XXVIII

7.2K 955 115
                                    

WARNING!!! TYPO(s), AU, OOC, OC, Abal-abal.

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © @hankook-ie
.
Complicated © @hankook-ie
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««

Gaeul P.O.V

Terhitung sejak hari aku melihat Jimin kembali setelah sepuluh bulan lamanya, ada banyak hal yang berubah. Aku tidak lagi marah pada ayah dan kakakku. Aku juga menghindari Jennie, berusaha menjaga jarak dari gadis cantik nan cerdas itu.

Hari-hariku berlangsung seperti biasa. Hanya saja, aku tak banyak bicara seperti sebelumnya. Cenderung berbicara jika diperlukan. Seakan tak punya semangat hidup.

Awalnya, kak Siwon senang karena aku mau menjawab pertanyaannya, tak lagi mengacuhkannya. Namun sepertinya kakakku itu mulai gerah akan sikapku. Aku benar-benar memperlakukan orang yang ada di rumah sama rata. Aku tahu ayah, ibu, maupun kakakku merasa heran dengan perubahan sikapku yang terjadi tiba-tiba. Ibu juga kerap kali mendatangiku di malam hari, membujukku untuk menceritakan masalah yang aku alami.

Entahlah ... aku merasa kacau.

Rasanya, aku seperti terlempar ke masa dimana aku mengalami depresi berat. Aku sudah setengah jalan menuju kata gila. Ini memang gawat, tapi diriku tak berniat melawan rasa sakit tersebut. Aku hanya pasrah membiarkan jiwaku terseret arus yang membuatku tercekik.

Memangnya untuk apa aku berjuang? Untuk apa aku menyesal? Toh jika takdirnya seperti ini, aku tidak bisa apa-apa.

"Gaeul," panggil ayah pelan. Cukup utuk membuatku tersentak dari lamunan tak bermakna.

Aku mendongak, menatap ayah yang entah sejak kapan berdiri di hadapanku. "hmm?"

"Melamun aja." Ayah duduk di sebelahku. Aku bisa merasakan tangan ayah merangkul bahuku, menarikku ke dalam pelukan hangat yang menenangkan.

Ah... kapan terakhir kali aku merasakan pelukan penuh kasih seperti ini?

Pikiranku kacau. Otakku terus mengulang kejadian-kejadian yang tak ingin ku ingat. Menambah pedih dalam dadaku. Membuat lubang yang ada di dadaku semakin berdenyut hingga aku merasa ... kosong. Hampa.

Tanpa sadar aku menangis. Aku memeluk ayah dengan erat. Membenamkan wajahku ke dada bidang ayah yang tak sekekar dulu. "Pa...," lirihku di tengah isak tangis.

Ayahku tak berkata banyak. Ia hanya mengelus kepala dan menepuk punggungku. Aku terlihat seperti anak kecil yang mengadu kepada ayahnya kalau boneka barbienya dirusak sang kakak. Terlihat rapuh dan manja.

Aku sadar, sekeras apapun aku mencoba untuk memendam semuanya seorang diri, aku tetap tak mampu. Aku butuh sandaran. Untuk menghadapi semua rasa sakit yang datang, aku butuh pelukan menenangkan.

Ayah sangat mengerti apa yang aku butuhkan. Alih-alih memaksaku diam dan menceritakan alasan kekacauanku, ayah malah berkata pelan, "Stt, papa di sini, sayang. Nangis aja kalo emang kamu butuh nangis. Jangan ditahan, hm?"

Malam itu, aku menangis keras dan tertidur di pelukan ayah. Aku bisa merasakan kasih sayang ayahku yang begitu besar. Aku sadar, berapapun usiaku, aku masih seorang gadis kecil di mata ayah.

End for Gaeul P.O.V

***

"Kamu yakin mau ketemu sama dia, sayang?" Pertanyaan dari sang ibu dijawab Gaeul dengan satu anggukan singkat.

"Iya, ma. Udah waktunya, kan? Lagian juga Gaeul ga bisa lari dari perjodohan." Gadis itu tersenyum simpul. Ia berusaha meyakinkan sang ibu yang tampak khawatir sejak tadi.

Ya. Gaeul memutuskan untuk merelakan Jimin. Membuka lembaran baru dan merelakan cerita yang seharusnya tak pernah ada. Karena itulah, tadi malam Gaeul meminta kepada ayahnya untuk dipertemukan dengan sang tunangan. Gaeul ingin mengenal tunangannya sebelum acara pernikahan yang sudah dijadwalkan akan terlaksana dalam dua tahun ke depan.

Dari pada berusaha untuk merebut tunangan orang, lebih baik untuk mencoba mengenal dan menerima tunangan sendiri, kan? Gaeul yakin selera ayahnya dalam memilih menantu itu baik. Setidaknya, ayahnya tahu tipe pria yang Gaeul senangi seperti apa.

Setelah merasa cukup dengan  make-up dan penampilannya, Gaeul menghampiri ibunya. Gadis itu memeluk sang ibu cukup lama da berbisik, "Mama jangan khawatir ya, Gaeul udah gapapa, kok. Maaf sama kelakuan Gaeul beberapa hari ini."

Nyonya Choi tersenyum dan mengusap pipi putrinya. "Sayang ... maafin mama yang belum cukup mampu buat ngerti sama perasaan kamu."

Gaeul menggeleng pelan dan menanggup tangan sang ibu yang masih menempel pada pipinya. "Gaeul sayang mama. Do'ain Gaeul dapat yang terbaik buat ke depannya ya, ma?"

"Pasti, sayang." 

Ibu dan anak itu kembali berpelukan. Gaeul berusaa menahan tangis. Dia tidak ingin make-up-nya luntur dan harus menghabiskan waktu untuk memperbaiki riasannya serta berakhir terlambat ke pertemuan yang diatur oleh ayahnya.

"Gaeul pergi dulu, ma."

TBC

aiguuu, neng gaeul mulai pasrah dan menerima keaadaan. kalo Jimin sama Jennie, Gaeul sama siapa dog? BTW mungkin chap depan adalah chapter terakhir. Mungkin sih, soalnya nanggung juga kan kalo tamat di chap 29. atau mau digenapin jadi 30 chap aja? wkwk

so ... siap-siap ucapin selamat tinggal buat complicated dan selamat datang buat conciliate. Untuk Concused mungkin dirilis tahun 2019 kali ya :"D

Untuk extra chap, ofc ada dongg. 

RnR, please?

Btw...

Berbandingan tangan aku sama tangan someone:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbandingan tangan aku sama tangan someone:(

Kecil amat ya. Mini2. Tenggelam.

[M] Complicated .Pjm (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang