III

17.8K 1.4K 157
                                    

WARNING!!! TYPO(s), AU, OOC, OC, Abal-abal.

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © @hankook-ie
.
Complicated © @hankook-ie
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««
.

Gaeul P.O.V

Setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing sebelum tidur, termasuk aku. Aku memiliki kebiasaan aneh sejak kecil. Kebiasaan yang sebenarnya wajar namun memalukan menurut segelintir orang yang baru mengenalku.

Dulunya, ayahku adalah seorang agen, aku yakin sudah menceritakan aksi heroik ayah hingga akhirnya mendapatkan ibu. Ayahku selalu menjaga kesehatan dan bentuk tubuhnya.

Aku lahir saat ayahku berusia tiga puluh empat tahun. Aku selalu tidur bersama ayah dan ibuku, memeluk ayahku yang beraroma memabukkan. Aku akui, ayahku itu seksi.

Sejak kecil, aku suka mengelus perut kotak ayahku yang terlihat seperti roti panggang. Ayahku sendiri tidak keberatan. Alhasil, itu menjadi kebiasaanku sebelum tidur. Entah kebiasaan baik ataupun buruk, aku tidak tahu. Aku tidak peduli.

Kebiasaan itu terus berlanjut. Saat usiaku sepuluh tahun, aku tidak bisa tidur bersama ayah dan ibuku lagi. Mereka juga butuh privasi. Lagipula, kotak-kotak diperut ayahku sudah tidak begitu kentara.

Hey, ayolah. Saat itu ayahku sudah empat puluh empat tahun.

Terlepas dari ayah dan ibu, aku tidur bersama kakakku. Kakakku dengan senang hati membiarkan perutnya ku elus sebelum tidur. Kak Siwon sudah mulai membentuk tubuhnya sejak usia lima belas tahun. Dia adalah seorang atlit renang saat SMP, tapi entah kenapa dia malah berubah menjadi atlit basket saat SMA.

Aku tidur dengan kakakku hingga usiaku dua puluh tahun. Tidak. Kami bukan incest atau sejenisnya. Kakakku hanya terlalu menyayangi aku. Dia bahkan rela ikut pindah ke Chicago bersamaku, agar aku bisa tidur nyenyak.

Saat usiaku dua puluh, kakakku terpaksa kembali ke Korea untuk membantu ayah menangani sebuah kasus besar. Aku harus melanjutkan pendidikanku di Chicago, tentu saja.

Aku tidur dengan bersama pacarku (yang syukurnya juga memiliki otot perut). Aku berubah menjadi semakin liar sepeninggal kakakku. Sering keluar malam, pergi ke club, mabuk-mabukkan, ONS bersama pria yang tidak ku kenal, dan masih banyak lagi.

Pada akhirnya, Tuhan menghukum kenakalanku. Tahun lalu, aku diperkosa oleh kakak pacarku sendiri. Pacarku? Oh, dia hanya diam melihatku diperlakukan secara tidak senonoh.

Such a dude.

Aku juga yakin kalian sudah tahu apa yang terjadi setelah itu. Yah, hidup tidak selamanya akan bahagia kan?

"Udah mendingan?" Suara pria itu serak. Entah karena menahan nafsu atau karena kekenyangan minum susu, aku tidak tahu.

Aku mengangguk, diam seperti orang bodoh yang tidak berdaya. Payudaraku sudah tidak terlalu sakit. Denyutannya berkurang banyak setelah proses 'penyelamatan' lima belas menit lalu.

Aku kembali mengingat saat dimana pria bermata sipit ini memaksaku membuka baju, menyedotku (sejujurnya aku malas mengatakan ini karena terlalu memalukan), dan dengan gentle-nya kembali merapikan bra dan bajuku yang terbuka. Dia mengaitkan bra dan mengancingkan bajuku dengan telaten, seperti sudah melakukan itu berkali-kali. Hmm, mungkin dia sudah terbiasa dengan dalaman wanita mengingat penampilannya yang membuat gerah.

"Bagus," ujarnya lagi.

Si kepala jeruk bangkit dari ranjang, keluar dari kamar yang didominasi warna putih gading, dan kembali beberapa menit kemudian dengan segelas jus jeruk serta roti bantal di tangannya.

[M] Complicated .Pjm (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang