Senjani masuk ke kamarnya, pemandangan kamarnya di dominasi dengan nuansa timur. Lalu senjani merapihkan barang- barangnya dan meletakannya sesuai.Setelah selesai merapihkan barang- barangnya, Senjani mengeluarkan ponselnya untuk mengabari Bundanya. Karena Senjani selalu mengabari Bundanya, jika ia berpergian. Namun bukan berarti kalau Senjani adalah anak manja.
Senjani adalah gadis yang bisa di bilang mandiri. Namun sejak dulu kebiasaan Senjani tidak bisa di lepaskan.
"Hallo. Bunda? Ini Senjani"
"Iya sayang, gimana? Kamu udah sampe? Kamu baik- baik ajakan? Gak ada apa- apa? Kamu gak nyasar juga kan? Udah ketemu tante Dira?"
Senjani menghempaskan nafasnya dan terlihat jejak senyum kecil yang terukir diwajahnya. Bunda senjani selalu Over Prorective. Tapi senjani tau alasan Bundanya yang mengontrol setiap kegiatan Senjani hanya untuk kebaikan Senjani.
"Duhh bunda masa anaknya dikasih pertanyaan yang bertubi- tubi sih? Hehe. Gina ya bun, Senjani baik- baik aja. Senjani gak nyasar, senjani udah sampe dirumahnya tante Dira dan Senjani juga udah ketemu tante Dira tadi bub. Tante Dira nambah cantik lohh bun" Tak mau kalau Senjani membalas dengan jawaban yang bertubi tubi, dan sedikit menggoda bundanya.
"Syukur kalau kamu selamat. Jadi? Lebih cantik tante Dira daripada Bunda gitu? Fine! Bunda pecat kamu jadi anakyaa..."
Lagi dan lagi, Senjani hanya terkekeh karena ucapan Bundanya, dan Senjani sangat senang jika sedang menggoda Bundanya.
"Loh ko bunda ngambek sih? Enggak dong Bundanya Senjani yang paling cantik ko. Jadi jangan pecat Senjani jadi anak Bunda yaa. Nanti Abangnya marah kalau gak ada Senjani bun"
"Iyaa enggak dong sayang. Uhhh anak Bunda kenapa lagi jadi manis gini? Yaudah kamu istirahat aja dulu ya. Salamin buat tante Dira yaa. Bye See"
Terpampang senyum diraut wajah Senjani saat mengabari Bundanya. Senjani rindu bertemu bundanya, namun ini belum beberapa jam Senjani pisah dengan Bundanya. Dan senjani harus bisa, dan sukses.
Saat Senjani ingin merebahkan tubuhnya di singgahsana yang rupawan, seketika ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Knockk.. knockkk..
Senjani, makan malam dulu. Bunda udah siapin makan malamnya. Jangan lupa ajak Ratih ya. Bunda nunggu di bawah.
Segera senjani bangkit dari Singgahsananya, dan melenggang pergi menuju kamar Ratih. Namun dilihatnya kamar Ratih sudah tidak ada jejak Ratih yang ternyata Ratih sudah bersama dengan Bunda Dira.
"Senjani ayo turun, kita makan malam sama- sama"
Senjani segera turun dan menghampiri Ratih dan Bunda Dira. Meja makan yang cukup banyak untuk ditempati 8 Orang. Namun kemana orang- orang yang ada dirumah ini?
Tidak ingin mengambil pusing Senjani segera mengambil tempat duduk berhadapan dengan Ratih.
Saat acara makan malam selesai, Bunda Dira membuka pembicaraan, karena saat kita makan suasananya hening dan tentram untuk makan.
Kalau kata Bundanya Senjani, Bunda Dira itu disiplin. Maka dari itu saat kita menjamu makan Malam susananya hening.
"Jadii.. Kalian ngambil jurusan yang sama atau berbeda?" Saatnya sesi Introgasi dimulai oleh Bunda Dira, tapi kali ini yang menjawab pertanyaan Bunda Dira adalah Ratih.
"Kita beda jurusan bunda, Ratih ngambil Sastra sedangkan Senjani ngambil jurusan Hukum"
Bunda Dira hanya menganggukkan kepalanya. Introgasi yang cukup singkat namun To The Point.
"Yaudah kalau kaya gitu. Besok hari pertama kalian sekolah. Kalian siap siap dari sekarang. Jangan tidur kemaleman dan jangan bangun kesiangan" ucap Bunda Dira yang mengakhiri perbincangan dan bangkit untuk menghampiri Senjani dan Ratih. Bunda Dira mencium kening Senjani dan Ratih, lalu Senjani dan Ratih kembali ke kamarnya masing- masing.
-------
Hello! Ada yang tau sifat karakteristik dari Bunda Dira? Hmmm sebenernyasih Bunda Dira itu baik lohh. Banget malah. Cuma yaa gitu deh.
Jangan lupa Vomment nya guys. Gak sampe 5 menit ko kalian buat mencet tanda ⭐nya☺ untuk vote, dan comment kalian sangat membantu aku buat jalanncerita ini. So enjoyed guys.
Next chapter?
TO BE CONTINUED!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSemuanya berubah dan berbeda drastis. Itulah yang dirasakan Putri Arum Senjani saat dirinya menginjak tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mulai dengan hidup mandiri, dan tanpa kehidupan yang glamor. Merupakan salah satu cara untuk melatih mental S...