Part 29

85 9 4
                                    

"Myungsoo~ya kajja"

Ck. Myungsoo benar-benar kesal. Dia melihat Seolhyun sedang bicara pada namja lain di depan gerbang sepulang sekolah. Myungsoo tahu kalau itu adalah namja toko kaset yang ada di seberang sekolah. Myungsoo pernah beberapa kali melihat namja itu berbicara dengan Seolhyun. Tapi saat ini dirinya tak bisa berbuat banyak.

"Myungsoo~ya..."

Aish. Kenapa hari ini ibunya harus menjemputnya dan kenapa pula hari ini orang tuanya itu mengajaknya untuk makan malam bersama.

"nde omma"

Myungsoo mengepalkan tangannya erat sebelum akhirnya pasrah masuk ke dalam mobil. Matanya masih lekat menatap Seolhyun yang sedang berbicara dengan namja berjaket kulit itu. Bersaing dengan Hanbin sudah membuatnya kualahan dan dia tak ingin mendapatkan saingan baru.

"kau tak apa-apa Myungsoo~ya?" tanya ommanya Myungsoo yang melihat putranya sendu.

"nde omma, gwenchanayo"

"jadi kau akan mulai trainingnya besuk?" tanya Seolhyun pada namja di depannya itu, Kim Jongin. Namja itu mengangguk sambil mengulum senyum kecil untuk Seolhyun.

"yep dan aku ke sini untuk menagih janjimu padaku"

Seolhyun mengeriyitkan keningnya mencoba mengingat kembali janji apa yang sudah sembarangan dia ucapkan.

"kajja"

Seolhyun masih berusaha mengobrak-abrik memorinya untuk menemukan janji yang sembarangan dia ucapkan pada Jongin tapi namja itu sudah lebih dulu menarik tangannya. Mengikuti langkahnya menuju ke scooter berwarna coklat yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri sebelumnya.

"angkat dagumu sedikit" perintah Jongin yang mencoba memakaikan helm berwarna pink di kepala Seolhyun. Seolhyun yang masih mencoba mencerna apa yang terjadi hanya menuruti apa yang diucapkan oleh Jongin.

"yeppo" gumam Jongin. Bibirnya tersenyum melihat ke arah Seolhyun. Yup...gadis itu memang terlihat imut dalam balutan helm berwarna pink yang baru saja dipasangkan oleh Jongin.

"naiklah, pegangan yang erat ne"

"em" jawab Seolhyun singkat. Tangannya pelan memegang ujung kajet kulit yang dipakai Jongin membuat namja itu tersenyum. Gadis yang ada diboncengannya itu benar-benar membuatnya gemas. Apa gadis itu akan tetap seperti itu kalau nanti dirinya sudah menjadi idol terkenal? Ah...rasanya tidak toh nyatanya Seolhyun tetap dingin padanya disaat semua yoeja sudah tergila-gila padanya.

"lets go"

Seolhyun yang mulai menyadari apa yang baru saja terjadi (entahlah kenapa dirinya semakin lama berpikir) hendak memprotes kemana Jongin akan membawanya. Bibirnya hendak berucap namun semilir angin yang menerpa wajahnya menghentikan gerakkan bibirnya. Benar-benar damai. Sejuknya angin membuat tanpa sadar matanya terpejam menikmati sapaan lembut angin sore di kota Seoul. Setidaknya bisa sedikit membuat hatinya ringan setelah dia mendengar apa yang disampaikan oleh sepupunya Jung Yonghwa semalam lewat telpon.

"sudah sampai"

Berapa lama Seolhyu terbuai dalam hembusan angin sore kota Seoul? Dan sekarang dia ada dimana?

"ah...kenapa kita ke sini?" tanya Seolhyun sambil turun dari boncengan dan berusaha melepaskan helm dibantu oleh Jongin.

"tentu saja untuk menagih janjimu"

Oh please bisakah Jongin langsung saja mengatakan apa janji sembarangan yang daritadi diucapkan oleh Jongin?!

"permintaan. Kau sudah berjanji akan mengabulkan 1 permintaanku kalau aku berhasil lolos audisi dan sekarang aku akan mengatakan permintaanku padamu"

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang