Chapter 4
Reina pov:aku bukan bukan orang jahat.
Hanya saja aku tidak mudah memaafkan.
ketika sudah terlanjur benci apapun yang baik akan selalu terlihat buruk.
Bukan kah Tuhan saja selalu menghukum hambanya yang bersalah?
Kenapa manusia tidak sempurna sepertiku tidak bisa?*
Rara samad, dia adalah adikku.
RALAT. tepatnya adik angkat ku.Sejak kecil aku sudah tinggal di rumah rara. sebab ayah ku bekerja sebagai supir di rumah papa sammy.
Terlahir sebagai anak supir tidak membuatku sedih. Ayahku mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepadaku. Aku tidak kekurangan apapun
Ayah. menyebutnya saja aku sudah tersenyum. Ayah ku yang sangat ku sayangi dan segala galanya bagiku serta satu satunya orang yang ku punya di dunia ini.
ibuku sudah lama meninggal sejak aku masih bayi, kata ayah. Aku juga tidak ingat.Dulu aku dan rara akrab bagai saudara kembar.
kemana rara pergi aku selalu ikut bersamanya.Orang tua rara memperlakukan ku layaknya putri mereka sendiri.
Aku sangat bahagia dan sangat menyayangi mereka layaknya keluarga ku sendiri.lebih lebih kepada rara, dia sudah ku anggap sebagai adik kandung ku.
Hingga suatu hari, semuanya berubah. Suatu kejadian yang juga mengubah hidup ku. hidup kami semua.
satu satunya orang yang ku miliki meregang nyawa tepat di hadapan ku semua itu karena menyelematkan rara.
Flashback:
"Horee....." teriakku dan rara bersamaan saat mendengar suara bel pulang berbunyi.
Aku dan rara sibuk mengemasi barang2 kami. sementara murid kelas 6 lainnya sudah berlari berhamburan keluar kelas.
Aku memang sekelas dengan rara karena umur kami hanya terpaut beberapa bulan, meski ini adalah sekolah mahal papa rara tetap memasukkan aku ke sekolah ini dengan alasan supaya aku bisa terus bersama rara serta memudah kan ayah mengantar jemput kami berdua.
"Kak ayoo!!"
"Bentar dek, kayaknya kotak pensil kakak ketinggalan" seru ku seraya terus mencari kotak pensil ku
"Kakak cari ajaa, aku duluan yaa" teriak rara sambil berlari keluar.
Aku terus mencari kotak pensil ku dan saat aku merogoh laci meja ku, sesuatu yang keras menyentuh ujung jariku.
Aku tersenyum" nah akhirnya ketemu juga" kataku mengambil kotak pensil hadiah dari rara itu.
Aku melangkah keluar menuju pintu gerbang di mana ayah sudah menunggu ku.
" rara ke mana yah?"
Tanya ku sesampainya di depan ayah"Oh, tadi rara bilang katanya mau beli sesuatu dulu" kata ayah sambil menunjuk rara di seberang jalan yang sedang asyik memilih sesuatu untuk di beli.
Sesaat setelah itu, terlihat rara dari seberang jalan melambaikan tangan ke arah ku dan bermaksud untuk menyeberang.
Rara terus tersenyum ke arah ku sambil menyeberang jalan.
aku melihat dari arah kiri sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang lumayan.
"Raaraa awaaaasss!!" Teriak ku sambil menunjuk mobil tersebut.
Rara yang kurang sigap dan mungkin juga kaget hanya berhenti dan berdiam diri di tempatnya tanpa berusaha menghindar dan..
Bruuugkkk.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella's Sister
Romance[PART COMPLETE] Ketika kehidupan dua gadis yang berbeda harus tertukar. Rara yang awalnya memiliki segalanya harus rela berbagi dengan reina. anak supir papanya, semua itu dia lakukan untuk menebus kesalahannya. Hidup mereka semakin rumit tak kala...