Hari ini adalah hari bahagia bagi Senjani. Karena apa? Karena hari ini Senjani dan Distra akan menemui Bunda dan Ayahnya. Sebelumnya Senjani sudah menyiapkan yang perlu dibawa, karena mereka akan pulang selama empat hari. Senjani juga dibantu oleh Ratih.Sekarang waktu masih menunjukkan pukul 08.15 sedangkan Senjani akan berangkat pukul 10.00 berarti ia masih mempunyai banyak waktu untuk pergi keluar.
Senjani berencana untuk pergi ke minimarket. Untung saja letak minimarket dengan rumah Bunda Dira tidak jauh, jadi ia cukup berjalan kaki menuju minimarket.
"Jani mau kemana?"
"Minimarket. Mau ikut gak?"
"Boleh deh. Bentar ya ganti baju dulu"
"Ishh gak usah, cuma ke minimarket ko Rat, ngapain harus ganti baju segala sih?"
"Ahh bawel lo. Yaudah ayo"
-------
"Jani mau beli apa?"
"Susu"
"Mau coklat gak atau snack- snack gitu? Gue yang bayarin deh"
"Bener ya? Kalau iya. Iya deh gue mau"
"Yaudah ambil aja sana"
Senjani dan Ratih masih memilih beberapa makanan yang akan dibawa oleh Senjani diperjalanan dan Ratih dirumah Bunda Dira.
"JANI!!!"
"Ishh apasih Rat, gak usah teriak- teriak!!! Malu tuhh diliatin mbak- mbaknya tuh. Hehe maaf ya mbak"
Senjani menahan malu saat Ratih berteriak didepan mbak- mbak kasir minimarket.
"Stt sttt.. Jani gue gak bawa dompet"
Sontak Senjani melebarkan matanya saat mendengar Ratih tidak membawa dompetnya.
"Ishh lo ngomong dong. Tuh kan gue udah beli makanam banyak- banyak. Inimah sama aja gue beli sendiri dan bayarin lo"
"Yaa maaf Jani, gue juga gak tau"
"Ahh. Yaudah deh. Tapi nanti nanti tratir ya Rat?"
"Iya deh iya"
-------
Sepanjang jalan Senjani mengumpat dirinya sendiri karena ulah Ratih di Minimarket tadi.
"Jani jangan marah ya?"
"......."
"Jani ihh.. maafin. Gue juga tadi gak tau kalau gue gak bawa dompet"
"......."
"Jani gak ngomong. Makanannya gue ambil semua nih!!"
"Ehhh jangan! Iya udah gapapa. Lupain aja"
"Jangan marah yaa?"
"Iya"
"Ehh ehh. Jani emang berangkat jamberapa? Itu mobilnya ka Distra kan?"
"Kata abang sih jam 10.00. Mana ?"
"Itu depan gerbang"
Pun Senjani langsung berlari. Senjani berlari sambil meninggalkan kantong belanjaannya tadi di Minimarket.
"Ehhh.. ehhh Jani! Ini belanjaan lo!"
"BAWAIN RAT!!"
"Sialan lo. Ngerjain gue inimah namanya. Untung lo sahabat gue jani" Mau tidak mau Ratih membawakan belajaan Senjani, sedangkan Senjani masih berlari untuk segera sampai di rumah.
"ABANGG!!!" Teriak Senjani saat melihat Distra yang sedang mengobrol dengan Bunda Dira.
"Aduhh Put. Jangan lari- lari!"
Sedangkan Bunda Dira menggeleng- gelengkan kepalanya melihat kelakuan Senjani.
"Tuh kelaluan Adik kamu Dis""Yahhh.. itu juga kelakuan anaknya Tante"
"Abang! Ko cepet sih. Katanya mau berangkatnya jam 10.00. Inikan masih jam 09.25 bang"
"Ya gapapa dong. Biar cepet. Ehh kamu belum bilang ke Tante Dira?"
"Hehe. Belum bang, maafin Senjani bang"
"Yaudah sana gih siap- siap. Nahh itu Ratih repot banget keliatannya"
"Yaudah sono bantuin aja sama Abang!"
"SENJANIII!!! TEGA LO NINGGALIN GUE SURUH BAWA BELANJAAN SEGINI BANYAKNYA!!"
"Waduh ngamuk tuh bang. Bantuin yaa.. yaaa.. yaa"
"Udah- udah. Senjani kamu siap- siap aja. Distra bantuin Ratih ya. Tante mau kedalem dulu"
Senjani berlari menuju kamarnya untuk mengambil barang- barang yang akan dibawanya. Setelah turun dari kamar Senjani melihat Bunda Dira, Distra dan Ratih sedang mengobrol sambil memakan sarapan.
"Jani. Sini makan dulu"
"Cieee Ratih perhatian deh sama Senjani"
"Ade gue ko jadi gini sih? Kalian gak aneh aneh kan?" Ucap Distra yang memandang aneh arah Ratih dan Senjani secara bergantian.
"Ishhh apasih lo bang. Gue masih waras ko. Ingetkan udah punya Arvi"
"Hemm dasar. Yaudah sarapan dulu. Tadi tante Dira pergi, jadi cuma ada kita doang"
"Yahh Ratih jomblo dong nanti ya?"
"Sialan lo!"
"Gak usah ribut. Cepetan sarapan dulu"
Akhirnya setelah perdebatan kecil mereka makan dalam keadaan hening. Hanya terdengar suara dentingan sendok/ garpu yang berdenting dialas piring.
Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit mereka menghabiskan makanannya, dan bersiap- siap.
"De? Udah belum? Berangkat sekarang. Keburu siangnih"
"Sabar! Yaudah Ratih, Jani pamit yaaa. Jaga diri baik- baik selama gak ada gue. Jangan macem- macem sama Abi. Awas lo kalau sampe kejadian hal- hal diluar norma!"
"Weissttt.. kalem gue gak bakal ngapa- ngapain. Yaudah hati- hati ya ka Dis"
Senjani menoleh kearah Ratih yang hanya melihat Distra.
"Jadi abang gue doang nih? Ok. FINE! Yu bang berangkat sekarang!"
"Sensi lo. Hati- hati Jani. See you yaa"
-------
Segini dulu yaa. Btw, hati- hati Senjani dan babang Distra diperjalanannya oleh- oleh kalau bisa bawain buat kita- kita yaa.
Lanjut lagi? Jangan lupa vomment nya ya. Nanti dikasih oleh- oleh loh sama Senjani juga babang Distra, heheh.
Next Chapter?
TO BE CONTINUED!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSemuanya berubah dan berbeda drastis. Itulah yang dirasakan Putri Arum Senjani saat dirinya menginjak tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mulai dengan hidup mandiri, dan tanpa kehidupan yang glamor. Merupakan salah satu cara untuk melatih mental S...