#2

6.6K 598 32
                                    

Gadis itu berjalan dengan sedikit tergesa memasuki sebuah karaokean bar yang tampak terbilang cukup mewah. Langkah kakinya terlihat mungil karena hambatan dress minimnya yang membuatnya tak dapat bergerak dengan bebas menusuri anak tangga yang akan mengantarkannya ke suatu tempat untuk melaporkan absen perihal kehadiran dirinya. Gadis itu terlalu terburu-buru dan tergesa hingga membuat kakinya tanpa sengaja meninggalkan luka lecet yang begitu perih jika bersentuhan dengan hills tinggi berwarna merah yang ia kenakan.

"Park Chanyeol, sebaiknya kau pulang saja. Hari mulai larut. Kau tahu itu"

"Tidak. Aku akan memastikan bahwa kau baik-baik saja disini" ujar Chanyeol berucap dan mengikuti gadis tersebut dari belakang.

"Tenanglah, aku bisa menjaga diriku sendiri. Tak usah khawatir." ucap gadis tersebut membalasnya dengan sedikit terbata. Nafasnya menjadi tidak teratur sedari tadi karena ia berlari memasuki karaokean bar dengan tergesa. Tak ingin mendapat omelan dari pria tua dan potongan gaji yang tak ingin ia harapkan sama sekali jika itu terjadi.

"Kau keras kepala. Tuan Park"

"Ya ya ya. Aku tahu itu"

Gadis itu kini telah sampai di tempat yang menjadi tempat akhirnya. Gadis itu menghentikan langkahnya sejenak tak sengaja bertatap dengan wanita yang sama sepertinya tengah membawa sebuah nampan yang berisikan sebotol vodka dan gelasnya.

"Kau darimana saja Hyo-ya? Sebaiknya kau bergegas sebelum si pria tua datang dan menyerbumu dengan lidah tajamnya" ujar gadis tersebut memberitahu. Sementara Minhyo. Gadis itu hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun. Lebih memilih pergi dan memasuki sebuah ruangan untuk menyimpan barangnya dan mulai bekerja.

"Chanyeol-ah, sebaiknya kau ke bawah saja dan mengawasiku dari sana. Aku tak ingin pria tua itu tahu bahwa aku membawa seseorang kemari" ujar Minhyo berhenti sejenak tepat di depan pintu yang akan ia masuki nanti.

"Apakah harus seperti itu?" pertanyaan bodoh dari seorang pria bernama Park Chanyeol.

"Tentu saja bodoh." geram Minhyo sembari menatap tajam lawan bicaranya. Chanyeol hanya dapat meringis kesakitan merasakan bagian kepalanya yang sedikit berdenyut karena ulah gadis tersebut.

"Baiklah." setuju Chanyeol akhirnya dan bergegas setelah gadis tersebut berpamitan dan memasuki sebuah ruangan yang ia tak tahu apa itu. Pria itu melangkahkan kakinya menuju sebuah lift yang akan mengantarkannya ke lantai satu. Dimana terdapat sebuah bar yang cukup besar dan megah.

Park Chanyeol kemudian memilih suatu tempat yang menurutnya bisa menjangkau seluruh pandangannya pada penjuru bar yang cukup megah ini. Tempat yang berada paling ujung dimana hanya ia sendiri yang akhirnya mendudukan dirinya di sebuah kursi panjang. Memperhatikan seluruh penjuru ruangan tersebut, lampu yang berkelap-kelip membuat otaknya pusing, dan jangan lupakan tentang dentuman musik keras yang ingin membuat Chanyeol menyumbat lubang telinganya dengan menggunakan kapas setebal 5cm. Ia menatap lantai dansa yang berada di hadapannya dimana terdapat beberapa orang yang berkumpul dan meliukan tubuh mereka dengan menggunakan pakaian minimnya tanpa tahu malu dan sesekali berdansa dengan pasangannya secara mesra dan sedikit intim. Baiklah. Chanyeol lupa bahwa ia sedang berada di bar. Wajar saja jika semua orang berpakaian seperti itu dan menari layaknya cacing kepanasan. Ia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti ini. Awalnya ia tak sudi sekalipun menginjakan kakinya ke tempat terkutuk ini seujung jari pun. Tapi tekadnya yang memaksa demi keselamatan gadis yang begitu ia cintai. Shin Minhyo. Tentu saja gadis itu.

Pria itu menyipitkan matanya dan mempertajam pandangannya begitu ia menangkap siluet seseorang yang sangat di kenalnya. Tentu saja itu adalah Shin Minhyo. Gadis itu tengah mengantarkan sebotol minuman di atas sebuah nampan kepada seorang pria muda yang menurutnya tampan sama seperti dirinya. Beberapa orang yang berlalu lalang membuatnya harus memfokuskan matanya. Memperhatikan gadis itu dari jarak cukup jauh seperti ini benar-benar membuatnya sedikit kesulitan. Di tambah dentuman musik yang begitu keras karena sialnya ia tak dapat mendengar sedikitpun apa yang gadis itu bicarakan dengan pria di hadapannya. Terbesit rasa khawatir dalam diri Park Chanyeol. Sungguh. Ia begitu mengkhawatirkan gadis itu.

Bad Mommy?! [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang