dia lagi

7.1K 364 1
                                    

Chapter7
Reyhan pov:

Kata orang jika kita bertemu dengan orang yang sama secara kebetulan sebanyak tiga kali itu berarti jodoh....

"Hari ini Kamu gak masuk kuliah??" Tanya reina, calon tunangan ku.
Semenjak aku di kenalkan dengannya, aku dan dia sering makan siang bersama.

Sebenarnya aku tidak pernah mengajaknya. justru Dialah yang selalu mengajakku makan siang bersama, sepertinya dia tergila gila padaku wkwwk resiko orang ganteng!.

ohoho kumat lagi, obat...mana obaat??😀

"Lagi males, lagian ini sudah semester akhir tinggal nyusun skrip" aku mengiris steak yang sudah tinggal separuh isi piring ku.

Dia hanya manggut manggut tanpa berniat merespon kata2 ku.

Sebenarnya aku males juga terus terusan di ikutin sama dia, inilah yang membuat ku malas pacaran, aku tidak suka di atur, aku tidak suka jika ruang gerak ku terbatas, aku ingin bebas oleh karena itu aku sangat anti terhadap cewek protektif.
Dan sepertinya reina ini termasuk cewek protektif.

Tapi sudahlah turutin saja, kata orang cinta datang karena terbiasa, siapa tau dengan bertemu dia setiap hari bisa membuat aku jatuh cinta.

"Kamu bawa mobil sendiri kan?"

"Tidak, aku naik taksi" dia menggeleng.

Ini juga nih yang aku paling gak suka, aku bingung sama cewek cewek jaman sekarang, mereka tuh sebenarnya nyari pacar atau supir sih? Kenapa kemana mana suka di antar?

"maaf ya kayaknya aku gak bisa ngantar kamu pulang deh, soalnya aku ada janji sama teman ku dan ini pun aku sudah telat" ujar ku seraya meminta bill kepada pelayan lalu membayarnya.

"So? Apa aku harus pulang naik taksi?" Ucapnya tidak percaya.

Aku menatapnya kesal, apa salahnya coba naik taksi? Dasar manja.

"ya sepertinya begitu, lagian aku rasa lebih nyaman naik taksi dari pada naik motor" aku berdiri.

"Ok Aku duluan" setelah berpamitan aku melangkah meninggalkannya, kulihat dari kejauhan dia masih melongo tidak percaya aku meninggalkannya begitu saja.

Aku memelankan motorku saat melewati sebuah gang kumuh, aku lalu merogoh saku celana ku dan memeriksa alamat yang di sms kan hery di ponselku.

"Alamatnya benar, tapi ngapain hery di gang kumuh seperti ini? Bukan kah ini gang kumuh yang kemarin tempat ban mobilku bocor?" Gumamku lebih kepada diri ku sendiri.

Aku lalu menjalankan motor ku dengan pelan lalu menepikan nya di sebuah warung sederhana.

"Lo di mana siih?" Aku menelfon hery

"Bentar bro, lo tungguin gue di warung dekat situu" seru hery dari seberang sana.

"Iyaa, cepat yaa" ujar ku seraya duduk di sebuah bangku yang ada di warung tersebut.

Karena bosan, aku lalu mencomot sebuah roti yang ada di atas meja di depan ku, sebenarnya dari kemasannya roti ini kurang meyakinkan.

Saat aku sedang menikmati roti tersebut, seorang gadis masuk dengan keringat yang bercucuran di keningnya, sepertinya dia habis mengikuti lomba lari maraton dia langsung mengambil minuman lalu langsung meneguknya setelah itu dia duduk di depanku.

Selagi dia meminun minumannya dia terus saja menatapku, sudah ku bilangkan? Kalau wajah ku dapat mengalihkan dunia.

Dari segi fisik, dia menarik.
Tapi dari segi penampilan dia nol besar, baju kaos lusuh, jeans belel dan tas yang entah dia beli di mana mungkin dia beli di pasar loak.

Cinderella's SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang