04. Into Your Arms

2K 189 37
                                    

Ve POV

Aku tahu ada yang tidak beres dengan sahabatku. Semenjak dia bertemu dengan Gracia tadi aku merasakan perubahan atmosfer pada Kinal. Aneh... biasanya juga kalau kukenalkan pada temanku dia selalu bersemangat dan cepat 'nyambung-nya'. Malah kadang-kadang Kinal suka 'SKSD' duluan sama teman-temanku. Tapi kali ini dia sangat berbeda. Aku sempat melihat keterkejutan dan kekhawatiran yang dia berusaha sembunyikan saat melihat Gracia. Apa Kinal mengenal Gracia?

"Nay." Kupanggil sahabatku yang tampak sedang memikirkan sesuatu itu.

"Hah? Ya? Kenapa, Ve?"

"Kenapa kamu?"

"Ummm...."

"Masih sakit perut ya?" aku berpura-pura bodoh. Tentu sebenarnya aku tahu Kinal bukan sakit perut. Masa iya bertemu dengan gadis semanis Gracia langsung sakit perut.

"Engga...eh iya...eh...lumayan maksudnya, Ve." Kinal tampak gelisah.

"Hmmm... kamu pernah ketemu Gracia sebelumnya?"

"Belum pernah kok."

"Yakin?" Aku menatap ke dalam mata Kinal untuk mencari kebohongan.

"Ve, aku udah ga tahan nih! Aku ke toilet dulu ya!" Kinal bangkit berdiri lalu cepat-cepat berlari ke arah toilet.

Mataku mengikuti langkah Kinal sampai akhirnya dia menghilang di bilik toilet. "Dasar aneh..." gumamku pelan.

Gerakan mataku berhenti pada meja yang tidak berapa jauh. Meja itu adalah meja di mana Gracia duduk. Pandanganku langsung terkunci pada laki-laki yang baru saja kembali pada Gracia.

Hmm...jadi itu yang namanya Frans? Yah...keliatannya emang pemuda yang baik sih. Sudah berapa lama ya Gracia kenal dengan Frans? Apa mereka sering pergi begini?

Kalau dari tingkah laku mereka yang terlihat begitu akrab, sepertinya mereka sudah kenal satu dengan yang lain cukup lama. Gracia sering sekali melemparkan senyum termanisnya pada Frans dan Frans juga berhasil membuat Gracia tertawa berkali-kali.

Aku tak suka....

Aku tak suka melihat Gracia begitu mesra dengannya....

Perasaan tak normal yang menghantuiku semenjak beberapa yang lalu ini membuatku terus mempertanyakan hatiku.

"Haaahhh... Legaaaaa...!"

Suara dan kehadiran Kinal membuat pandanganku kembali ke depan. Aku mengkerutkan keningku dengan heran saat kulihat ekspresi wajah Kinal sekarang sudah kembali normal.

"Napa sih, Ve? Kayak gak pernah liat orang buang air besar aja?" ucapnya.

"Kamu beneran sakit perut?" aku bertanya balik.

"Ya beneran-lah, Ve! Tapi sekarang udah enggak nih! Yuk, cari makan!"

Aku masih belum menjawab. Kuperhatikan Kinal dari atas sampai ke bawah sekali lagi. Sekarang aku jadi bingung sendiri apa sebenarnya Kinal memang sakit perut atau ada sesuatu yang disembunyikan.

Ah, kenapa aku jadi berpikir yang jauh-jauh sih. Si Kinal ini kan emang dari dulu suka lebay dalam menanggapi sesuatu. Bisa jadi kebetulan saat mau kenalan tadi dia tiba-tiba sakit perut kan?

Kulupakan soal Kinal dan kulayangkan kembali pada Gracia dan Frans. Makanan pesanan mereka tampak sudah tiba daritadi dan mereka sedang sibuk menyantapnya sambil bersenda gurau.

Hufft...menyebalkan sekali sih... harusnya kemarin aku paksa aja ya Gracia biar perginya sama aku. Atau kalau memang tidak bisa, biar aku ikut sekalian sama mereka.

The Tale Of Two AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang