8

26 2 0
                                    


"Nyusuk aja nanti. Mau Video Call dulu sama Abi" dan Senjani memperlihatkan senyum jahilnya kepada Ratih.

"Nyusuk bahasa apa lagi rat? Hahah iya taudeh yang lagi kasmaran mah. Hati- hati yaa" Senjani langsung pergi menuju dapur. Entah kenapa saat ini ia benar- benar lapar, tidak seperti biasanya ia makan disaat jam ini.

Tapi saat keluar dari kamar Ratih, Senjani melihat sosok seseorang masuk kedalam kamar yang berada di sebelah kamar Senjani. Perkiraan Senjani itu adalah Bunda Dira, karena bunda Dira tadi sudah pulang.

Langsung saja Senjani mengambil camilan yang ada dikulkas, mengingat tadi saat di kampus Senjani membeli beberapa camilan untuk dirinya.

Saat Senjani kembali lagi kekamar Ratih, Senjani melihat sosok itu lagi. Namun gerak- geriknya mencurigakan. Bukan- bukan Bunda Dira, karena Bunda Dira tidak setinggi orang itu.

Langsung saja Senjani memberanikan dirinya mendekati orang tersebut. Terlihat Senjani sangat berhati- hati, dan dugaan Senjani benar. Ia adalah laki- laki, tapi siapa? Setau senjani suami Bunda Dira sedang ada dinas diluar kota, dan akan pulang dua bulan lagi.

Sontak Senjani berteriak saat orang tersebut berbalik dan menatap Senjani.

"M AAALL IIIINNNN GGGGGG!!!! BUNDA DIRA ADA MALING!!!! RATT RATTTIHHH ADAA MAALIIINGGG!!!" Senjani berusaha berteriak namun teriakan Senjani terhenti dan tidak jelas karena Mulut Senjani ditutup dengan tangan orang tersebut. Namun Senjani langsung menggigit tangannya, dan berusaha berteriak lagi.

"RATIHHH, BUNDA DIRA ADAA MAAALIINGGG!!!" Senjani terus berteriak. Ratih dan Bunda Dira segera ke sumber suara mendengar Senjani meneriaki maling. Rati keluar kamar dengan membawa sapu ditangannya untuk pertahanan, sedangkan Bunda Dira membawa Gayung yang berisi Air.

BYUAARRRR....

Sontak seseorang yang diperkirakan maling langsung bergumam.

"Aduhhh bunda. Anaknya sendiri ko disirem sihhh"

Anak? Senjani berfikir anaknya Bunda Dira. Memang sejak awal Senjani dan Ratih disini, mereka tidak pernah melihat anaknya Bunda Dira.

"Salah kamu sendiri, ngapain malem malem kaya maling. Wajarlah Senjani neriakin kamu kaya maling! Ngapain kamu pulang?"

"Bunda ko gitu sih? Babas kan kangen sama kamar babas sendiri, kangen sama bunda juga"

"Gini yaa kamu kalau ada maunya. Gak usah pake babas babasan segala. Bunda gak kasian sama kamu 'Putra Angkarsa Sebastian !' Kamu ada maunya kan ?"

Angkarsa? Kayanya gak asing deh namanya. Senjani merasa kenal dengan nama Angkarsa.

"Enggak ko bun, babas emang mau pulang. Kangen bunda beneran deh"

"Yaudah Senjani Ratih, kalian masuk kamar aja. Besok bunda kenalin sama anak bunda yang suka kabur- kaburan ini"

"Hmmm bunda, Senjani nginep dikamarnya Ratih"

"Yaudah, besok inget bangun pagi ya"

Senjani dan Ratihpun masuk kekamar, dengan Ratih yang masih membawa alat pertahanannya sapu.

-------

"Rat?"

"Hmmmm.."

"Ko gue kaya kenal ya sama orang yang tadi. Tadi dia bilang anaknya Bunda Dira yaa?"

"Itu kan senior kita jurusan hukum. Payah lo"

Dan Senjani hanya ber 'Oh' ria, setelah mendengarkan penjelasan Ratih. Saat ini Ratih sudah tertidur dengan pulas dasar kebo yaa. Nempel ke kasur langsung tidur.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang