cinderella's sister

21.5K 630 19
                                    

Rara:

Tau kisah cinderella?
Hei Tentu saja kalian tau
Cinderella yang punya saudara tiri yang jahat itu kan?
Ya, itu benar.
Tapi, sayangnya bukan aku cinderellanya, aku hanya lah saudara tiri cinderella.

*

"Pergiii kamu dariii siiniii!!!" Teriak papa mengarahkan telunjuknya ke arah pintu, seakan akan aku tidak tau letak pintu rumah ini.

Aku tertunduk menangis tanpa melakukan pembelaan apa apaa, toh apa pun yang ku katakan tidak akan ada yang percaya.

karena bagi mereka dia adalah segalanya. dia yang selalu benar, karena dia cinderella sedangkan aku hanyalah saudara tiri cinderella. Saudara yang jahat.

Sebenarnya aku tidak pernah melakukan apa apa.
semua kejadian dan masalah yang timbul adalah perbuatannya. Aku hanya perlu diam menunggu skenarionya. setelah itu dia berlindung di wajah polosnya dan menjadikan ku kambing hitam atas semua kejadian yang ia ciptakan sendiri. Cukup menarik!

aku yang sudah di cap berkarakter antagonis tentu saja selalu di salahkan dan di hukum.

Apalah dayaku, biar mulut berbusa busa untuk menjelaskan tetap saja di salahkan, jadi aku pasrah saja apapun yang di tuduhkan kepadaku aku terima saja hanya kata maaf yang selalu bisa ku ucapkan dan ujung ujungnya aku berakhir dengan hukuman dari papa.

Aku berlari menaiki tangga menuju kamarku yang berada di lantai dua.
Ku masukkan baju ku secara sembarangan tanpa melipatnya sengaja aku hanya mengambil sedikit karena menurutku buku buku ku lebih penting untuk ku bawa bersama ku.

saat aku menuruni tangga ku lihat mama masih memohon pada papa untuk merubah keputusannya.
Tapi papa tidak bergeming dan saat aku melewatinya papa memanggilku

"Rara..."

langkah ku seketika terhenti, air mata yang sedari tadi keluar berubah menjadi senyum tipis di bibir ku.
Papa nggak mungkin setega itu.

"Ya??"

aku membalikkan badan, menatap manik mata papa. Dia juga menatapky dengan tatapan bersalah, sesaat kami saling berpandangan untuk beberapa saat hingga akhirnya...

"Tinggalkan kunci mobil, semua kartu atm dan kartu kredit mu!!"
katanya pelan masih dengan tatapa lembutnya. tanpa merasa bersalah sedikitpun

aku terpekur, tidak percaya akan pendengaran ku.
sejak kecil semarah apa pun papa dia tidak pernah mengusirku jadi tadi aku mengira dia akan menahan ku.

air mata yang tadi sejenak berhenti seketika luruh tanpa bisa ku tahan lagi, dengan tangan gemetar aku memberikan semua yang papa minta, setelah itu berlari keluar menyeret koperku tanpa memedulikan tangisan histeris mama yang memanggil namaku

***

Aku terbangun saat mendengar jam alarmku berbunyi. Lalu bergegas menuju kamar mandi yang berada di ujung kamar kost ku.

tiga bulan sejak pergi dari rumah dan memilih nge kost.
kost kumuh yang ukurannya 2 kali lipat dari pada kamar ku yang dulu

pepatah mengatakan apalah arti hidup di istana jika kita merasa bagaik hidup di neraka. di sini, di kamar kumuh ini aku bebas, tidak ada lagi pertunjukan si drama queen.

selesai mandi aku bergegas menuju kampus yang berjarak tidak jauh dari kost an ku. Cukup berjalan kaki 10menit.

"Rara..!!" aku menoleh ke sumber suara yang memanggilku di koridor kampus

Aku tersenyum menatapnya yang berdiri ngos ngosan di depanku.

"Telat lagii??" Kataku melanjutkan langkahku menuju ruang kelas

"Iya nih hampir sajaaa" katanya sambil mengikuti ku.

aku tersenyum dan hanya menggelengkan kepala melihat sahabatku yang satu ini.

annisa ramadani, lahir di bulan ramadan, katanyanya sih begitu.

Sejak aku masuk ke fakultas kedokteran ini, dia satu satunya teman ku.

Terlalu sibuk menebus kesalahan ku di masa lalu membuatku tidak punya banyak waktu untuk bersosialisasi dengan siapapun.

Tapi nisa berbeda dari orang biasa.
dia selalu menyapaku, mengikutiku kemana mana meski pun aku tidak terlalu meresponnya.

Lama kelamaan aku terbiasa dengan kehadirannya dan akhirnya bersahabat selama setahun belakangan ini

Jam 2 siang, pelajaran selesai.
setelah dosen keluar, para mahasiswa berhamburan bagaikan semut yang sarangnya kebanjiran.

saat aku sibuk merapikan buku buku ku nisa menghampiri ku.
"Ra,,jalan jalan yuukk!!" Katanya dengan tatapan penuh harap bagaikan anak kecil yang meminta permen pada ibunya.

"Tidak bisa nis. aku harus bekerja" tolakku sambil melangkah keluar.

"Yaa elahh raa. kerjaa teruss??"
Gerutunya

"Kalau gak kerja,terus aku makan apa? emang bayar kamar kost pakai daun?"

"aku heran deh sama kamu, katanya kamu lahir di kota ini kok masih ngekost? keluargamu di mana?"
Tanyanya dengan polos tanpa menyadari perubahan eskpresi ku yang tiba tiba.

nisa memang termasuk mahasiswa pendatang di kota ini.
dia datang dari medan ke kota makassar untuk kuliah.
kebetulan kampus ku ini memang salah satu fakultas terbaik yang ada di indonesia.

tapi beda dengan aku, dia tidak ngekost dia tinggal di rumah tantenya.

"Atau jangan jangan kamu yatim piatu ya??" Tanyanya lagi sambil menatapku dengan tatapan ibanya.

"Ceritanya panjang nis,aku malas kalau bicara tentang keluargaku" kataku mempercepat langkah ku dan meninggalkannya begitu saja.

Aku paling sensitif jika menyangkut masalah keluarga, bukan karena aku tidak terima perlakuan mereka.
dari hati ku yang paling dalam aku sudah mengikhlaskan semua yang telah terjadi padaku.
Dan juga, ini semua memang salahku, aku pantas mendapatkannya

Karena seindah indah rencana kita, rencananya pasti lebih indah.

i believe it!



***

Cinderella's SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang