taruhan

7.5K 364 6
                                    

Chapter 6
Rara pov:

Ada masanya seseorang yang telah pergi kembali lagi.
Tapi maaf,
Hatiku sudah terlalu kenyang untuk di sakiti jadi jangan lagi!.

Aku menguyah apel ku dengan pelan supaya tidak mengganggu papa.

Sudah 3 hari, tapi papa masih belum sadar kan diri.

Hari ini aku dan mama menjaga papa, kata dokter kondisi papa sudah mulai membaik, tapi entah kenapa papa belum sadarkan diri.

Saat mama sedang asyik asyiknya mengupaskan apel untukku, tiba tiba kaki papa bergerak perlahan.

Aku dan mama seketika mendekat kearah ranjang papa.

Aku segera memencet tombol untuk memanggil dokter.

Tidak lama kemudian dokter datang, aku dan mama pun segera keluar, memberikan kesempatan kepada dokter untuk memeriksa papa.

Saat aku sedang duduk di kursi tunggu depan kamar papa, terlihat mama sedang menelfon seseorang,
Saat aku menatapnya, mama tersenyum

"Mama menelfon reina, mama fikir ada baiknya reina ada saat papamu sadar." Jelasnya

Ya mungkin saja, aku mah apa atuh.
ada baiknya jika papa sadar anak kesayangannya ada di sampingnya.

Aku dan mama segera berdiri saat melihat dokter keluar.

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" Tanya mama

"Kondisi pak sammy sudah membaik, hanya saja perlu istirahat dan jangan buat dia stres"

"Baik dok, terima kasih banyak dok"
Kata mama sopan.

"Ya sama sama, sekarang pasien sudah bisa di temui tapi jangan buat pasien terlalu banyak bergerak dan stres" kata dokter sambil berlalu.

Kami pun segera masuk.
pelan pelan, papa membuka matanya.

Aku sedikit berlindung di balik punggung mama, aku takut jika papa melihatku akan membuat penyakitnya kumat lagi.

"Alhamdulillah papa sudah sadar" kata mama seraya memegang tangan papa yang di infus.

Papa tidak menghiraukan perkataan mama, tapi justru menatapku yang berada di balik punggung mama

"Rara?" Bisiknya pelan.

Aku terdiam.

"Rara,,!" ulangnya lagi seraya mengulurkan tangannya ke arah ku.

Pelan aku meraih uluran tangannya.

"Ke sini nak, akhirnya kamu pulang" katanya seraya tersenyum dan menarikku mendekat.

Seketika pertahanan ku luruh, aku tidak bisa menahan air mata ku.
Aku langsung memeluk papa.

"Papa, maafin rara ya paa!!" Ucapku di balik dada papa.
Papa membelai rambut ku.

"Iya,papa juga minta maaf, waktu itu papa khilaf, papa sadar tidak seharusnya papa mengusir mu"
Katanya lembut.

Aku melepaskan pelukan ku saat mendengar pintu kamar di buka dan taarraa...
Si drama quen datang.

"Papa..!!!" Serunya riang sambil mendekat dan mencium pipi papa.
Aku seketika menggeser tubuhku sedikit ke samping karena tubuh reina menabrak tubuhku.

"Lihat reina, adik mu sudah pulang" ujar papa seraya menunjukku, reina berbalik melihat ku sekilas.

"Tentu saja dia harus pulang paa, kalau pun dia tidak pulang maka aku yang akan menyeretnya pulang" ujar reina

Cinderella's SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang