Kafe mulai ramai dengan pengunjung yang datang. Entah itu beberapa gadis-gadis muda yang sedang merayakan pesta bersama (mungkin salah satu dari mereka ada yang baru saja putus dan butuh dirayakan), atau beberapa namja yang matanya sudah genit melihat ke kiri dan kanan mencoba untuk melakukan penilaian dengan scanning singkat ke seluruh pengunjung wanita. Emm...dan mungkin juga pada salah satu pegawai di sana yang terlihat acuh tak acuh. Lebih memilih untuk bermanis-manis dengan piring, gelas, dan juga celemek maidnya yang justru membuatnya terlihat sangat imut. Kim Seolhyun.
"Seolhyun-ah...apa aku bisa bicara denganmu sebentar?"
Tablo menarik tangan Seolhyun menuju ke area bar sambil memberikan tatapan maut (tatapan penuh peringatan JANGAN GANGGU DIA!) pada beberapa namja yang "menilai" Seolhyun dengan senyum khas serigala.
"Seolhyun-ah...apa kau benar-benar tinggal di satu gedung dengan Hanbin?"
gadis itu mengerjap. Hanbin? ahh...dia hampir lupa, DJ di kafe yang bertingkah semuanya sendiri itu dan juga namja pembuang sampah sembarang yang menggganggu lingkungan, Kim Hanbin.
Seolhyun mengangguk, mengiyakan. Memaksa Tablo menghembuskan napas dalam. Dari semua gedung kontrakkan yang ada di Seoul kenapa Seolhyun harus satu gedung dengan seorang Kim Hanbin?!
"kau pasti sangat tidak nyaman satu gedung dengannya kan? tapi setidaknya kamar kalian tid..."
"kami bersebelahan!"
Seolhyun dan Tablo sontak menoleh pada sumber suara yang menyahut ucapan Tablo. namja dengan garis wajah tajam itu, Kim Hanbin. menyeringai menampilkan ekspresi "aku mendengar semua apa yang kalian bicarakan!"
"apa itu benar Seolhyun-ah?"
Seolhyun mengangguk. astaga...apa yang harus Tablo katakan pada Yonghwa? Sepupunya dalam bahaya?! Sepupunya itu tertetanggaan dengan seorang Kim Hanbin, namja super playboy dengan aktivitas malam yang menyebalkan untuk telinga (miiiaaann ^^). Tablo harus minta Seolhyun untuk pindah kontrakkan mulai...
"tenang saja, aku tak tertarik dengan yoeja gila yang sudah mengambil stage ku!" tandas Hanbin. Matanya dingin hendak menyambar dan menelan mentah-mentah seorang Kim Seolhyun.
"kau yang menyerahkan stage mu padaku dasar tukang buang sampah sembarangan yang pemalas!"
"yak apa kau bilang huh?"
"yak yak yak...ck, benar kata Seolhyun. kau selalu saja datang terlambat kerja. sudahlah sekarang kau tampil sana atau aku akan memberikan posisi DJ kepada Seolhyun, se la ma nya!"
Hanbin mendesis, peringatan pada Seolhyun (kali ini aku melepaskanmu, tapi tidak untuk lain kali!)
***
Pagi yang cerah. Seolhyun bersiap untuk berangkat sekolah. Dia sudah menyiapkan jadwal belajar untuk murid barunya yang menyebalkan, Kim Myungsoo. mau bagaimana lagi Mr. Jung sudah memintanya untuk membantu.
gadis itu hendak mengunci pintu kamarnya. keadaan sekitar masih sangat sepi. maklum masih cukup pagi. dan...tumben sekali pintu kamar sebelahnya masih tertutup rapat. biasanya jam segini sudah ada adegan orang dewasa di depan pintu itu.
aiishh, itu bukan urusanmu Kim Seolhyun.
"kriing kringgi"
gadis itu merogoh tasnya dan mengeluarkan benda persegi yang mengeluarkan bunyi cukup nyaring itu. Tablo oppa menelponnya.
"nde oppa, ada apa?"
"Seolhyun-ah...maafkan aku, aku tak punya pilihan lain. namja itu sudah ku telpon berkali-kali tapi tak di angkat. Seolhyun-ah...bisakah kau bangunkan Hanbin? ada hal penting yang ingin aku sampaikan padanya"
Seolhyun mengamati pintu kamar sebelahnya beberapa lama mempertimbangkan apakah dia akan membantu Tablo apa pura-pura saja kalau dia sudah berada di sekolah. tapi...
"baiklah oppa, tunggu sebentar"
Seolhyun perlahan bergerak dan kemudian diam beberapa saat di depan pintu kamar Hanbin sebelum tangannya mengetuk pelan pintu itu. lalu mengetukkan sedikit keras. lalu menggedornya. lalu dia hampir mendobraknya saat tak ada tanda-tanda sahutan sama sekali. Mungkin penghuninya sedang berendam di tumpukan kaleng minuman.
"ckleek"
oh. pintunya terbuka. sepertinya namja itu lupa mengunci pintu. Perlahan Seolhyun melangkah masuk. kamarnya masih gelap hanya ada sedikit pantulan cahaya yang membantu Seolhyun melihat bagaimana berantakkannya isi ruangan itu. tepat seperti yang Seolhyun bayangkan kaleng minuman berserakkan di meja dan...sofa, tergeletak tubuh seorang namja yang menggigil.
Kim Hanbin. Dengan jelas Seolhyun dapat melihat (setelah dirinya hampir terpeleseta saat mencari saklar lampu) wajah pucat namja itu.
Dengan sangat pelan, antara takut dan terpaksa Seolhyun menyentuh kening Hanbin. damn! namja itu pasti keturunan dewa api. panas sekali.
"o..oppa, apa kau masih di sana?" ucap Seolhyun kembali terhubung dengan Tablo.
"nde, bagaimana? apa dia bisa bangun?"
"oppa, seperti namja pemalas itu sedang sakit. badannya panas sekali"
"ndeee?? benarkah? a...aku akan segera ke sana. gumawo Seolhyun-ah"
"klik"
Seolhyun menatap layar handphonenya takjub. Sepertinya Tablo benar-benar mengkuatirkan namja pemalas itu.
Hanbin masih memejamkan mata, dia semakin menggigil membuat Seolhyun mau tak mau mengedarkan pandangannya mencari selimut atau apapun itu untuk menutupi tubuh Hanbin.
Dia berhasil menemukan beberapa jaket dan juga satu selimut. semuanya dia pindahkan menutupi tubuh Hanbin. Namja dengan tubuh kecil itu kini seolah-olah sudah terkubur oleh tumpukkan kain. kasihan sekali dia.
Seolhyun kembali ke kamarnya dan beberapa menit kemudian dia kembali ke kamar Hanbin dengan handuk kecil dan mangkuk air hangat. menempelkkan handuk basah itu ke kening Hanbin membuat namja itu berhenti menggigil sejenak.
sekali lagi Seolhyun kembali ke kamarnya dan kini kembali dengan semangkuk bubur (ya meskipun itu bubur instan). heeeii...apa yang kau harapkan dari yoeja anak sekolah yang tinggal sendirian di kontrakkan huh?
"aku pasti sudah gila melakukan ini"
gumamnya sambil menuliskan note di atas kertas kecil pada namja itu untuk memakan buburnya.
Sekali lagi Seolhyun mengganti kompresnya sebelum matanya melirik jam tangan yang melingkar cantik dipergelangannya. damn! 5 menit lagi kelasnya mulai.
"wuuuussss"
Gadis itu melakukan sprint menuju ke sekolahnya.
TBC
"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
FanfictionDia... Bagaimana aku mengatakannya? dia sangat berbeda...gadis manis yang sangat menyukai permen dan lagu klasik. Salah satu pengunjung setia tokoku dan juga....ah aku terlalu cepat mengatakannya, hatiku... (Kim Jongin) Dia siswi pindahan. Cantik ta...