Part 21 ~ Reason

121 15 2
                                    

"heehh"

Seolhyun menghembuskan napas dalam. Berusaha untuk menutup matanya namun sedari tadi dia belum juga bisa tertidur. Sibuk mengubah posisi tidurnya. Otaknya masih mengulang kembali adegan yang terjadi antara Hanbin dan Myungsoo.

Mata Seolhyun tepat bertemu pandang dengan Myungsoo. Apa yang dilakukan namja itu malam-malam begini di depan kontrakkannya? Tapi satu hal yang Seolhyun dapat pastikan kalau namja itu sedang menahan emosi.

"greepp"

Tangan Myungsoo secepat kilat sudah berhasil meraih pergelangan tangan Seolhyun membuat Seolhyun terperanjat begitu juga dengan Hanbin yang berada di samping Seolhyun.

"yak apa yang kau lakukan?!"

Seolhyun mengatupkan bibirnya, Hanbin sudah lebih dulu berteriak sambil berusaha menyingkirkan tangan Myungsoo dari tangan Seolhyun.

"bukan urusanmu! Minggir!" balas Myungsoo sambil kembali menarik tangan Seolhyun sebelum akhirnya

"buugg"

Sebuah pukulan cukup keras berhasil mendarat di wajah Myungsoo. Seolhyun tak menyangka Hanbin akan memukul Myungsoo seperti itu hingga genggaman tangan Myungsoo terlepas dari tangan Seolhyun.

"sudah aku bilang lepaskan tangannya!"

"buugg!"

Myungsoo membalas Hanbin dengan memukul wajahnya. Kalau saja Satpam tak segera datang dan melerai keduanya, entahlah Seolhyun tak ingin membayangkan lebih lanjut.

"heehh"

Sekali lagi Seolhyun menghembuskan napas dalam. Dia membenci keadaan ini. Benar-benar membuatnya tak nyaman. Rasa bersalah yang selama ini mengendap di dalam hatinya ketika orang tuanya meninggalkan kini kembali mengemuka. Dirinya menjadi penyebab kejadian malam ini terjadi.

***

Pagi yang cerah meskipun tak secerah kantong mata panda yang bertengger di mata Seolhyun. Dia benar-benar kesulitan tidur hingga hampir pagi dia baru terlelap karena kelelahan berkutat dengan berbagai macam pemikiran di otaknya.

"cklek"

Mata Seolhyun bertemu pandang dengan Hanbin yang baru saja keluar kamar. Ada luka lebam di sudut bibirnya akibat pukulan dari Myungsoo.

"aku baik-baik saja"

Seolhyun mengurungkan niatnya untuk menanyakan kondisi Hanbin setelah mendengar ucapan Hanbin lebih dulu.

"emm...baiklah, aku berangkat" ucap Seolhyun yang segera menghentikan langkah kakinya saat tangannya di raih oleh Hanbin.

"wae?"

"aku punya alasan memukulnya semalam" ucap Hanbin yang membuat Seolhyun menelan ludahnya susah. Meski Hanbin tak meneruskan ucapannya tapi Seolhyun bisa menebak apa atau lebih tepatnya siapa alasan Hanbin memukul Myungsoo. Dirinya.

"ah ne..a aku harus berangkat"

Pipinya terasa memanas, jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya. Damn! Semoga hal itu bukan karena Seolhyun kurang tidur semalaman.

"Seolhyunie...apa kabar?" sapa Sungjong sesaat setelah Seolhyun mendudukan diri di bangkunya.

"baik" jawabnya singkat. Bukannya tak sopan tapi itulah cara Seolhyun berinterkasi dengan teman sekolahnya kecuali dengan satu namja yang begitu menyebalkan yang entah sedari tadi Seolhyun belum juga melihat batang hidungnya, Kim Myungsoo.

"dia tidak masuk hari ini. Apa kau tahu apa yang terjadi?" sahut Jaejin sambil menatap menyelidik pada Seolhyun.

"nde?"

"Myungsoo sudah lama sekali tak berkelahi. Kalau sekarang dia lebam-lebam seperti itu pasti dia punya alasan yang kuat, mungkin kau tahu alasannya Seolhyunie?"

"yaakk...Jaejin-ah, jangan begitu" ucap Sungjong yang merasa tak enak dengan ucapan Jaejin pada Seolhyun.

"tak apa aku hanya bertanya siapa tahu saja teman sebangkumu ini tahu alasannya, bukankah begitu Seolhyunie?"

Damn! Ingin rasanya Seolhyun mencakar wajah menyebalkan namun begitu imut milik Jaejin tapi...kalau sampai Myungsoo tak masuk sekolah mungkin namja itu benar-benar sakit karena apa yang terjadi semalam. Kim Hanbin memukulnya dengan keras dan beberapa kali.

"selamat pagi anak-anak" Mr. Jung menyapa membuat semua siswa bergegas duduk manis di kursi masing-masing termasuk Jaejin. Tanpa sadar Seolhyun menghembuskan napas lega. Tapi...apa yang diucapkan oleh Jaejin mau tak mau menari-nari dipikirannya. Bagus! sekarang ada 2 namja yang sama-sama menjadikan dirinya sebagai alasan untuk berkelahi. Kenapa dirinya selalu menjadi alasan semua orang menderita.

***

"Seolhyunie"

"hai..."

sebuah wajah dengan senyuman lebar membuat Seolhyun melonjak kaget. Kim Jongin. Namja itu tiba-tiba saja berada di depan Seolhyun sambil menampilkan senyum lebarnya...yang manis.

"oh..hai"

"wea? Kau tak suka melihatku hum?"

Kim Jongin-ssi sepertinya kau harus terbiasa dengan reaksi datar dari seorang Kim Seolhyun apalagi ketika yoeja itu sedang dalam kondisi mood yang tidak begitu bagus.

"kau akan datang kan?" lanjut Jongin dengan ekspresi penuh harap sementara yang ditanya sedang berusaha keras untuk mencerna pertanyaan orang yang ada di depannya itu. dirinya pernah berjanji apa dengan Jongin?

"ahh..nde"

Jongin tersenyum mendengar jawaban super singkat Seolhyun.

"Seolhyunie...kalau aku berhasil lolos audisi itu, bolehkah aku minta satu hadiah darimu?"

Jongin berdiri tepat di depan Seolhyun dengan ekspresi wajah yang tiba-tiba serius membuat Seolhyun mengutuk dalam hati. Dia belum gajian dan dia baru saja bayar kontrakkan dan dia baru saja mengikat kontrak untuk membelikan hadiah pada Jongin.

"aku akan mengatakannya besuk jadi bersiap-siaplah aku pasti akan lolos audisi itu karena aku punya 1 alasan lagi kenapa aku harus lolos" ucap Jongin sambil mengulum senyum pada Seolhyun.


TBC

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang