5

30 3 0
                                    

"SENJANIII!!"

Sontak Senjani menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Tidak disangka lagi, bahwa yang memanggil Senjani adalah Abimanyu. Abimanyu adalah teman semasa SMP dan SMA senjani.


"Senjani.. ko Abimanyu ada disini sih?" Ratih yang heran melihat kehadiran Abimanyu menanyakannya kepada Senjani. Karena saat SMA Ratih tidak dekat dengan siapapun kecuali dengan Senjani.


"Mana gue tau rat, ok stay cool aja, lanjut makan aja mendingan" Senjani dengan sengaja berbisik kepada Ratih karena Abimanyu sudah dekat dengan mereka.


"Hai. Apa kabar?" Abimanyu dengan antusias menanyai kabar Senjani.

"Ba baik ko. Lo sendiri gimana?"

"Iya gue juga" setelah menanyai kabar, tanpa sadar ada yang terlupakan dari mereka.

"Ekhhmmmm... disini juga ada orang!" Ratih. Iya Ratih, sedari tadi Ratih hanya diam melihat Abimanyu yang menanyai kabar Senjani tanpa sadar bahwa ada Ratih diantara mereka.

"Ehh elo? Roro?" Ucap Abimanyu dengan kikuk.

"It's R.A.T.I.H!!!" Dengan sewotnya Ratih memakan makanannya dengan tanpa adanya nafsu makan.

"Iya selo aja. Maaf gue juga tau kalau elu tuh Ratih. Sorry rat" karena merasa bersalah Abimanyu langsung meminta maaf kepada Ratih, namun ada jejak senyum di wajah Ratih saat Abimanyu meminta maaf kepadanya.

-------


Saat ini Senjani masih menunggu Distra. Sesekali Senjani menatap layar ponselnya hanya untuk melihat jam dan notif.


"Putri!!!" Sontak Senjani terkejut karena ada yang mengagetkannya. Tungg tadi 'Putri?' Firasat Senjani sudah jatuh kepada Distra, karena hanya ada beberapa yang memanggil Senjani dengan panggilan 'Putri'.

"Putri! Hallo? Ada orang?" Distra mengetuk- ngetukan jarinya ke Jidat Senjani.

"Ishhh abang apaan sih? Ini tuh Jidat! Bukan pintu bang!"

"Yaa abisnya dari tadi bengong terus, kirain abang gak ada orang" Rindu. Satu kata yang menggambarkan isi hati Senjani saat ini. Senjani sangat Rindu dengan Distra.

"Abang Putri kangen sama abang! Tapi Putri sebel sama abang, gara- gara abang jidat Putri sakit tau" Senjadi meringis dan memegangi jidatnya. Sebenarnya Senjani hanya berpura- pura sakit.

"Manja lo. Inget tujuan pertama lo kesini apa? Tau gitu gak gue ijinin ke bunda lo sekolah disini de" Senjani hanya melongo mendengar ucapan Distra.

"Abang apaan sih. Nyebelin banget, tau adenya lagi sakit gini dirayu ke, beliin es krim gitu! Inimah malah diancem"

"Ohh ade abang ngambeknih ceritanya? Yaudah mau dibeliin berapa es krimnya?"

"Empat aja ko bang gak usah banyak- banyak"

"Maruk lo! Udah satu aja cukup"

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang