Putra Angkarsa Sebastian, ya dia adalah Angkarsa. Senior dengan jurusan Hukum yang palin populer, populer akan Kepintarannya, Kejahilannya, dan Kenakalnnya.Tapi tidak jarang, Junior yang menebar pesona untuk mendekati Angkarsa, namun Angkarsa enggan untuk mengakui itu.
Hari ini adalah hari pertama pertemuan ia dengan teman- temannya setelah liburan.
Angkarsa melangkahkan kakinya menuju Cafetaria. Banyak orang yang berlalulalang, Angkarsa menuju tempat biasa ia tempati dengan teman- temannya.
"Hallo abang?"
"......."
"Abang bawel! Nanyanya satu- saru jangan keroyakan bang!. Gue di Cafeteria. Iya emang sengaja gak bilang ke Abang, abis Abang bawel kalau aku kasih tau"
Angkarsa memperhatikan gadis yang sedang menerima panggilan entah dari siapa. Lucu satu kata yang dideskripsikan Angkarsa kepada gadis tersebut, karena melihat mimik mukanya yang terlihat sebal?.
Angkarsa terus memperhatikan gadis tersebut. Ia tidak pernah melihat gadis itu sebelumnya. Apa dia mahasiswa baru? Entahlah, namun Angkarsa sadar bahwa gadis yang sedang ia perhatikan melihatnya dengan tatapan kenapa?.
Angkarsa mengalihkan pandangannya, dan langsung keluar cafetaria. Beberapa langkah Angkarsa meninggalkan cafetaria Angkarsa mendapat panggilan dari Distra.
Angkarsa teringat sesuatu, bahwa hari ini ada seseorang yang ingin dikenalkan Distra kepada teman- temannya.
"Hallo?"
"Posisi dimana? Ingetkan sekarang ada seseorang yang bakal gue kenalin?"
"Ya"
"Nanti langsung ke cafetaria. Gue tunggu"
Tutt... tuutt.. tutt..
Saat Angkarsa akan kembali ke cafetari ada yang menahannya, tidak lain dan tidak bukan adalah Desma.
"Saa, temenin yu" Desma yang berlari menghampiri Angkarsa langsung menggandeng Angkarsa.
"Kemana?"
"Pameran"
"Males"
"Ihh ko gitu sih sa. Ayo dong temenin. Sebentar doang ko" Desma terus membujuk Angkarsa untuk menemaninya ke pameran, yang jarang- jarang di adakan dan terus membujuk menggunakan puppy eyesnya.
"Yaudah cepetan" mau tidak mau Angkarsa menerima ajakannya dengan berat hati.
"Nah gitu dong. Ayo"
--------
Bosen. Satu kata yang mendeskripsikan perasaan Angkarsa saat dipameran. Ia terus mengikuti Desma yang antusias dengan acara Pameran.
Angkarsa teringat sesuatu tentang Distra, saat ada celah untuk kabur dari Desma, Angkarsa mengambil kesempatannya tersebut.
-------
Angkarsa memandangi setiap sudut yang ada di cafetaria. Ia mencara teman-temannya. Mata Angkarsa terhenti saat melihat temam- temannya berada di tempat biasa. Angkarsa melenggang masuk untuk menghampiri mereka yang sedang asik bercengkrama dan tertawa.
"Maaf gue telat"
Sunyi, suasana langsung Sunyi dan membiat Angkarsa melihat gadis yang sedang bermain dengan ponselnya, dia yang tadi ada disini kan?.
Gadis tersebut sempat melihat Angkarsa dan kempali keponselnya lagi. Segitu menarik dari pada gue? Ckckck.
"Witsss, baru nongol nih anak. Kemana aja huh? Desma?"
Minta ditabok emang james, tapi Angkarsa enggan untuk menjawabnya.
"De, Jangan sibuk sama ponsel lo dong. Nih ada temen gue lagi" Kali ini Distra yang menginstrupsi gadis tersebut yang tengah asik berasama Ponselnya.
Lagi mata mereka bertemu sesaat.
"Senjani" ucap gadis tersebut dengan ramah.
Angkarsa tercengang mendengar namanya. Cantik seperti orangnya, kali ini Angkarsa masih memperhatikan gadis tersebut yang telah asik lagi dengan ponselnya.
"Angkarsa" Sialnya, gadis itu masih tetap memainkan ponselnya.
"Abang. Gue balik duluan yaa. Udah ditunggu sama Ratih. Semuanya duluan. Ka Katya Senjani duluan ya" Angkarsa menyaksikan kepergian gadis tersebut yang sebelumnya pernah ia lihat.
Senjani, nama yang bagus.
-------
Tidak banyak kegiatan hari ini, Angkarsa masih merasa bebas. Dan dia ingin pulang. Pulang kerumahnya, karena sebelumnya ia tinggal bersama Distra hanya sekedar menginap.
Angkarsa melajukan motor sportnya, hari sudah mulai gelap saat ini. Maka dari itu, Angkarsa melajukan motor sportnya dengan kecepatan yang penuh, mengingat bunda yang sebentar lagi akan terlelap dalam mimpinya.
Setiba dirumah, Angkarsa memarkirkan motornya dibagasi. Ia langsung menuju pintu belakang, mengingat hanya pintu itu yang jarang terkunci.
Angkarsa masuk dengan mengendap- endap, takut jika diketahui bundanya. Karena ia belum bilang akan pulang kerumah.
-------
Angkarsa udah kaya maling aja sih ngendapngendap gitu masuk kerumah sendiri. Oh iya takut sama Bundanya ya?
Maaf jika banyak typo yang bertebaran, kali ini akan double update lohh... yeayyy!!!
Jangan lupa selalu vomment, jangan sampai tidak meninggalkan jejak yaa. Hahah, see you!
Next Chapter?
TO BE CONTINUED!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSemuanya berubah dan berbeda drastis. Itulah yang dirasakan Putri Arum Senjani saat dirinya menginjak tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mulai dengan hidup mandiri, dan tanpa kehidupan yang glamor. Merupakan salah satu cara untuk melatih mental S...