rara pov:
Hanya air mata yang akan berbicara saat mulut tak mampu lagi menjelaskan sebuah rasa sakit..
Kami berempat masih duduk terdiam di sofa setelah rey dan orang tuanya pergi.
tidak ada di antara kami yang berniat memulai pembicaraan.
Aku masih sangat syok dengan apa yang barusan terjadi.
rey memutuskan pertunangan dengan reina karena dia ingin bersama ku.
tapi kenapa?
Bukan kah rey membenciku?Tiba tiba reina berlari ke dapur lalu keluar dengan membawa sebuah pisau kecil.
kami semua terkejut, aku langsung siaga jangan jangan reina mau membunuhku."reina apa yang kau lakukan?" tanya mama panik
"jika aku tidak menikah dengan rey, maka aku lebih baik matiii!!!" teriak reina histeris sambil mendekat kan pisau tersebut ke arah urat nadinya.
"reina! hentikann!!!" hardik papa.
"ku mohon sayang jangan berbuat seperti ini nakkk,,,," mama mulai menangis.
"tidak ma. aku tidak punya alasan lagi buat hidup ma! aku tidak bisa maa. rara selalu saja merebut apa yang ku punya ma,,,,,,," reina menangis dengan tangisan yang sangat memilukan melebihi ratapan anak tiri.
"reina.! mari kita bicarakan ini nak.
papa akan pastikan kau menikah dengan rey, papa janji sayang" kata papa sambil berjalan ke arah reina.reina menangis sejadi jadinya di pelukan papa, mama kemudian mendekat dan memeluknya.
mereka berpelukan seperti teletubbies.
sementara aku seperti matahari teletubbies yang memandangi mereka berpelukan tapi bedanya aku tidak tersenyum melainkan menangis.Setelah mama membawa reina ke kamarnya.
papa lalu berbalik berdiri di hadapan ku dan....PLAAKKKKK......!!
Papa menamparku dengan sangat keras.
leherku serasa berputar 180 derajat dan sakitnya jangan di tanya lagi, meresap sampai ke tulang.!!"Apa apaan kamu rara!!! tidak puas kah kau menyakiti reina? haaah??
kau selalu menyakitinya mulai dari kecil sampai sekarang!
kau tidak pernah benar benar menerima dia sebagai kakakmu dan sekarang kau juga mau merebut calon suaminya?????
aku tidak tau hati kamu terbuat dari apa rara!!" maki papa padaku."maa..aafkan aa..aku pa" kataku seraya menangis.
"tiada maaf bagi mu rara!
kau sudah sangat keterlaluan.
rupanya hukuman yang papa berikan selama ini tidak mempan pada mu, entah apalagi yang akan papa lakukan supaya kau sadar dan tau diri bahwa sekarang kau masih bernafas itu semua karena ayah reina!" kata papa sambil masih terus menatapku mukanya mulai memerah.Aku tidak menjawab dan hanya terus menunduk.
mungkin papa masih melihatku bernafas, tapi tau kah papa kalau sejak saat papa mengasingkan ku ke rumah bibi aku sudah mati.
jiwa ku sudah mati sejak saat itu."kau tau rara,? papa sudah seperti tidak mengenalmu lagi.
kau seperti orang asing bagi papa!
kau seperti bukan anak papa! Anak yang dulu papa kenal dan sayangi" ucap papa sambil berlalu pergi meninggalkan ku.Aku terduduk lesu dan beginilah akhirnya.
tetap aku yang salah.
Lagi dan lagi!!
###Aku membuka pintu kamarku dan terkejut melihat papa berdiri di depan ku.
Ketika aku meenatapnya tiba tiba dia menyodorkan sebuah amplop yamg cukup besar."di dalam nya berisi semua berkas berkas mu.
ambil dan pergilah sejauh mungkin ke tempat yang kamu sukai" kata papa datar.aku menerima amplop tersebut dengan tangan gemetar.
jadi sekarang papa mengasingkan ku LAGII??
apa reina begitu berarti dari pada aku?
apa papa benar benar sangat membenciku?"di situ juga ada buku tabungan yang isinya cukup untuk membiayai hidup mu disana"
di sana mana? aku bahkan tidak tau mau kemana,,?
"sekarang pergilah dan jangan pernah muncul di depan kami sampai hubungan reina dan rey membaik" kata papa sambil berlalu.
kami?? apa mama juga termasuk?
Aku terduduk lesu di pintu kamarku setelah papa meninggalkan ku.
aku bahkan tidak menangis dan hebatnya aku tidak butuh obat penenang ku lagi.
mungkin ini sudah mencapai puncak kesakitan ku sampai sampai semua organ organ ku tidak merespon lagi.Ha ha hahaa aku tertawa menertawakan nasibku sendiri.
apa yang akan ku lakukan sekarang?bukan kah aku harus bergegas untuk pergi?
akhirnya pertarungan ku dengan reina berakhir dan lihat walaupun aku yang menang tapi tetap aku yang harus menerima hukumannya.
lucu bukan??.Sorenya aku benar benar pergi meninggalkan rumah hanya dengan 1 koper saja.
dan yang lebih menggembirakan tidak ada yang mengantarku.
mama, papa dan juga reina.
hanya bibi yang sempat memelukku sambil menangis saat aku akan segera masuk ke taksi.aku mendongak memandangi rumah yang pernah ku tinggali selama bertahun tahun.
rumah yang menjadi saksi bisu penderitaan yang ku alami.
mungkin suatu hari aku akan merindukan rumah ini.Aku memandang keluar jendela saat aku duduk di taksi.
aku merekam semua bangunan dan suasana yang ku lalui di dalam memori ku.
kemungkinan aku tidak akan kembali lagi ke kota ini.Kota kelahiran ku. di mana ketika semua orang berpaling tapi dia tetap dengan senang hati menerima ku dan memberikan aku kehidupan.
"Selamat tinggal ma, pa!
Selamat tinggal penderitaan!!" Ucapku lalu menghapus air mataku.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella's Sister
Romance[PART COMPLETE] Ketika kehidupan dua gadis yang berbeda harus tertukar. Rara yang awalnya memiliki segalanya harus rela berbagi dengan reina. anak supir papanya, semua itu dia lakukan untuk menebus kesalahannya. Hidup mereka semakin rumit tak kala...