14. Angels May Cry

2.8K 208 88
                                    

Edited : wetped eror :v



Gracia Memory  

( Di bagian ini , cerita diambil dari memori Gracia , jadi semua kalimat/paragraf yang dicetak miring adalah ucapan Gracia  saat dia cerita ke Veranda di 'masa kini' , gak peduli siapapun POV-nya)




Saat aku memeluk Kak Ve dan meluapkan semua kesedihanku di sana, aku dilanda sakit yang luar biasa. Namun di saat rasa sakit itu mereda, dalam pikiranku aku merasa seperti ada tirai tersibak dan dari dalamnya memoriku mengalir deras seperti air bah. Begitu cepat dan terasa nyata, sampai-sampai aku bisa merasakan seluruh tubuhku mengejang. Sekali lagi, setelah semua 'badai memori' itu sirna, perlahan-lahan aku bisa menyusuri satu per satu memoriku yang telah lama 'terpendam' itu.

Nama lahirku bukan Shania Gracia, nama itu adalah nama pemberian keluarga Kak Melody. Nama asliku adalah Sheila Giovanna. Tapi aku jarang dipanggil Sheila atau Giovanna. Orang-orang, termasuk keluargaku, memanggilku dengan sebutan 'SG' atau 'EsGe'. Nama lahir kakakku juga bukan Jessica Veranda. Nama lahirnya adalah Jessica Victoria, entahlah darimana Kak Kinal bisa memberikan nama 'Veranda' pada Kak Jessie. Nama kami berdua memang ke-'barat-baratan' karena kami memiliki keturunan Portugis.

Aku dan Kak Jessie juga bukan hanya keluarga keturunan 'Barat' , tapi kami juga ada keturunan bangsawan. Kami tinggal di perkomplekan rumah paling elit di kota Manado. Perusahaan di mana papaku bekerja adalah perusahaan warisan dari kakekku yang kini sudah go-international. Mobil-mobil mewah berjejer di garasi rumah. Jumlah pegawai yang bekerja di rumah kami saja ada 30 orang, termasuk security , chef, dan driver. Namun sayang, dari antara semua kekayaan yang kami miliki, ada satu harta paling penting yang tidak pernah kami miliki.

Kasih Sayang...

Layaknya politik, orang tua kami korban perjodohan demi kelancaran bisnis. Waktu menikah, papaku berusia 40 tahun sedangkan mamaku baru berusia 19 tahun. Mamaku tidak pernah mencintai papaku, dan papaku membenci mamaku karena tidak bisa memberikan anak laki-laki. Karena papaku sangat ambisius, baginya anak perempuan itu sia-sia karena tidak akan bisa melanjutkan usaha papaku.

Dari sanalah...ceritaku bermula...


***


Author POV

July, 2005

Pagi itu tepat pukul 6, keluarga Tanu sudah duduk di meja makan yang sudah dilengkapi peralatan makan yang mengkilap. Sementara para ART yang bertugas untuk menghidangkan sarapan, sudah stand-by di sekeliling meja. Mereka hanya perlu isyarat dari Tuan Tanu untuk mereka mulai menghidangkan.

Tuan Tanu, pria yang menjadi kepala keluarga di rumah itu adalah seorang pria yang berusia 55 tahun dengan rambut yang beruban dan memiliki wajah selalu ditekuk. Tidak pernah ada satu candaan pun keluar dari mulutnya terdengar di rumah itu. Sementara sang istri, Nyonya Tanu, adalah seorang wanita yang masih bisa dibilang cantik meski usianya sudah menginjak usia 34 tahun. Bisa dibilang kecantikan dan sifat dinginnya dia wariskan dengan sempurna pada dua anak gadisnya yang duduk berseberangan dengan dirinya. Jessica Victoria dan Sheila Giovanna. Jessica duduk di kelas 2 SMA sedangkan EsGe masih duduk di kelas 3 SMP.

"Sebelum mulai sarapan kita pagi ini.." suara Tuan Tanu terdengar menggema di ruang makan yang megah itu. "Saya ingin lihat hasil rapor dari kalian berdua selama seminggu ini." Katanya dengan bahasa yang sangat formal.

The Tale Of Two AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang