikkan badannya dari arah jendela, ia dikejutkan oleh Frieska yang entah sejak kapan ikut mengintip melalui jendela.

"Astaga...kak....kaget aku..." kata Gracia setelah mundur sedikit.

"Kemarin pulang naik motor sama temen, sekarang naik mobil sama temen juga?" kata Frieska dengan nada sarkasme-nya yang khas.

"Eng..yang tadi itu Kak Ve, Kak. Kak Frieska masih inget kan?"

"Kak Ve? Maksudnya Kak Jessica Veranda?"

"Iya, Kak Jessica Veranda yang jadi EO sewaktu Kak Mel menikah." Kali ini Gracia mencoba tersenyum dengan harapan suasana antara dirinya dan kakaknya bisa melunak.

"Kenapa Kak Ve bisa ada di kampus kamu?"

"Ehmm...Kak Ve lagi ada kaya semacam penelitian gitu, Kak."

"Oh." Komentar Frieska dengan singkat lalu dia berjalan meninggalkan Gracia di depan begitu saja. Bahkan Gracia masih melongo kebingungan saat Frieska naik melalui tangga ke lantai dua.

Itu saja? Apa sore ini aku bebas dari omelan?

Sampai Frieska benar-benar menghilang di balik pintu kamar, barulah Gracia berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai satu. Dia masuk, merapikan barang-barangnya sebentar, lalu mengambil pakaian ganti untuk mandi. Sebelum keluar lagi dari kamarnya, Gracia memastikan dulu tidak ada 'Kak Frieska' di perjalanan menuju kamarnya ke kamar mandi. Karena kalau Frieska melihatnya lagi, Gracia yakin Frieska akan menyuruh yang aneh-aneh.

Setelah beberapa saat bermain 'petak umpet' kecil, Gracia berhasil bersih-bersih dan kembali ke kamarnya tanpa perlu bertemu dengan Frieska. Begitu Gracia menutup pintu dan mengunci pintunya, Gracia menghembuskan nafas lega sepanjang mungkin. Dia membaringkan dirinya di atas ranjangnya lalu melihat handphonenya. Ada sebuah pesan masuk di sana.

From : +6285741248486

Gracia kan? Ini Frans, jepit rambut kamu ada di aku. Kamu datang ke kampus jam berapa besok?

Gracia agak kaget membaca pesan tersebut. Masa iya jepit rambutku ketinggalan ? tanya Gracia dalam hati.

Gracia mengambil tas kecilnya yang suka dia bawa-bawa ke kampus lalu mengecek ke dalamnya. Ah...benar juga, tadi aku sempat ke perpustakaan dan aku sempat merapikan rambutku di sana.

To : +6285741248486

Ah iya iya! Tolong simpenin dulu ya, Frans! Besok aku kuliah jam 7 sih, kamu kuliah jam berapa?

.

.

.

From : +6285741248486

The Tale Of Two AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang