VI

15.4K 1.4K 215
                                    

WARNING!!! TYPO(s), AU, OOC, OC, Abal-abal.

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © @hankook-ie
.
Complicated © @hankook-ie
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««
.

Gaeul. P.O.V

Gila.

Itu tadi ... apa?!

Yang jelas itu mendebarkan. Sangat.

Aku benar-benar merasa gila sekarang.

Berkali kali aku memaki diriku sendiri yang terperangkap dalam pesona Jimin. Oh ayolah, Choi Gaeul. Dimana harga dirimu? Kau itu wanita. Sekelam apapun masa lalu mu, kau tetaplah seorang wanita!

Jika ayah tau kejadian ini. Aku sudah mati di penggal. Atau mungkin, Jimin yang mati dipenggal?

Hm, mati bersama terdengar bagus.

Jimin berada di kamar mandi sudah sekitar sepuluh menit. Entah dia mandi atau melakukan hal-hal lain. Yang jelas, dia tidak keluar.

Aku berusaha tidur. Aku masih ngantuk tapi aku tidak bisa kembali tidur. Aku harus apa? Wajahku masih panas di pagi yang dingin ini.

Dengan setengah tekad, aku menyibak selimut lalu bangun.

Huhh... lantainya dingin.

Dan aku ... lupa memakai bajuku kembali. Pantas saja rasanya dingin. Aku memakai pakaianku secepat yang aku bisa. Tepat saat kancingan terakhir, pintu kamar mandi dibuka.

Dia Mr. Sexy.

So Sexy.

Dia keluar dengan handuk tersampir di bahunya. Rambutnya yang basah disisir menggunakan tangan ke atas, aku bisa melihat garis batas rambut yang ada di kepalanya itu. Tubuh atasnya telanjang, sayangnya bawahannya masih tertutup celana boxer yang sangat mudah dilepas.

Ya Tuhan. Pemikiran macam apa itu? Bunuh aku, bunuh.

"Ga balik tidur? Katanya ngantuk," ujarnya pelan sembari menghampiri aku yang mati kutu dengan kaki terpaku di lantai.

"Eㅡeum, yeah." Sungguh suaraku terdengar gugup. Dia terkekeh melihat aku yang terpesona dengannya, mungkin? Entahlah, bisa jadi dia menertawakan penampilanku yang terlalu sesuatu pagi ini. Yang jelas, dia tertawa geli.

Jimin menyelipkan rambut yang menutupi sebelah wajahku ke belakang telinga. Aku merinding saat kulit tangannya mengenai daun telingaku ... turun ke leherku dengan lambat ... membuat aku gila.

Ugh. Jimin. Please.

Aku memerah. Aku tidak bisa bernafas. Apa oksigen di ruangan ini habis? Sesak dan panas.

"Mandi," ujarnya dengan serak dan rendah. "Gue bakal nyiapin baju ganti dan bikin sarapan."

Jimin menarik tangannya setelah menepuk bahuku dua kali. Dia berjalan dengan indahnya ke arah dapur. Dia Mahakarya Tuhan.

Aku menyadari bahwa ini sudah kali sekian aku terpesona olehnya. Auranya kuat sekali, sungguh!

Di detik lanjutnya, kakiku melangkah ringan ke kamar mandi.

***

Hampir satu jam lamanya aku di kamar mandi yang lumayan untuk ukuran villa di tengah hutan. Aku sudah mandi, tentu saja. Rambut dan tubuhku masih basah.

[M] Complicated .Pjm (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang