XXIX

8.1K 1K 316
                                    

WARNING!!! TYPO(s), AU, OOC, OC, Abal-abal.

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © @hankook-ie
.
Complicated © @hankook-ie
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««

Gaeul sudah sampai di restoran yang dibertahukan ayahnya sejak lima belas menit lalu. Ia sengaja datang lebih awal, namun tidak langsung mencari meja yang dipesan atas nama ayahnya. Ketika sampai, kamar mandilah yang menjadi tempat pertama yang dikunjungi gadis itu.

Lagi, Gaeul menatap pantulan dirinya. Dia tampak cantik. Dandanannya pas dan tidak berlebihan. Setidaknya dia tidak akan membuat tunangannya menyesal karena dijodohkan dengan seorang Choi Gaeul.
Usai memperbaiki tatanan rambutnya yang agak berantakan, Gaeul menarik kedua sudut bibirnya, mencoba untuk tersenyum.

'Gue bisa,' lirihnya dalam hati. Mencoba untuk meyakinkan diri sendiri.

Orang yang datang ketika Gaeul tengah merapikan pouch make-up membuat Gaeul merasa bahwa takdir sangat membencinya. Mungkin di kehidupan sebelumnya, Gaeul telah membumihaguskan sebuah negara sehingga pada kehidupannya yang sekarang, ia tidak dibiarkan bahagia.

"Loh, Gaeul?" Jennie tersenyum cerah ketika mendapati Gaeul berada di tempat yang sama dengannya. Beberapa hari ini mereka tidak banyak bicara. Gaeul terlihat sangat sibuk jika Jennie datang ke mejanya. Beberapa kali juga ajakan Jennie untuk makan bersama ditolak Gaeul dengan alasan sibuk dan lain-lain.

Gaeul tersenyum-- dengan setengah hati tentunya. "Oh? Hey, Jen. Lo ngapain di sini? Dinner lagi?"

Jennie menggangguk. "Eum, tunangan gue ngajak jalan. Happy banget dah rasanya. Udah kaya orang pacaran aja, hehehe." Gadis itu mengatakan semuanya dengan mengebu-ngebu tanpa menyadari perubahan raut yang terjadi pada wajah teman sekantornya. "Lo sendiri ngapain?"

"Eum ... makan malam," balasnya tak yakin.

"Oh, ya? Makan malam sama siapa? Bokap-nyokap?" 

Astaga. Kenapa Jennie kepo sekali? Gaeul benar-benar tidak dalam mood untuk mengatakan sesuatu sekarang. Namun kenapa Jennie terus-terusan menanyainya? "Sama cowo lah. Ya kali sama bokap-nyokap gue sampe dandan gini."

"Wihhh, Gaeul udah punya cowok~" Jennie menusuk-nusuk perut Gaeul dengan jari telunjuknya, membuat Gaeul mendengus kesal karena geli.

"Apaan sih. Udah, ah. Gue mau masuk." Gaeul menyambar pouch-nya dengan cepat dan memasukkannya ke dalam tas jinjing yang ia bawa. 

Jennie yang melihat Gaeul bergerak kabur langsung menahan lengan gadis itu. "Buru-buru amat, ih. Ga asik."

"Ya terus mau lo apaan?"

Gaeul dapat melihat binar di mata Jennie semakin cerah. Oh, ini tidak baik. Gadis itu pasti ...

"Makan malam bareng tunangan gue aja, gimana?  Double date gitu ceritanya."

Tuhan. Tidak bolehkah Gaeul melewati malam ini dengan tenang? Tunangan Jennie itu Jimin. Berada di tempat yang sama dengan Jimin saja rasanya berat sekali. Apalagi harus duduk di meja yang sama dengan laki-laki yang notabenenya adalah tunangan sahabat Gaeul sendiri?

Gaeul sudah susah payah menata perasaannya agar dapat hadir menemui tunangannya untuk kali pertama. Rasanya, setelah semua yang diucapkan Jennie, dia berharap mati saja.

Ya. Anggap Gaeul pecundang karena tak mampu menghadapi tantangan dari Tuhan. Tapi, sungguh. Ini terlalu berat. Hatinya sudah terlalu sakit. Apa yang dialaminya sekarang lebih mirip hukuman dibanding tantangan.

[M] Complicated .Pjm (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang